🌟Part 52🌟

829 61 0
                                    

Setelah Api berhasil di padamkan,Ukhti meminta untuk Axel dan Teman-temannya untuk segera ke rumah Axel.Axel hanya terdiam,lalu menatap Ukhti dengan tatapan Kosong.Ukhti pun langsung menarik tangannya Axel,lalu mengajaknya masuk ke dalam Mobil.Axel pun hanya menurutinya,sambil menggendong Jihan.Ukhti pun bergegas masuk ke dalam Mobil,lalu melajukan mobilnya.Dalam perjalanan,Axel hanya terdiam.Disaat Jihan mengajaknya bicara,Axel tidak menjawabnya.Ukhti jadi Khawatir dengan Keadaan Axel,ia pasti Syok.Sebenarnya Ukhti juga merasakan apa yang dirasakan Axel,namun ia mencoba untuk menyembunyikannya.Sesampainya di Rumah Axel,keadaanya tidak jauh berbeda dengan Rumah Ukhti.Axel dan Ukhti lantas bergegas keluar dari Mobil,lalu melihat Rumahnya telah hangus terbakar.Tiba-tiba Axel jatuh terduduk,ketika melihat Rumahnya sudah tidak berbentuk.Ukhti dan teman-temannya mencoba untuk menyadarkan Axel,karena tatapannya sedari tadi Kosong.

"Istighfar...,Antum pasti bisa melewati ini semua." Ukhti mencoba menuntun Axel.

"Astagfirullah..." Suara Axel Semakin Parau.

Tiba-tiba Axel menangis,Ukhti kembali mencoba untuk menenangkan Axel.Sementara itu,Teman-teman Axel dan Ukhti hanya bisa terdiam.Ketika melihat,Fenomena Ketika Axel dan Ukhti sama-sama menghadapi Musibah yang sama.Tangisan Axel semakin menjadi,membuat Ukhti tidak pilihan lain.Akhirnya Ukhti memegang kedua pipi Axel,lalu ia meminta Axel untuk menatap Matanya.Dengan masih di iringi Isak Tangis,Axel menatap Ukhti.

"Antum tatap mata saya,Antum tenang dulu." Sahut Ukhti.

Axel hanya menatap Ukhti dengan Air mata yang masih mengalir deras dari Mata Axel.

"Saya tahu,Antum pasti shock dengan Kejadian seperti ini.Saya pun mengalami hal yang sama,Antum harus tenang.Jangan merasa Down dulu,Antum harus sabar dan Tabah menghadapi ini semua." Seru Ukhti,tiba-tiba menangis juga.

Ukhti menangis,ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa kesedihan atas kejadian yang ia alami.

"Saya pun kehilangan rumah juga." Tangisan Ukhti makin menjadi.

Axel pun terdiam,lalu menatap Ukhti yang menangis.Ukhti benar,ia tidak boleh merasa jatuh dengan kejadian ini.Axel tersadar,ini semua adalah Ujian dari Allah Swt.agar Axel diminta Sabar dan Tabah dalam melewati ini semua.Ketika Ukhti sedang menangis,Tiba-tiba Axel memberikan sebuah Sapu tangan kepada Ukhti.Ukhti itu menatap Axel,lalu menerima Sapu Tangan pemberian Axel.

"Ini mungkin yang dapat menguatkan hati Ukhti." Sahut Axel,sambil beranjak dari duduknya.

Ukhti pun ikut beranjak,lalu menyeka Air Matanya.Setelah menyeka Air Matanya,senyuman mulai berkembang dari Bibir Ukhti.Walau berat,Ukhti tetap berusaha Untuk tersenyum kepada Axel.

"Ukhti tak perlu risau,masalah tempat tinggal.Nanti saya akan carikan,hari ini saya akan mulai mencarinya." Seru Axel.

"Emmm,di tempatnya Adel ada tuh.Satu Apartemen yang ukurannya luas,Cukup untuk 3 orang.Ada di dekat Kampus Brawijaya,dekat Jalan Brawijaya No.V.Tapi ya itu,kalau mau beli harganya mahal banget." Saran Adel.

"Kalau boleh tau,harga Apartemen itu berapa ?" Tanya Axel.

"Sekitar 200 juta." Jawab Adel.

Mendengar harga segitu,teman-teman Axel dan Ukhti terkejut bukan main.Sementara Axel,ia hanya terdiam.

"Wuihh,gila si.Mehong abis,tempatnya kaum Borjuis secara." Sahut Azkia.

"Mahal dodol.Main ganti kosakata aja luh,gak cinta dengan bahasa sendiri." Seru Salsa,menasihati Azkia.

"Ya maap,namanya juga bahasa Jaman Now gitu lho.Ahh,gak seru kamu Sal" Azkia merajuk pada Salsa.

Semua tertawa ketika melihat Azkia merajuk.Walaupun Kakak kelas,Azkia tidak berbangga diri.Malah dia ingin sekali,bisa seangkatan dengan mereka kalau bisa.

Panggil Saja Ukhti (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang