49. Andrew

30 10 0
                                    

Bajingan.

Sejak ketahuan saat itu, Catherine sudah belajar untuk menutupi lokasinya. Aku sudah berusaha melacak nomor yang ia gunakan untuk meneleponku, tapi hasilnya menunjukkan ia sedang di Australia, di mana hal itu sangat tidak mungkin karena sidang Stenley belum ditutup jadi mereka tidak akan pergi ke luar negeri. Aku tidak tahu bagaimana mereka melakukannya, tapi mungkin melibatkan banyak uang dan ahli komputer handal. Tapi masih ada kemungkinan kalau mereka memang pergi ke Australia, sih, jadi aku tetap menyimpan alamat tersebut.

Setelah berusaha melacak nomor itu di laptop pribadi yang kusembunyikan di mobil, aku kembali ke panti asuhan. Aku langsung menuju ke kamar Bryan, namun anehnya aku tidak bisa menemukan Alice dimanapun. Mungkin ia masih mampir di suatu tempat, dan aku jelas tidak ingin berduaan dengan Bryan apalagi di saat seperti ini. Bocah itu cukup mengerikan kalau sampai mengendus kejanggalan. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kamarku dan beristirahat.

Tapi, aku terus dihantui dengan mimpi-mimpi buruk yang membuatku terjaga.

Apa jangan-jangan Alice diculik Jennifer? Atau yang lebih parah, oleh Bos sendiri?

Pemikiran itu membuat perasaanku tidak enak. Tapi jika sepenting ini, bukannya Bos seharusnya sudah menghubungiku untuk menculiknya? Apa jangan-jangan... Ia sengaja tidak mengatakannya padaku karena tahu perasaanku pada Alice? Tapi Catherine tidak mungkin membiarkan itu, sih. Kalau ia membocorkan perasaanku pada Alice ke Bos, sama saja ia berharap agar sahabat baiknya itu dilenyapkan.

Tapi apa si Psikopat itu betulan menganggapnya sebagai sahabat?

Jam masih menunjukkan pukul empat pagi. Tapi aku tidak mungkin kembali tidur saat pikiranku dipenuhi dengan bayangan Alice, yang masih belum pulih seutuhnya, ditangkap oleh geng Topeng Monyet untuk dicelakai. Aku harus pergi mencarinya. Setidaknya, dengan tahu keberadaannya, aku bisa lebih tenang.

Aku membuka pintu kamarku dan berjalan keluar.

Suasana asrama masih benar-benar sepi, bahkan belum ada anak lantai VIP yang menampakkan batang hidungnya. Aku berjalan naik menuju kamar Alice untuk sekadar memastikan ia tidak kembali ke kamarnya sendiri. Dan benar, ruangan itu kosong. Kakiku selanjutnya membawaku ke depan pintu kamar Bryan, namun aku mengurungkan niatku untuk mengetuknya setelah mengingat seandainya Alice memang ada di sana, mereka butuh lebih banyak istirahat.

Akhirnya aku menyerah dan kembali ke kamar.

Setahuku Alice tidak dekat dengan siapapun kecuali anggota IMS. Lagipula, tidak mungkin ia tiba-tiba menginap di kamar Gwen atau Rosaline. Tapi memang tidak menutup kemungkinan kalau Alice tiba-tiba ingin ber-ramah-tamah dengan mereka berdua, sih. Apalagi saat di rumah sakit, Alice sempat menghabiskan waktu berdua dengan Gwen di taman, meskipun ia kembali dengan wajah pucat pasi seperti habis melihat hantu. Mungkin sebaiknya aku menunggunya di sekolah, sekaligus menanyai anak-anak lainnya siapa tahu mereka tahu sesuatu mengenai keberadaan Alice.

***

"Alice nginep di kamar Jessica semalem. Sempet papasan sama gue kemarin," kata Joshua santai ketika aku menanyainya soal Alice. "Oh iya, dia juga nitip ke gue buat izin nggak masuk hari ini soalnya nggak enak badan. Gue udah ngomong Bryan, sih, tapi siapa tahu lo juga pingin tahu."

"Jessica? Temen sekelas lo itu?" tanyaku heran. "Sejak kapan mereka deket?"

Joshua mengedikkan bahu lalu menyahut santai, "Mana gue tahu, bukannya lo sama Bryan yang deket sama Alice? Gue nggak pernah terlalu kepo soal kehidupan pribadinya Alice, sih."

Entah kenapa aku tersinggung. Padahal, biasanya omongan bocah itu tidak pernah bernada menusuk. Tapi aku tidak ingin menambah masalah dan memilih untuk diam dan pergi dari hadapan Joshua. Aku sudah berjanji pada Alice untuk tidak membuat masalah internal dalam grup kecil-kecilan kami untuk tidak mengacaukan suasana. Lagipula, memulai masalah dengan Joshua adalah hal terkonyol sepanjang masa karena bocah itu ternyata lumayan mengerikan kalau marah.

[COMPLETED] Fall of the Last FortressWhere stories live. Discover now