MENGHINDARI PEMBAJAK

134 25 18
                                    

Beberapa hari ini, saya mendapatkan screen shot sebuah akun Instagram yang katanya bisa membungkam akun pembajak novel. Dia memberikan bukti berupa foto akun penjual e-book bajakan yang sudah dihapus.

Jujur saja saya merasa, usaha pemilik lapak ini layak diacungi jempol. Bagus sih, tapi kok sia-sia ya?

Gini deh, Temans. Tahu Gramedia Pustaka Utama kan? Penerbit senior yang sudah berdiri puluhan tahun dengan pendirinya bapak PK. Ojong yang merupakan wartawan dengan jaringan luas (termasuk polisi dan pejabat). Beliau saja tidak dapat memberantas pembajakan buku secara maksimal lho. Banyak banget buku terbitan GPU dibajak baik bentuk cetak maupun e-book dan dijual dengan harga teramat miring.

Penerbit besar sudah lebih dahulu bersatu padu melawan pembajakan, tetapi apakah sejauh ini berhasil?

Saya kasih artikel deh. Googling sendiri ya buat baca berita selengkapnya.

Menurut artikel itu, penanganan pembajak buku terganjal delik aduan, artinya penulislah yang harus turun tangan melapor ke polisi jika bukunya dibajak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menurut artikel itu, penanganan pembajak buku terganjal delik aduan, artinya penulislah yang harus turun tangan melapor ke polisi jika bukunya dibajak. Nah, apakah Temans tahu betapa lamanya membuat laporan polisi? Bisa seharian, bahkan berhari-hari. Inilah yang bikin Penulis mager. Mendingan waktunya dipakai buat nulis.

Lalu, reaksi polisi juga cenderung lembek. Baca ini deh.

Bayangin lho, penyitaan buku bajakan dilakukan secara negosiasi dan baik-baik, nggak kayak nyita narkoba yang tegas dan hajar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bayangin lho, penyitaan buku bajakan dilakukan secara negosiasi dan baik-baik, nggak kayak nyita narkoba yang tegas dan hajar. Ya gimana pembajak dan pedagang buku bajakan mau kapok coba?

Ini masalah buku cetak. Gimana dengan e-book? Oke, taruhlah saya jualan e-book bajakan di Instagram. Terus saya dilaporkan. Akun jualan saya dihapus. Apakah saya nggak bisa jualan lagi? Bikin akun baru atau pindah medsos untuk jualan misalnya.

Tentu bisa dong, bahkan sangat mudah. Tinggal bikin email baru, apa susahnya.

Jadi, gimana sih cara menghindari pembajakan? Saya pribadi sangat skeptis. Terutama kalau kamu penulis terkenal banget, maka siap-siaplah karyamu dibajak. Tapi, kamu bisa kok mempersempit peluang buku bajakanmu laku. Gimana caranya?

1. Buatlah PO buku dengan bonus tanda tangan asli kamu. Dengan begini, pembacamu bakal beli yang asli sebab nggak mau melewatkan tanda tanganmu.

2. Pilih platform menulis yang susah dibajak.

3. Jangan jadi penulis terkenal. Lho iya dong. Kalau kamu terkenal pastinya pembajak bakal milih menggandakan buku kamu. Makanya jadi penulis biasa aja. Tapi ya cuannya  nggak dapat banyak juga. Itulah risiko.

4. Jual buku asli dengan harga murah. Kalau perlu gratis ongkir. Pertanyaannya, apakah kamu berani kayak gini?

5. Jangan jualan e-book. Karena e-book sangat rentan dibajak.

Kalau saya sih, mendingan fokus nulis aja daripada mikir buku saya dibajak atau nggak. Seenggaknya saya sudah berusaha mencarikan rumah berupa platform yang baik. Saya juga nggak jualan e-book di play store karena rentan banget dibajak terus disebarkan tanpa sepengetahuan saya.

Apa kamu punya pendapat lain? Share dong di kolom komentar.

Write Without FearWhere stories live. Discover now