DITIPU PENERBIT

183 20 0
                                    

Beberapa minggu lalu, grup kepenulisan yang saya ikuti dihebohkan dengan postingan Twitter seorang penulis. Alkisah, ada seorang penulis yang membayar dan menyerahkan naskah ke sebuah penerbit indie. Akan tetapi setelah beberapa bulan ditunggu, tidak ada kabar maupun kejelasan dari pemilik penerbit. Saat dihubungi melalui chat, jawabannya berputar-putar tanpa kejelasan. Janji mau mengembalikan uang yang sudah dibayarkan pun hanya tinggal janji. Si penulis yang merasa menjadi korban lantas memilih curhat di Twitter sehingga mendapatkan berbagai tanggapan.

Ada yang pernah mengalami? Coba share sini.

Kejadian ini memprihatinkan saya. Sebab rupanya di luar sana, banyak penulis yang mengalami hal serupa. Ini dua contohnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di tengah serbuan platform digital menulis dan membaca, rupanya masih banyak yang mau bersusah payah mengirimkan naskah ke penerbit dan bercita-cita memeluk novel dalam bentuk cetak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di tengah serbuan platform digital menulis dan membaca, rupanya masih banyak yang mau bersusah payah mengirimkan naskah ke penerbit dan bercita-cita memeluk novel dalam bentuk cetak. Ini beberapa contohnya:

 Ini beberapa contohnya:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Temans, untuk kalian yang membaca tulisan ini dan punya teman yang masih ngebet menerbitkan tulisannya, tolong berikan chapter ini pada mereka yang belum memahami dunia penerbitan novel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Temans, untuk kalian yang membaca tulisan ini dan punya teman yang masih ngebet menerbitkan tulisannya, tolong berikan chapter ini pada mereka yang belum memahami dunia penerbitan novel.

TIPS MENERBITKAN NOVEL AGAR TIDAK DITIPU

1. TERBITKAN NOVEL HANYA KALAU KAMU SUDAH TERKENAL

Tolong, buka pikiran kamu untuk berpikir lebih luas lagi. Tanyakan pada diri kamu sendiri, "Apa tujuanku menerbitkan novel?"

Saya sudah sering membahas bagaimana agar naskahmu dilirik penerbit adalah dengan menjadi terkenal agar penerbit berebutan menerbitkan karya kamu.

Apakah kalau belum terkenal seorang penulis bisa menerbitkan novel di penerbit mayor yang gratisan?

Tentu saja bisa tetapi zaman sekarang kemungkinannya kecil. Kalaupun kamu belum terkenal tetapi nekat menerbitkan novel cetak maka bersiaplah sepi pembeli.

Saya punya teman, dia seorang penulis yang lumayan banyak pembacanya di Wattpad. Satu novel memiliki views lebih dari satu juta. Itu pun ketika novelnya diterbitkan, pembelinya nggak sampai 200.

Bayangkan kalau novel itu terbit di penerbit mayor yang sekali cetak antara 1K-2K eksemplar. Pasti penerbit tersebut mengalami kerugian. Mau dikemanakan sisa buku yang nggak laku? Hanya dua kemungkinannya, diobral atau dimusnahkan jadi bubur kertas.

2. COBA PLATFORM DIGITAL

Terkadang saya heran dengan penulis yang keukeuh banget nggak mau coba terbit di platform digital. Padahal royaltinya besar dibandingkan penerbit konvensional yang hanya 10-20%.

Cabaca memberikan 30%
Storial memberikan 30%
KBM memberikan 60%
Karyakarsa memberikan 90%

Untuk uji coba, publikasikan naskah kalian gratis dulu di Wattpad. Kenapa? Merasa nggak rela naskahmu dibaca gratisan?

Sekarang saya ajak kamu berpikir sebagai pembaca. Maukah kamu membeli novel karya penulis yang nggak kamu kenal dengan harga Rp. 80K ke atas?

Kalau saya, jujur saja males ya.

3. RAJIN PROMOSI DI SETIAP SOSIAL MEDIA DAN DUNIA NYATA

Ini salah satu penyakit penulis paling parah. Malas promosi entah kenapa. Genks, Indomie saja yang brand-nya sudah terkenal dari Sabang sampai Merauke, dari Asia, Eropa, Amerika, sampai Afrika, tetap promosi jor-joran setiap hari agar mereknya nggak dilupakan orang. Lalu apa alasannya kamu nggak mau promosi naskahmu?

Ada teman saya yang jujur aja dia belum terkenal sebagai penulis dan naskahnya diterima di penerbit mayor. Sebutlah namanya si A. Saat dia mengumumkan di grup chat penulis bahwa novel dia terbit, semua memberi selamat. Lalu datanglah penulis B yang bilang gini, "Aku salut sama A yang tanpa gembar-gembor berhasil menerbitkan naskah di penerbit mayor."

Saya baca chat itu jadi pengen ketawa tapi miris juga ya. Aneh sekali kalau penulis promosi naskah dianggap pamer atau sombong. Padahal nggak begitu.

Novel adalah produk. Ingat itu, produk. Sebagaimana kulkas, panci, mie instan, sabun, dll, maka kalau mau novel kita laku di pasaran, wajib promosi.

Kalau kamu aja malu sama novelmu, kenapa pengen orang lain membaca novelmu yang memalukan itu?

4. KUMPULKAN DUIT DARI MENERBITKAN NASKAH DI PLATFORM DIGITAL DAN DIRIKAN PENERBIT SENDIRI

Kalau takut jadi korban penipuan penerbit, ya bikin aja penerbit sendiri. Simpel kan? Permudahlah hidup ini, jangan dibikin pusing.






Write Without FearWhere stories live. Discover now