SPAM PROMO NOVEL CETAK

130 31 25
                                    

Saya ikut beberapa grup menulis, bukan hanya 1 tetapi banyak. Meskipun demikian, saya hanya aktif di 1 grup, sementara grup lain biasanya cukup scroll chat, malah saya baca pun terkadang tidak.

Pagi tadi, saya iseng baca beberapa grup menulis yang berdebu. Rupanya banyak penulis muda yang menerbitkan novel cetak. Penulis yang baru saja open PO ini melakukan hard selling yakni menawarkan barang secara langsung. Berhubung grup ini tidak aktif (dalam artian anggotanya banyak tapi tidak ada kegiatan), maka spam promo itu diabaikan oleh anggota lain.

Coba bayangkan, kalian penulis belum terkenal, sudah mengeluarkan dana untuk menerbitkan novel idaman di sebuah penerbit indie, berharap banyak yang beli, tapi ketika promo malah dikacangin.

Mungkin cuma dikacangin masih lebih baik daripada disahutin, "Buat aku bolehlah gratis 1."

Btw permintaan gratisan ini pernah saya alami ketika menjual novel cetak secara indie.

Apa sih yang mau saya bahas sekarang?

Yang mau saya bahas sekarang adalah ALASAN ORANG MEMBELI SEBUAH PRODUK.

Sesungguhnya hanya ada 2 alasan kita membeli produk yakni KEBUTUHAN FISIK dan KEBUTUHAN EMOSIONAL

Kita bahas dulu mengenai KEBUTUHAN FISIK.

Orang Indonesia membutuhkan minyak goreng. Kalian pasti ngikutin kan kasus kelangkaan minyak goreng yang sempat viral?

Barang yang menjadi kebutuhan fisik, sudah pasti dibeli. Nggak perlu ngiklan pun orang beli. Kalaupun ada orang beriklan, ini lebih disebabkan untuk menarik pembeli potensial datang ke tokonya.

Misal nih, kamu punya toko sembako yang jualan minyak goreng, beras, gula, dll. Ketika toko kamu sepi, bukan artinya nggak ada yang butuh barang kamu, tapi pembeli potensial itu sudah beli di toko lain.

Lalu gimana cara kamu membujuk pembeli datang ke toko kamu? Kasihlah penawaran menarik, misalnya diskon, atau suvenir piring cantik setiap beli 4 liter minyak goreng.

Namun cara ini tidak akan berguna diterapkan pada pembeli yang tidak butuh. Misalnya, kamu jualan minyak goreng ke orang yang lagi diet. Mau dikasih harga diskon pun nggak akan ngefek. Kecuali kalau kamu tawarkan beli minyak 10 liter hadiahnya Ferrari. Ya mungkin bisa aja sih.

Kita bahas novel. Apakah novel adalah kebutuhan fisik? Novel tidak memenuhi kebutuhan fisik. Apalagi kalau penulisnya nggak terkenal, maka novel jelas bukan kebutuhan. Siapa yang butuh baca novel dari penulis tidak terkenal?

Tetapi kamu bisa jadikan novel ini sebagai kebutuhan fisik. Misalnya gimana? Misalnya kamu dosen, kamu bilang sama mahasiswa, "Kalau mau lulus dengan nilai A, maka wajib beli novel saya. Kalau nggak beli, saya kasih C saja."

Kalau seperti ini maka mahasiwa tadi akan merasa novel kamu adalah sebuah kebutuhan fisik. Mereka merasa wajib membelinya kalau mau nilai A. Mereka takut kalau IPK jelek maka nggak diterima kerja, nggak dapat gaji, jadi pengangguran.

Ini contoh ya, kira-kira bisa dipahami kan?

Ketika kamu belum terkenal, bukan siapa-siapa, orang tidak butuh membaca karyamu, apa akibatnya jika spam promo novel? Percayalah nggak akan ada yang beli.

Kalaupun ada yang beli, biasanya adalah orang-orang yang membutuhkan kamu. Misalnya teman. Mereka membeli karena butuh menjaga hubungan baik bukan karena menyukai karyamu.

Berikutnya kita bahas mengenai KEBUTUHAN EMOSIONAL.

Kenapa orang kaya membeli Lamborghini bukannya bus? Harga bus lebih murah, muatnya lebih banyak, bisa bawa orang 1 RT, tapi orang kaya tetap lebih memilih beli Lamborghini. Tentu karena Lamborghini memenuhi kebutuhan emosional pembelinya.

Pemilik Lamborghini merasakan pride, kebanggaan, bisa mudah masuk ke lingkaran pengusaha sukses.

Kenapa kamu suka Jungkook? Tentu selain karena suaranya enak dan dance dia lincah, juga karena membantu kamu halu. Banyak penggemar Jungkook mengaku jadi pacar, istri, selingkuhan. Hayo ngaku. 😆😆😆😆😆

Menjual barang yang memenuhi kebutuhan emosional ini lebih asyik karena bisa mematok harga fantastis. Kalau emak-emak udah teriak karena harga minyak goreng mencapai Rp. 50 ribu, tapi nggak ada tuh yang teriak kalau BTS ngadain konser harga tiketnya Rp. 10 juta, malah rela nabung demi nonton BTS.

Ada nggak sih Jungkook spam ngiklan konsernya di grup chat? Nggak perlu. Cukup kasih pengumuman di Instagram resmi, saya jamin nggak sampai 1 jam tiketnya sudah habis.

Gimana dengan novel?

Jelas, novel termasuk produk kebutuhan emosional. Kalau pembaca sudah bucin sama kamu sebagai penulisnya atau bucin sama tokoh novel kamu, berapa pun harga jualnya akan dibeli.

Trust me, sebab saya sudah buktikan sendiri.

Dulu saat saya jualan Devils Inside, saya ingat harga jualnya Rp. 90K. Tokoh saya berhasil membuat pembaca bucin dan pengen punya pasangan seperti Randu.

Sebaliknya, novel saya yang sekarang tayang di sebuah platform, nggak usah saya sebutlah judulnya, kurang berhasil bikin pembaca bucin makanya kurang laris penjualannya.

1 novel saya di Cabaca yang judulnya Sexy Lingerie, bikin pembaca benar-benar terhanyut dengan konfliknya. Bukan karena bucin pada tokohnya, tapi karena gedek setengah mati.

Ketika saya tulis sekuelnya yakni Sexy Mistress, pembaca di KBM lumayan banyak. Ini adalah pembaca yang tidak sabar menunggu karma pelakor dan suami tukang selingkuh.

Yang lebih mengejutkan lagi, ketika saya jual di Karyakarsa seharga Rp. 120 ribu, ada yang beli padahal nggak ada bentuk fisiknya.

Untuk menjual Sexy Mistress, saya nggak spam jual di grup chat. Cuma kasih pengumuman di Wattpad dan promo di Instagram.

JADI GIMANA SIH BIAR NOVEL KITA LARIS?

Berhenti berpikir dengan spam barang jualan di grup chat maka akan ada orang yang beli novel kita, kecuali kalian akrab dengan setiap anggota grup tersebut

Bagikan contoh bab secara gratis. Tahu kan kenapa di supermarket kita sering menemukan mbak pramuniaga nawarin potongan nugget yang sudah digoreng? Tujuannya supaya kita mencicip.

Penulis yang berjaya di Karyakarsa kebanyakan adalah penulis Wattpad yang sudah menulis sekian lama secara gratis.

Penulis yang berjaya di KBM juga suka membagikan babnya secara gratis di Facebook.

Content is king, marketing is queen.

Untuk membuat orang mau membeli novel kamu, maka rancanglah cerita yang seru dengan tokoh-tokoh yang berkarakter kuat dan mudah diingat. Pada akhirnya kita akan dikenal karena isi karya kita.

Manfaatkan media sosial untuk memasarkan novel kamu. Tapi, berhentilah menebar spam.

Saya duluuuuuuu pernah ditendang dari sebuah grup karena spam promo novel saya dianggap mengganggu. Makanya sekarang tobat dan saya kasih tahu ke kalian biar nggak mengalami hal serupa.


Write Without FearWhere stories live. Discover now