KABAR BAHAGIA

213 31 0
                                    

Pada bulan Mei dan Juni 2021 kemarin, saya mendapat kabar bahagia dari 2 rekan penulis. Yang satu mendapat gelar KBM bronze yang artinya punya akumulasi pendapatan Rp. 10 juta, sementara yang satu lagi menjadi KBM Star dengan akumulasi penghasilan Rp. 5 juta.

Bonus cuan di platform ini tentunya menjadi angin segar bagi penulis. Kita bisa banget sejahtera dengan mengandalkan profesi ini. Platform memberikan royalty 30-90%, luar biasa nggak tuh?

Tadi saya baca postingan ini:

Melalui postingan ini, saya mau ajak Temans untuk menyelami sedikit dunia penerbitan mayor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Melalui postingan ini, saya mau ajak Temans untuk menyelami sedikit dunia penerbitan mayor. Mungkin Temans sempat baca curhatan dan makian Tere Liye karena pembacanya pada beli buku bajakan sementara penulis penerbit mayor dapat royalti tuh keciiiiiiiilllll banget, hanya sekitar 10%. Tere Liye merasa rugi banget.

Dari omelannya, banyak banget Penulis senasib yang mendukung. Begini Zheyenk, sampai kapan pun, pembajakan tidak akan pernah berhenti. Mau kita perangi sampai nungging pun percuma.

Lagian, plis lah jangan sok suci. Pernahkah kamu nonton drakor di telegram atau DVD bajakan? Hei, yang kamu tonton itu juga bajakan. Pernahkah kamu beli buku kuliah murah di toko buku kecil atau bahkan memfotokopi buku? Itu juga bajakan. Saya yakin semua penulis pernah melakukannya. Kita semua suka pakai barang bajakan. So, di luar sana pun banyak pembaca seperti kita yang maunya beli murah bahkan gratisan.

Sebagai penulis, gimana dong biar nggak rugi-rugi amat? Yuk nulis di platform! Royalty antara 10-90%.

"Tapi Kak, aku pengen terbit mayor biar bukuku dipajang di rak toko buku."

Saya mau berbagi kisah sama Temans,  saya bareng teman-teman jurusan Romance The WWG pernah menerbitkan karya di penerbit mayor, judulnya Cinta Androfobia. Apakah buku itu terbit cetak? Tidak. Cuma dijual e-book saja di Gramedia Digital.

Jadi, penerbit mayor pun sekarang nggak sembarangan cetak semua buku untuk dipajang di toko buku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi, penerbit mayor pun sekarang nggak sembarangan cetak semua buku untuk dipajang di toko buku. Lihat aja tuh fotonya. Toko buku minta bagian 40%. Tentu penerbit lumayan tercekik dengan persentase. Kalau dulu penerbit mayor iya-iya saja diminta segitu karena tidak ada cara lain memasarkan buku. Sekarang, zaman sudah canggih. Jualan bisa melalui internet.

Bahkan teman saya yang Penulis terkenal dan sudah beberapa kali terbit mayor pun harus menerima kenyataan bahwa bukunya yang terbit di penerbit mayor tidak masuk toko buku offline.

But yeah, ada penulis yang masih memilih prestise karena berpikir terbit mayor itu sangat bergengsi. Itu hak mereka sepenuhnya. Cuma, jangan kecewa saja nanti jika ada fakta-fakta yang tidak sesuai perkiraan.

Buat kamu yang ditolak penerbit mayor, terus berjuang meraihnya atau kamu bisa mengubah mimpimu dengan mendulang cuan di platform.

Write Without FearWhere stories live. Discover now