DOSA JARIYAH

405 62 24
                                    

Saya suka jalan-jalan ke Facebook grup menulis. Saya juga bergabung dengan banyak grup menulis. Saya juga membaca banyak work di Wattpad yang menghujat satu jenis tulisan ini:

PORN

PORN WITHOUT PLOT (PwP)

Katanya menulis cerita sejenis ini menghasilkan dosa jariyah.

Sebelum kamu angguk-angguk setuju dan menghakimi para penulis porn, coba kamu pikir deh, apakah kamu ikut berdosa atau nggak?

Mungkin kamu sebagai penulis teen fiction, thriller, romance, fantasy, akan kompak menjawab, "Tidak, kami tidak berdosa karena tulisan kami tidak mengandung lendir dan tidak mengundang syahwat."

Eits, tunggu dulu. Kalau kamu malas promo dan branding kamu jelek, maka kamu termasuk melakukan dosa. Kok bisa?

Gini ceritanya.

Beberapa hari yang lalu, saya mau membantu seorang teman untuk masuk ke sebuah platform yang lagi naik daun. Royalty platform ini terbilang tinggi kalau dibandingkan penerbit konvensional, mencapai 30%.

Sebelum memasukkan naskah teman yang genrenya teen fiction itu, saya tanya dulu sama editornya.

"Mbak, nerima naskah teen fiction nggak?" tanya saya.

Tahu Mbak editor jawab apa? Gini katanya, "Nggak, Bell. Teenfic lagi sepi peminatnya."

Waktu saya bilang mau mengajukan naskah baru, editor terang-terangan mewanti-wanti, "Tetap ada adegan 18+ juga sih wajib."

Miris membacanya?

Meskipun saya penulis adult romance dan cerita saya mengandung bab ena-ena, tapi saya syok membacanya. Masa iya nanti platform cuma menyediakan bacaan mature content saja, nggak ada teenfic, thriller, science fiction, fantasy, comedy?

Mau jadi apa generasi muda kita kalau nggak ada bacaan yang beragam dan berkualitas? Tahu nggak kamu kenapa saya menyelipkan adegan ena-ena dalam cerita saya? Supaya pembaca mau membaca. Meskipun sebenernya Devils Inside itu berisi perjuangan pengacara dan banyak prosedur hukum, saya tetap masukin bumbu ena-ena, karena saya yakin kalau orang Indonesia dicekoki novel hukum ala John Grisham juga nggak bakalan mau baca.

Sampai segitunya ya usaha untuk bikin orang Indonesia ini mau membaca. Mesti dirangsang dulu pakai bacaan yang mengandung dosa. Sedih kan?

Terus, kenapa saya bilang kalau kamu malas promo, branding kamu jelek, maka kamu termasuk berdosa? Iya jelas. Meskipun kamu penulis teen fiction, fantasy, comedy, thriller, atau novel lain tanpa adegan seks, kamu tetap berdosa kalau kamu tidak promo.

Gini ya, Temans. Platform membaca juga punya karyawan yang harus digaji. Mereka mengeluarkan biaya operasional seperti listrik dan biaya untuk pengelolaan aplikasi. Tanpa duit, dari mana mereka membiayai itu semua, sedangkan per bulan pengeluaran mereka bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta?

Kamu mau jawab, "Ya itu bukan tanggung jawab saya. Urusan saya tuh cuma nulis. Titik!"

Nah kamu tahu dong apa itu efek domino? Satu tindakan yang kamu lakukan maka efeknya akan merembet pada hal lain. Begitu pula keegoisan seorang penulis yang nggak mau mikirin cara biar tulisannya dibaca.

Kalau kamu menghujat para penulis porn, seharusnya kamu mengusahakan cara biar pembaca nggak baca porn lagi. Coba kamu promosikan karyamu, bikin supaya terkenal. Misalnya kamu nulis teen fiction, promo lah ke mana-mana sampai karyamu meledak, biar apa? Biar platform menulis mau nerima karya teen fiction lainnya. Platform menulis pun akan bahagia mendapatkan pemasukan dari mempublikasi novel bergenre teen fiction.

Jangan cuma menghujat tapi kamu juga nggak berusaha bikin karya kamu laris.

Terus gimana lagi?

Apresiasi penulis non mature dengan membeli karya mereka yang berbayar. Jangan pelit mengeluarkan uang kalau kamu sungguh peduli, kalau kamu nggak mau adik atau anakmu teracuni oleh bacaan dewasa.

Ingat ini:
Untuk memperoleh sesuatu yang baik, maka kita harus siap berkorban.

Nggak bisa lah kamu cuma menghujat sana-sini, mencela penulis porn, tapi kamu juga nggak melakukan apa-apa untuk mendukung penulis lain yang menulis hal-hal bermanfaat. Kamu sibuk me-report cerita panas biar hilang, eh besoknya muncul lagi malah lebih panas dan muncul di berbagai platform bagai cendawan di musim hujan.

Kesal?

Iya pasti kesal dong.

Makanya rajin-rajinlah promo tulisanmu sendiri biar meledak, biar platform juga mikir, "Kami menayangkan cerita teenfic yang santun, fantasy, komedi, religi, misteri, juga laku kok. Nggak perlu menayangkan tulisan ena-ena."

Gitu loh.

Bantu temanmu sesama penulis remaja supaya laris juga. Kalau kita egois, cuma mikirin diri kita sendiri, maka yang merasakan dampak bukan cuma kita lho.

Akibat penulis teenfic yang malas promo di platform tempat saya bernaung, akibatnya pembaca teenfic turun drastis. Novel teenfic tidak laku di sana. Akibatnya apa coba? Ya itu tadi, platform jadi menolak menerima naskah buat remaja. Terus yang rugi siapa? Ya tentu penulis remaja lain, generasi muda karena kehilangan bacaan yang sesuai umur, dan juga kamu sendiri.

Yuk lah, kita saling bantu. Stop berpikir tugas penulis cukup menulis karya bagus doang. Stop malu-malu promo karya. Mulai bantu temanmu, beli karya mereka, bantu ulas di media sosial biar pembaca juga tahu ada tulisan bagus tanpa adegan seks.



Write Without FearWhere stories live. Discover now