7 HAL YANG BIKIN KAMU GAGAL PECAH TELOR DI PLATFORM

175 31 21
                                    

Teman-teman penulis banyak yang galau dan DM saya, menanyakan kenapa novelnya di platform berbayar nggak ada yang beli, padahal menurut dia, banyak penulis lain yang kayaknya tulisannya biasa aja tapi gampang banget pembaca ngeluarin duit buat beli karyanya. Daripada saya jawab satu per satu mendingan saya jawab sekaligus saja di sini ya.

1. TULISAN KAMU KEBANYAKAN CERAMAH

Banyak penulis yang sangking ambisnya pengen bikin karya yang bermanfaat jadi nguliahin pembaca. Novelnya penuh pesan moral dan petuah-petuah.

Saya ingatkan: Jangan cosplay jadi nabi karena kamu punya banyak dosa.

Kalaupun mau ceramah, gunakan cara halus dan tidak langsung.

2. NOVEL KAMU KEBANYAKAN RISET

Ya, saya tahu terkadang kita muak baca cerita Cinderella Story. Dulu saya juga muak. Tetapi kebanyakan pembaca novel adalah perempuan yang sudah lelah dengan kenyataan pahit hidup. Jadi, kasihlah pembacamu hiburan.

Riset tetap perlu, tapi hindari menjejali pembaca dengan fakta-fakta. Masukkan hasil risetmu secara luwes.

3. GENRE KAMU TIDAK COCOK UNTUK PEREMPUAN

Seperti yang saya katakan, pembaca novel kebanyakan adalah kaum hawa, jadi tulislah novel yang cocok untuk perempuan.

Saya bagikan data dari Karyakarsa:

Tahu kan kenapa genre fantasy, thriller, atau action bakal susah banget dapat pembaca yang rela merogoh kocek untuk membayar? Alasannya karena genre tersebut tidak sesuai untuk perempuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tahu kan kenapa genre fantasy, thriller, atau action bakal susah banget dapat pembaca yang rela merogoh kocek untuk membayar? Alasannya karena genre tersebut tidak sesuai untuk perempuan.

Bisa nggak sih genre action misalnya dapat pembaca? Bisa asal digabung dengan genre romance. Misalnya kisah cinta bodyguard dengan putri presiden.

4. TULISAN KAMU TERLALU ANTI MAINSTREAM

Kamu menulis romance tapi romance seorang saintis sama alien. Karya ini bisa laris di luar negeri, tetapi belum tentu di Indonesia bisa laris.

Jadi boleh nggak nulis tema anti mainstream? Boleh aja asal kamu sanggup kerja keras meyakinkan pembaca untuk menikmati karyamu dan pastinya lebih susah. Apakah kamu punya cukup kesabaran atau malah berakhir dengan keputus asaan?

5. KAMU KURANG PROMOSI

Promosi bukan hanya sebar link ke grup chat yang isinya Penulis lho ya. Promosi bisa dengan cara bikin konten di medsos, baik banner atau potongan cerita seperti Simple Man waktu bikin cuitan KKN di Desa Penari.

6. KAMU MENGIKUTI SARAN YANG TIDAK MONEY ORIENTED

Kenapa sih kamu pengen banget karyamu pecah telor di platform berbayar? Tentu alasannya karena duit kan. Kamu pengen duit. Kalau nggak pengen duit, buat apa publikasi karya di platform berbayar? Publish aja di platform gratisan.

Makanya stop munafik, lain di mulut, lain di hati, lain di perbuatan.

Banyak yang bilang gini,

"Saya mau menulis untuk menebar kebaikan."

"Saya mau menulis bukan demi uang tapi untuk menuangkan uneg-uneg."

"Jangan mau nulis disetir pembaca."

Kalau kamu menolak duit, artinya kamu mengusir duit datang ke dalam kehidupanmu. Kamu mau dijauhi uang? Ya kalau mau silakan saja.

Temans, saya nggak bosan bilang bahwa ketika kita ingin uang artinya kita harus berperan sebagai penjual atau pedagang. Pedagang yang baik hanya menjual barang yang dibutuhkan konsumennya.

Kalau kamu mau menjual barang yang nggak dibutuhkan masyarakat, maka kamu harus bersiap mendidik masyarakat untuk membutuhkan barang jualanmu.

Contohnya dulu Nokia bikin iklan yang memantik kesadaran calon konsumen bahwa mereka membutuhkan ponsel.

Pertanyaannya, apa kamu sanggup mengeluarkan dana miliran untuk mengedukasi masyarakat agar mereka merasa butuh membaca karyamu?

7. KAMU TERLALU TAKUT KELUAR DARI ZONA NYAMAN

Misalnya ada project yang mengajak menulis romance 21+, kamu yang biasa nulis fantasi petualangan nggak mau coba dengan berbagai alasan. Padahal kamu tahu pembaca sangat suka membaca romance 21+.

Apakah salah kamu menolak?

Nggak ada yang salah kok. Hidup ini adalah hidupmu. Jadi kamu yang atur sendiri.

Tapi apakah salah kalau pembaca nggak mau mampir ke tulisanmu yang fantasi petualangan?

Nggak salah juga.

Ibaratkan pembacamu adalah kupu-kupu dan kamu penjual es cendol. Apakah bisa memikat kupu-kupu untuk minum es cendol?

Silakan pikirkan sendiri.



Write Without FearWhere stories live. Discover now