RISET BIKIN MUMET

475 75 52
                                    

Salah satu hal yang bikin sebuah novel dibaca banyak orang, selain karena alur dan konfliknya adalah karena membuka mata pembaca akan hal baru.

Yup. Hal baru. Makanya penulis sebisa mungkin menyuguhkan hal baru dalam novelnya.

Bukan hal yang benar-benar baru, tetapi setidaknya membuka wawasan, menjadikan pembaca tahu.

Contoh novel yang selalu membuka wawasan saya adalah karya Tere Liye. Setiap novelnya yang saya baca selalu mind blowing. Misalnya dalam Tentang Kamu, saya jadi tahu bahwa kalau seorang pewaris yang tinggal di Inggris nggak punya ahli waris, maka hartanya akan diambil alih kerajaan. Dalam Rindu beda lagi, saya jadi tahu bagaimana orang zaman dulu menunaikan ibadah haji. Dan betapa toleransinya umat Kristen Belanda pada umat Muslim yang meskipun berbeda agama tetap memberangkatkan dan memberi fasilitas naik haji.

Dalam Aroma Karsa karya Dee Lestari, saya akhirnya tahu bagaimana situasi TPA Bantar Gebang, tahu dunia parfum, tahu soal Gunung Lawu secara detail.

Tentu saja hal-hal yang saya sebut di atas bukanlah hal yang baru. Para pemulung di Bantar Gebang sudah belasan mungkin puluhan tahun tinggal di sana, tetapi hanya Dee Lestari yang mengangkatnya menjadi demikian memikat.

Semua hal keren yang membuat pembaca terperangah itu hanya bisa terwujud melalui satu kata: RISET.

Apakah novel Wattpad yang best seller juga mengedepankan riset? Jelas, meskipun saya lihat risetnya belum sedalam novel yang karya penulis Non Wattpad.

Tahu cerita 'Progressnya Berapa Persen' karya Levitt1806 ? Yap, cerita itu laris di Wattpad dan diangkat menjadi novel karena risetnya juga soal dunia konstruksi.

Bagaimana agar novelmu penuh informasi menarik tapi tetap bisa dibaca santuy dan nggak bikin otak pembaca melepuh?

Riset Sebanyaknya, Gunakan Seperlunya

Kalau kamu membuat cerita soal CEO di Indonesia, risetlah banyak hal soal apa itu CEO, apa bedanya dengan direktur, apa bedanya dengan pemegang saham, apa bedanya dengan pendiri perusahaan, apa tugasnya, bagaimana dia diangkat, bagaimana bisa diberhentikan.

Ini penting banget karena dari riset pekerjaan kamu bisa membuat karakter tokoh yang memikat dan alur yang cantik.

Misalnya kamu tahu ternyata CEO dianggap sama dengan Direktur Utama dan bisa diberhentikan melalui Rapat Umum Pemegang Saham, kira-kira konflik apakah yang bisa kamu buat?

Tapi, jangan kamu tumpahkan seluruh hasil riset dalam tulisan kamu. Ceritakan saja sedikit demi sedikit sesuai keperluan.

Usahakan Tidak Terlalu Banyak Menyebut Istilah Aneh atau Lokasi yang Tidak Familiar

Misalnya dalam novel Karmila karya Marga T yang duluuuuuu.... Tahun 1970-an juga best seller, diadaptasi menjadi film serta sinetron, tokohnya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran.

Di awal bab, nggak ada istilah kedokteran. Kalau pun ada hanya satu atau dua nama obat.

Pertangahan novel mulailah dibahas sedikit demi sedikit pekerjaan Karmila itu. Istilah kedokteran mulai banyak dibahas, tetapi nggak sampai detail.

Bungkus Riset dengan Humor atau Narasi Baper

♥ Bungkus Riset dengan Humor atau Narasi Baper

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Toga dalam bab ini bukan toga wisuda loh ya. Tetapi toga Advokat yang dipakai untuk sidang pidana dan di Mahmakah Konstitusi seperti ini. Foto saya ambil dari Instagram ryanmuhammad90.

Saya membungkusnya dengan dialog sedikit mesum

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Saya membungkusnya dengan dialog sedikit mesum. Yah karena saya sadar sesadar-sadarnya bahwa yang baca novel bukan hanya anak hukum. Kalaupun yang baca adalah anak hukum, mereka sedang mencari hiburan, bukan kuliah tambahan.

Coba bayangkan kalau saya tulis begini,

Randu mengenakan toga hitam khusus untuk sidang pidana. Untuk sidang perdata dan perkara tata usaha negara, para advokat tidak perlu mengenakan toga.

Bah, pasti membosankan sekali. Sebagai penulis kita wajib banget rendah hati. Usahakan nggak 'keminter' atau pengen kelihatan pinter.

Hilangkan Perasaan Sombong atau Merasa Paling Tahu

Kalau kamu membuat tokoh seorang arsitek yang kemudian menjelaskan banyak hal mengenai dunia arsitektur karena sudah merasa riset, jangan sampai kamu merasa: Oh ini udah pasti bener.

Di luar sana, banyak arsitek beneran yang sudah pasti lebih tahu dari kamu. Dan, sekalipun kamu arsitek beneran, banyak yang lebih senior daripada kamu.

Kalau ada yang mengkritik, tanggapi dengan tenang. Perbaikilah. Nggak usah ngegas dan buat drama yang tidak perlu.

Write Without FearDonde viven las historias. Descúbrelo ahora