CHARACTER DRIVEN STORY

168 33 7
                                    

Banyak banget cerita di Wattpad yang termasuk ke dalam character driven story. Genre yang bisa memakai teknik ini di antaranya adalah romance dan teen fiction. Sedangkan fantasi dan historical fiction menggunakan gabungan character driven dan plot driven.

Character driven story adalah cerita yang digerakkan oleh karakter para tokoh dalam cerita. Gimana cirinya? Apa kelebihan dan kekurangannya? Gimana cara menulisnya? Yuk kita bahas.

CIRI CHARACTER DRIVEN STORY

1. Menggunakan POV 1

Memang, cerita yang menggunakan POV 3 seperti Harry Potter, bisa berarti campuran antara character driven dan plot driven story. Bahkan, ada juga cerita yang menggunakan POV 3 adalah character driven story. Tetapi, cerita yang menggunakan POV 1 seperti Twilight series atau The Fault in Our Star, dapat dikategorikan sebagai character driven story.

Mengapa?

Sebab POV 1 memungkinkan penulis menjiwai pemikiran, perasaan, dan keresahan tokoh utama. Bahkan cerita bergerak karena pilihan-pilihan yang dibuat tokoh utama.

2. Latar Belakang Tokoh yang Jelas

Seperti pada Twilight, kita tahu Bella Swan anak siapa, orang tuanya kerja apa, bahkan tahu neneknya bernama Mary. Kita tahu teman-teman di sekitarnya, makanan favoritnya, sekolahnya, dia cinta sama siapa, ketidak pedean dia, pertentangan batinnya, kebiasaannya, semua tentang Bella Swan lah.

3. Plot Cerita Digerakkan oleh Tokoh Utama

Kenapa pada akhirnya Bella dan Edward bersatu? Sebab Bella mengambil keputusan untuk menyusul Edward ke Italia, bukannya bersama Jacob. Kenapa Reneesmee lahir ke dunia? Sebab Bella memutuskan mempertahankannya, bukan menggugurkan.

Dalam cerita romance, banyak banget cerita yang bergulir karena tokoh utamannya memilih melakukan A, bukannya B.

KELEBIHAN CHARACTER DRIVEN STORY

1. Pembaca Dekat dengan Tokoh

Ada yang bilang bahwa Bella Swan sangatlah Mary Sue. Istilah Mary Sue dipakai ketika karakter dalam cerita digambarkan sempurna. Cantik, cerdas, populer, baik hati dan pemberani. Sesungguhnya Mary Sue adalah gambaran penulisnya sendiri tapi dalam versi yang lebih baik.

Contohnya, si penulis adalah wanita pemalu yang gagal dalam asmara. Lalu si penulis membuat tokoh wanita pemalu yang tiba-tiba menjadi populer, berhasil dalam asmara bahkan dikejar-kejar lawan jenis (mirip Bella Swan).

Namun karena Twilight memakai POV 1, maka pembaca jadi tahu kegundahannya, pemikirannya, isi hatinya. Hal inilah yang bikin pembaca jadi merasa dekat dengan Bella Swan.

2. Plot yang Sederhana

Kebanyakan alur cerita character driven cukup sederhana. Secara garis besar hanya cowok ketemu cewek, mereka jatuh cinta tetapi ada halangan yang tidak terlalu berat untuk mempersatukan, pada akhirnya mereka pun bersatu.

Atau seperti The Fault in Our Stars, si tokoh utama sakit kanker, terus mau menemui idolanya. Udah kan gitu doang.

Coba Temans bandingkan dengan alur plot driven yang ruwet, harus memperhatikan detail dan printilan.

Dengan memilih character driven, penulis tidak repot meriset banyak hal. Bahkan halu pun bisa, sebagaimana novel teen fiction maupun romance yang bercerita tentang pilot ngejar-ngejar anak SMA untuk dijadikan istri tanpa diperlihatkan bahwa si pilot punya kerjaan. Atau CEO yang ngejar-ngejar cewek seperti di 50 Shades of Grey tanpa memperlihatkan apa sih kesibukan seorang CEO? Apa perusahaannya nggak bangkrut tuh kalau bosnya ngejar cewek doang?

Sangat cocok untuk pembaca yang butuh buku sebagai hiburan, bukan buat mikir.

3. Banyak Kalimat yang Bisa Dikutip

Coba baca Dilan. Jelas banget novelnya mengandalkan karakter alias character driven. Cari quotes ngebaperin, baik yang diucapkan Dilan maupun Milea. Banyak banget bertebaran sepanjang isi buku.

Pembaca bakal senang banget kalau menemukan quotes menancap di hati.

KEKURANGAN CHARACTER DRIVEN STORY

1. Adegan Kurang 'Kaya'

Alur berkisar pada adegan makan, tidur, jalan-jalan yang diulang-ulang. Terkadang saya suka skip baca beberapa novel romance karena terlalu membosankan. Kayaknya gitu-gitu doang deh diulang-ulang.

2. Terkadang Mengabaikan Riset

Oke, hal paling aneh dalam Twilight adalah, katanya tubuh vampir itu keras. Saking keras dan kakunya, maka pisau pun nggak bisa menancap di kulit. Vampir cewek nggak bisa hamil karena perut bakalan menggelembung, sedangkan vampir nggak bisa menggelembung. Tapi, gimana ceritanya si Edward bisa ena-ena sama Bella? Bukankah saat penis ereksi akan bertambah besar dan tegang? Ya inilah plot hole yang sangat sering terjadi pada novel character driven.

Kenapa pembaca tidak ambil pusing? Karena sudah telanjur jatuh cinta pada tokohnya. Malah mereka senang Edward bisa punya anak. Kalau menuruti logika, harusnya nggak bisa kan.

HOW TO WRITE CHARACTER DRIVEN STORY?

1. Merancang Character Plan Sedetail Mungkin

Agar pembaca terhubung secara emosional dengan para tokoh, maka buatlah ciri fisik, kebiasaan, kegundahan, rasa insecure, agama, pemikiran, keinginan, dan segala yang berhubungan dengan tokoh serinci mungkin.

2. Kembangkan Latar Belakang Tokoh dan Apa Keinginan Terpendamnya

Dalam Twilight, kita tahu Edward Cullen hidup pada awal abad 20 yang mana orangnya lebih puritan. Makanya dia nggak mau berhubungan seks sebelum menikah.

Keinginan tokohnya pun jelas. Bella Swan pengen banget bersatu dengan Edward dan jadi vampir.

3. Ciptakan Konflik dari Dalam Tokoh

Konflik pada character driven story berasal dari dalam diri para tokohnya. Misalnya, bagaimana Bella Swan yang manusia ingin bersatu dengan Edward Cullen yang vampir. Kalau Bella Swan tidak punya keinginan itu, tentunya tidak jadi konflik.

Rasa insecure Bella Swan terhadap pertambahan usia juga dibahas, yang mana hal ini menambah rumit konfliknya.

💋💋💋💋💋

Ini dulu yang bisa saya bagikan mengenai plot driven dan character driven. Gimana? Temans setuju atau nggak? Kalau ada pendapat lain, share di kolom komentar.




Write Without FearWhere stories live. Discover now