MAU BERHENTI NULIS

162 35 14
                                    

Kalau ada yang bilang ke saya, "Kak, aku mau berhenti nulis aja ah."

Saya akan jawab, "Silakan."

😆😆😆😆😆

Orang yang bilang mau berhenti nulis, saya perhatikan adalah orang yang lagi pengen dipukpuk, pengen dihibur, pengen dicegah supaya nggak jadi berhenti nulis.

Padahal kenyataannya siapa sih yang peduli kita mau berhenti nulis? Nggak ada, Boy!

Siapa yang merasa dirugikan kalau kita berhenti menulis? Nggak ada juga, Girl.

Jadi tolong jangan merasa diri kita penting banget sampai merasa orang bakal ngemis-ngemis minta kita balik menulis. Ibarat kata, satu orang berhenti menulis, akan ada 1000 orang yang menggantikan.

Tapi biar kamu nggak menyesal karena buru-buru berhenti menulis, mari kita telaah apa penyebab kamu pengen berhenti nulis.

1. TIDAK PEDE DENGAN TULISAN

Apa penyebab kamu tidak pede sama tulisan kamu? PUEBI berantakan? Story telling jelek? Konflik datar?

Solusinya adalah belajar dan praktikkan apa yang kamu pelajari. Banyak grup kepenulisan yang mengajarkan hal-hal dasar pada member misalnya imbuhan, cara bikin sinopsis, cara menghadirkan konflik, dll. Serap ilmu yang diberikan, jangan lelah belajar, lalu tingkatkan kualitas tulisan secara konsisten.

2. NGGAK PUNYA WAKTU

Sudah saya bahas di bagian MANAJEMEN WAKTU. Intinya adalah, kalau kamu menganggap sesuatu sebagai hal yang penting, kamu pasti akan menyisihkan waktu untuk itu.

Apa sih kegiatan kamu sehari-hari?

Sekolah?

Apakah dari 24 jam waktu dalam sehari yang kamu punya semuanya digunakan untuk sekolah? Tidak kan.

Lalu kenapa tidak menyisihkan 1 atau 2 jam untuk menulis?

Jika kamu masih punya alasan sibuk les lah, sibuk nugas lah, sibuk gibah sama teman lah, ya sudah, berhenti nulis saja. Memang dunia menulis bukan buat kamu.

Temans, kesuksesan di dunia ini nggak semua berasal dari dunia menulis kok. Mungkin kalau kamu fokus sekolah, kuliah, lalu kerja dengan sungguh-sungguh, suatu saat kamu bisa membesarkan perusahaan orang lain. Catat ya, membesarkan perusahaan orang lain. Kecuali kamu mau bikin bisnis sendiri.

Kamu yang masih sekolah dan kuliah mungkin belum menangkap maksud saya. Tetapi kalau kamu sudah lulus sekolah bahkan lulus kuliah kelak, kamu akan sadar sesungguhnya kita bersekolah bukan untuk kepentingan diri kita sendiri, tapi untuk kepentingan orang lain.

Saya kasih contoh. Kamu fokus belajar biar bisa masuk fakultas kedokteran dan jadi dokter yang baik. Kamu bisa dikatakan Dokter yang baik kalau berhasil menyembuhkan orang lain. Kalau kamu mengobati orang tapi pasienmu mati semua, artinya kamu Dokter yang gagal.

Jadi jelas ya, apa pun yang kamu kerjakan sekarang entah sekolah, entah kerja, semua akan kamu lakukan demi orang lain. Menulis pun akhirnya buat dibaca orang lain kok.

Lalu kalau semua yang kita kerjakan adalah demi menyenangkan orang lain, kenapa kita nggak melakukan hal yang membuat orang lain dan diri kita bahagia? Kalau menulis bikin kamu bahagia, kenapa harus berhenti?

3. MENULIS ADALAH PERBUATAN SIA-SIA

Apa sih sia-sia itu?

Nggak menghasilkan uang?

Nggak menghasilkan pahala?

Semua hal yang kita lakukan secara konsisten, tidak mungkin sia-sia.

Lari setiap hari 100 meter saja kalau dilakukan setiap hari, tidak mungkin sia-sia. Apalagi menulis.

Minimal dengan tulisan, kita bisa menularkan pikiran kita ke pembaca.

4. TIDAK ADA YANG BACA TULISAN KITA

Prinsip utama dalam memancing ikan adalah berikan umpan makanan yang mereka suka. Di tulisan ini sudah saya bahas berkali-kali.

Teman-teman, sekarang jawab pertanyaan saya: Konten apa yang disebut sebagai pemersatu bangsa di negara kita tercinta?

Hayo tebak.

Coba search di Google dengan kata kunci: KONTEN PEMERSATU BANGSA

Maka teman-teman akan mendapatkan gambar wanita seksi dengan gunung fuji kembar yang ukurannya aduhai.

Apa artinya itu?

Itulah isi otak kebanyakan manusia Indonesia. 😆😆😆😆😆😆

Miris ya.

Tapi tenang, tidak harus menulis novel penuh lendir untuk menarik pembaca. Saya kasih contoh:

Dari nama-nama di atas masih banyak kok yang nggak nulis dengan unsur seks

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari nama-nama di atas masih banyak kok yang nggak nulis dengan unsur seks. Jadi teman-teman nggak usah khawatir.

Jangan jadikan Penulis 21+ sebagai kambing hitam.

Jangan bilang, "Tulisanku sepi karena nggak ada unsur 21+"

Tolong buanglah mentalitas pecundang yang suka cari kambing hitam itu. Tulisan kamu nggak ada pembaca murni karena tidak menarik. Titik. Jadi gimana caranya biar ada yang baca? Nulislah novel yang menarik.

5. NGGAK KUAT DENGAN HUJATAN ATAU KRITIKAN

Pertama, bedakan antara hujatan dengan kritikan.

Kritikan misalnya:

- Alurnya lambat, bikin bosan
- PUEBI berantakan
- Risetnya kurang.
- Mana ada dokter spesialis anak umur 22 tahun?

Kalau mendapatkan kritikan seperti itu, belajarlah legowo dan perbaiki tulisan teman-teman.

Hujatan misalnya:

- Tulisannya jelek banget, anak TK juga bisa nulis gini
- Lo nggak layak jadi penulis

Kalau ada hujatan tanpa menyebutkan poin mana yang perlu diperbaiki, blokir saja orang yang menghujat. Lanjutkan menulis.

6. TIDAK ADA YANG MENGAPRESIASI TULISAN

Kita hanya akan diapreasiasi jika memang layak mendapatkannya. Pujian hanya layak diberikan pada Orang yang layak. Jika kamu menulis demi mengincar apresiasi manusia, maka kamu harus berjuang keras untuk memenuhi keinginan mereka. Apakah kamu sanggup?

Kalau nggak sanggup, ya sudah. Menulis saja terus tanpa mengharapkan apresiasi.

Jadi gimana, masih pengen berhenti menulis setelah membaca? Kalau masih, ya sudah, berhenti saja. Nggak ada yang merasa rugi atau kehilangan kok kalau kamu melakukannya.




Write Without FearWhere stories live. Discover now