PENTINGNYA BRANDING

118 14 6
                                    

Saat terjun ke dunia menulis, saya pikir bisa healing, bebas drama, dan saya bisa mencari ketenangan. Rupanya saya salah besar. Banyak sekali drama di dunia literasi.

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan berita bahwa penulis dari aplikasi pena putih mau melaporkan aplikasi F hitam dan memberi bintang 1 di Play store lantaran banyaknya tulisan porno.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya mau ketawa baca pendapat mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saya mau ketawa baca pendapat mereka. Gini ya Temans, punya anak memang nggak mudah. Itulah kenapa zaman sekarang, penduduk yang pintar di negara maju seperti Singapore, Jepang, China, Korea Selatan, negara-negara Eropa barat misalnya Jerman, Prancis, dll sudah tidak mau punya anak. Kenapa? Karena perempuan yang cerdas sadar punya anak tidak enak.

Teman-teman yang pernah hamil pasti tahu nggak enaknya hamil. Perubahan tubuh dan hormon nggak mudah dan nggak enak. Banyak keluhan selama hamil. Belum lagi setelah melahirkan, banyak perempuan mengalami baby blues syndrome. Saking depresinya sampai pengen bunuh anak sendiri.

Merawat anak sama tidak enaknya. Harus siap bangun malam untuk menyusui, ganti popok, belum lagi kalau anaknya sakit. Waktu tidur jadi terganggu.

Setelah anak memasuki usia sekolah, pengeluaran akan membengkak. Orang tua harus kerja lebih keras. Di sekolah, anak terancam bahaya dari mulai temannya yang suka mem-bully, predator seks, penculikan, dll.

Karena tidak mudahnya menjaga anak ini, banyak orang tua yang nggak sanggup. Sejak kecil anaknya sudah dikasih HP biar nggak rewel. Padahal dunia maya adalah dunia yang berbahaya.

Lalu kalau nanti anaknya kecanduan game, pornografi, kekerasan maka si orang tua menyalahkan internet. Mau lapor sana-sini dengan alasan demi anak. Gimana saya nggak ketawa baca ini?

Apakah yakin anak-anak kalian akan aman setelah aplikasi pornografi dilarang? Hei, anak-anak gen z, alfa, beta, dst adalah digital native. Artinya mereka lebih melek teknologi daripada orang tuanya. Anak kalian akan mencari cara mendapatkan akses ke video yang dia mau bahkan dengan cara membohongi kalian.

Teman-teman saya yang menulis di platform F hitam mulai panik, takut nanti platform yang memberi mereka nafkah bakal di-ban Menkominfo. Apakah kamu salah satu yang panik itu?

Tenang, mulai sekarang jangan menulis semata demi uang. Kesalahan penulis kebanyakan adalah bermental buruh. Hanya menulis kalau dibayar oleh platform. Kenapa saya sebut Penulis semacam ini bermental buruh?

Buruh adalah orang yang panik ketika perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Mereka akan demonstrasi menuntut ini dan itu atau cari perusahaan baru yang bisa menggaji mereka.

Marilah kita menjadi penulis bermental pengusaha. Tahu kan pengusaha? Ada nggak sih pengusaha yang demo? Nggak, Temans. Karena pengusaha punya daya tawar yang tinggi. Kalau ada kebijakan yang merugikan mereka, maka mereka angkat kaki, pindah ke tempat lain yang menguntungkan.

Bagaimana cara menjadi penulis bermental pengusaha yang nggak panik sekalipun platformnya bangkrut atau di-ban?

Jawabannya adalah BRANDING.

PENGERTIAN BRANDING

Dari berbagai sumber yang saya peroleh, didapatkan pengertian bahwa branding adalah usaha seseorang untuk menanamkan perspektif di benak orang lain mengenai siapa dirinya.

Contohnya begini, kalau baca merek Indomie, orang akan teringat mie instan dengan rasa lezat yang cocok disantap hangat saat hujan.

Orang yang mau makan mie instan, secara nggak sadar akan menjadikan Indomie sebagai pilihan pertama.

Di dunia menulis, penulis yang berhasil dengan branding salah satunya adalah Risa Saraswati. Dia berhasil menanamkan perspektif di benak pembaca bahwa dia adalah penulis horor.

CARA BRANDING

Salah satu cara termudah agar pembaca ingat pada kita dan menjadi setia adalah:

Buat janji dan penuhi dengan konsisten.

Contoh, Indomie menjanjikan pada konsumen jika kamu membeli produknya, maka kamu akan mendapatkan mie instan kenyal, dengan bumbu yang rasanya mantap.

Jika suatu saat konsumen membeli Indomie malah mendapatkan spaghetti, tentu konsumen akan kecewa.

Demikian pula jika fans Risa Saraswati membeli novelnya malah mendapatkan novel bergenre komedi, nggak ada horornya, pasti akan kecewa.

BRANDING PENULIS

Saya bukan pakar branding. Ilmu saya masih sedikit. Tetapi sejak tahun 2020 saya sudah terapkan metode dari berbagai guru dari internet. Hasilnya mulai kelihatan. Penghasilan saya per bulan dari menulis minimal setara UMP Jawa Tengah. Belum banyak ya. Iya, tapi ini murni dari pembaca, bukan dari gaji platform.

Gimana sih biar punya pembaca setia yang mau mengikuti kita ke mana saja?

1. Buatlah Value

Kamu pengen dikenal sebagai penulis yang seperti apa? Penulis yang memberikan ilmu kah? Penulis yang bikin baper kah? Penulis yang bikin panas dingin kah? Penulis yang sinis dan julid kah?

Maka tugas kamu sekarang, tetapkan value atau kualitas yang pasti ada dalam setiap tulisan dan konsistenlah menghadirkan itu dalam semua tulisan kamu.

2. Pastikan pembaca tahu

Gimana biar pembaca tahu kamu itu penulis yang setiap karyanya bikin baper? Selain konsisten, kamu juga perlu promosi.

Jangan pernah mengorbankan value yang sudah kamu buat demi uang.

3. Pembaca harus merasakan perubahan

Setelah membaca karya kamu, pembaca harus merasakan perubahan. Bisa jadi lebih pintar, lebih terhibur, lebih percaya hantu itu ada, lebih percaya cinta sejati itu ada, lebih bersyukur, lebih horny 😆😆😆, dll.

Kalau pembaca sudah merasakan perubahan, artinya branding kamu berhasil. Kalau pembaca nggak merasakan parubahan apa pun, ulik lagi apa yang perlu diubah dari tulisan kamu.

4. Sabar

Branding nggak bisa instan. Hari ini kamu mulai langsung mendapatkan hasil. Nggak bisa begitu. Makanya jarang penulis menempuh cara ini karena mau cuan secara cepat dengan cara ngejar-ngejar platform. Kalau platform-nya ganti kebijakan, atau bangkrut, atau di-ban, dia akan panik.

Saya membuat grup branding mulai tahun 2020. Pesertanya selalu gonta-ganti. Belum ada penulis yang konsisten branding tanpa bolong selama 1 tahun penuh. Kenapa? Karena disiplin, konsisten, dan sabar memang bukan buat semua orang.

MANFAAT BRANDING

Profit jangka panjang. Nggak, saya nggak akan mengatakan kalimat bijaksana ini itu. Intinya perusahaan besar melakukan branding demi cuan jangka panjang, bukan keuntungan sehari dua hari atau sebulan dua bulan.

Meskipun di awal cuannya sedikit, tetapi kalau branding kamu konsisten maka cuan kamu juga akan konsisten.

Kalau kamu angin-anginan, mood-moodan, maka cuan kamu akan angin-anginan dan mood-moodan juga.



Write Without FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang