KEBIJAKAN PLATFORM YANG MERUGIKAN

217 36 8
                                    

Selamat pagi Temans Penulis, gimana masih fokus cari cuan dari menulis?

Pagi ini jagad penulis platform dihebohkan dengan kebijakan salah satu platform yang meniadakan bonus-bonusnya. Banyak penulis yang selama ini mengandalkan penghasilan dari platform itu kehilangan mata pencaharian dan panik.

Terus, gimana cara menyiasati?

Well, saya pernah membahas bahwa mental buruh bikin rezeki menjauh. Mental buruh itu seperti apa? Bekerja berdasarkan tenggat atau target. Misalnya jika berhasil memproduksi 100 pcs barang, maka diberi upah sekian. Kalau lembur, maka akan dapat tambahan bonus. Kalau tidak digaji, maka berhenti bekerja. Kalau di-PHK maka akan berdemo.

Mental buruh ini sangat rentan digantikan. Seorang pengusaha tentu akan pikir-pikir mempekerjakan buruh yang perhitungan, suka melakukan kecurangan, dan banyak protes. Maka dari itu, perusahaan banyak yang mengurangi tenaga manusia lalu beralih ke robot atau kecerdasan buatan.

Jika kamu penulis yang ingin tidak tergantikan, maka perlu mengimbangi mental buruh ini dengan mental pengusaha. Gimana caranya?

1. MEMBUAT DUA KARYA DENGAN MOTIVASI YANG BERBEDA

Sah-sah saja menulis demi uang. Kebutuhan hidup memang banyak dan platform adalah tempat yang tepat untuk mendapatkan banyak cuan secara cepat.

Tetapi ingatlah prinsip ini:

JANGAN PERNAH MENGGANTUNGKAN NASIB PADA MANUSIA ATAU PERUSAHAAN ATAU NEGARA.

Kita ambil contoh Garuda Indonesia. Perusahaan plat merah yang dikenal mapan selama puluhan tahun itu rupanya menyimpan borok di dalam. Utangnya mencapai triliunan sampai kolaps dan memaksanya mem-PHK pilot, pramugari, serta karyawan lain.

Bayangkan, Temans, perusahaan semapan Garuda saja tidak bisa memberikan kepastian, apalagi platform

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bayangkan, Temans, perusahaan semapan Garuda saja tidak bisa memberikan kepastian, apalagi platform. Maka sangat miris jika Temans sudah merasa mapan di sebuah platform lalu berpikir semua akan baik-baik saja untuk selamanya.

Karena itu, selain menulis mengejar kata untuk sebuah platform, Temans juga harus mempertimbangkan hal lain. Menulis dengan hati. Menulis dengan kualitas yang baik. Menulis untuk pembaca. Menangkan hati pembaca.

Bagi waktu untuk menulis 2 karya berbeda. Misalnya, 3 jam menulis 1 karya yang mengejar kata di platform A, 2 jam menulis untuk pembaca setia di platform B.

Tetap branding di media sosial, tetap promosi. Menang di hati pembaca / fans itu penting. Mungkin Temans nggak mendapatkan balasan sekarang, tetapi percayalah dengan konsistensi, usaha Temans akan berbuah manis.

2. SALING MEMBANTU

Apakah sangking sibuknya kamu maka lupa membantu?

Yuk mulai sekarang kita bergandengan tangan. Saling memberi info mengenai sumber cuan, saling Promosi, saling vote dan komen.

Ketika kita jatuh, mungkin sulit untuk bangkit sendirian. Kita butuh support system untuk membantu. Jika Temans ingin dipedulikan, maka terlebih dahulu bantulah orang lain. Ajak orang-orang yang satu visi dengan kalian bergandengan tangan untuk keluar dari masalah.

Stop kompetisi dan mulai kolaborasi. Kita nggak bisa sukses sendiri. Saya melihat banyak penulis platform saling jegal, saling lapor, saling menjatuhkan Penulis lain. Untuk apa seperti itu?

Ghozali Everyday yang kemarin bisa mendapatkan miliaran rupiah dari NFT juga berhasil karena bantuan dari Arnold Poernomo dan komunitas NFT. Karyanya dipromosikan sehingga laris di market NFT.

Sekarang bukan lagi era saling jegal. Jaga hubungan baik dan berbuat baiklah. Jangan pelit. Jangan mau enaknya sendiri tapi tidak memberi kontribusi apa pun bagi kelompok.

Seorang petani baru dapat panen buah setelah menanam, memupuk, mengairi, dan merawat tanamannya. Tidak ada yang instan di dunia ini. Bahkan mie instan pun dibuat di pabrik yang perlu modal miliaran untuk mendirikan. Perlu beli bahan baku berupa tepung gandum. Gandumnya perlu ditanam dulu. Intinya, sekalipun mie instan kelihatannya cepat bisa dinikmati, perlu proses panjang dan duit nggak sedikit untuk mengubah gandum menjadi mie instan tinggal seduh.

3. BELAJAR MEMBAGI WAKTU

Bagaimana cara membagi waktu? Saya sudah menulis di MANAGEMEN WAKTU. Tolong berhentilah merengek,

"Kak, aku nggak punya waktu."

"Kak, anakku banyak."

"Kak, tugas kuliahku numpuk."

Dan segudang keluhan lain. Stop this!

Ketika kamu mengeluh, orang hanya mendengar sebentar. Bersimpati sesaat. Sisanya akan menggosipkan kamu atau nyukurin kamu atau cuek atau malah antipati karena nggak mau terseret dalam masalahmu.

Tetap semangat.

Dunia ini keras, Kawan.

Write Without FearWhere stories live. Discover now