TIPS MENULIS 200K KATA

226 37 15
                                    

Pagi-pagi saya nemu quote dari Jet Lee, bintang film action asal China yang berjaya pada masanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pagi-pagi saya nemu quote dari Jet Lee, bintang film action asal China yang berjaya pada masanya. Film favorit saya Bodyguard. Nonton deh. Di situ dia tampan banget. Ilmu bela dirinya memang mumpuni.

Eh, kok bahas film Jet Lee? 😆

Saya mau bahas tentang menulis 200K kata untuk platform, tapi pertama saya share sedikit ya alasan saya tetap menulis meskipun punya kerjaan utama selain menulis.

Saya ajak kamu merenung.

♥ Apa pekerjaanmu sekarang?
♥ Apa kamu yakin dapat mencukupi kehidupanmu dengan pekerjaan itu?

Saya punya teman, pendidikannya S2 dan lagi kuliah S3. Di Indonesia dia adalah dosen. Gajinya UMR saja. Memang sih dia bisa jadi pembicara untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Paling-paling sebulan dia bisa dapat maksimal 20 juta rupiah dari gaji mengajar+jadi pembicara+ikut proyekan. Sebagai dosen dia harus meneliti. Makanya dapat Rp. 20 juta per bulan itu jarang sih. Biasanya Rp. 5-10 juta dan dia kelihatan sibuuuuukkkkkkkkk banget.

Ingat ya,
Kalau kamu sudah kelihatan sibuk dan kerja keras belum tentu kamu akan kaya. Teman saya yang kerjaannya trading saham atau crypto currency, dalam sehari bisa dapat Rp. 10 juta. Padahal kelihatannya nggak sibuk-sibuk amat. Bisa haha hihi, shopping, nge-mall, dll.

Makanya, bener kata Jet Lee, jangan bekerja terlalu keras pada pekerjaan yang mana kamu mudah terganti. Sebagai contoh dosen tadi. Gampang banget gantiin dia karena dia bekerja untuk institusi. Kalau sebuah pekerjaan atau institusi nggak setia sama kita, bisa mengganti kita dengan orang lain semau mereka, lalu kenapa kita harus setia?

Itu alasan saya tetap menulis karena saya tahu sosok saya gampang digantikan sosok lain yang berprofesi sama.

Zaman now, cari duit mudah kok. Kita nggak perlu panas-panasan atau kehujanan. Manfaatkan internet. Salah satu pekerjaan di internet yang menggiurkan adalah penulis.

Teman saya menulis di platform, bisa mendapatkan 1000 dollar atau setara Rp. 14 juta untuk 200K kata. Ngiler kan?

Saya coba dong nulis 200K karena saya juga mata duitan. Semoga naskah saya diterima. Mohon doanya ya, Genks. 🙏🙏🙏🙏🙏

Susah nggak sih nulis 200K words? Awalnya saya pikir susah, ternyata setelah dijalani nggak kok. Gimana biar bisa nulis sebanyak itu? Ini tips versi saya:

TENTUKAN KONFLIK

Saat menulis novel platform, bikinlah banyak konflik. Satu konflik besar dan minimal 3 konflik kecil. Ini untuk mencegah novel Temans jadi membosankan.

Konflik jangan kayak sinetron lah. Sinetron itu ibarat air kobokan udah butek masih aja diaduk-aduk. Konfliknya muter di situ doang.

Bikinlah konflik pekerjaan, konflik keluarga, konflik negara, konflik politik, dll.

Contoh nih saya kasih ide. Novel romance antara cewek Indonesia dengan cowok Korea Selatan yang terkenal rasis. Kasih dialog cowok itu merendahkan warna kulit misalnya. Nah ini bakalan seru banget dibanding konflik rebutan cowok doang.

Misal si cowok bilang, "Kulitmu gelap ya. Aku bakal salah mencium tiang listrik di malam hari kalau nggak ada lampu karena nggak bisa lihat kamu."

Iya, ini bakal bikin pembaca emosi. Tetapi bukankah memang tugas kita mengaduk emosi pembaca?

Banyaknya konflik harus diselesaikan, tentu saja menambah jumlah kata dalam novelmu kan?

PENOKOHAN YANG BERKARAKTER KUAT

Menciptakan tokoh yang berkarakter kuat, artinya penulis harus riset. Misal nih bikin tokoh seorang tukang jamu. Jangan cuma menyorot dia gendong jamu keliling kompleks, tetapi ceritakan dia bangun tidur jam berapa, pergi ke pasar buat belanja jam berapa, dll.

Penceritaan secara detail ini bakal nambahin jumlah kata.

Penokohan pun jangan cuma 4 biji. Bikinlah minimal 10 gitu. Ceritakan latar belakang mereka masing-masing ngapain aja. Ini juga bakal menambah jumlah kata.

DESKRIPSI

Saya kasih contoh biar paham.

Contoh 1:

Di YouTube food vlogger, kedai tongseng Yu Siti tampak sederhana. Aku tidak menemui papan yang menunjukkan nama sebagaimana kedai makanan pada umumnya, hanya bangunan semi permanen yang terbuat dari tembok semen tanpa cat, bahkan tidak pula diaci agar halus.

Kesibukan pegawai menyiapkan bahan sudah kelihatan dari jarak 10 meter. Sate kambing dibakar di atas arang, dikipas-kipas hingga asap bercampur kecap membubung tinggi lantas menyerbu hidungku. Perut yang sudah keroncongan sekarang meronta-ronta minta diisi.

Kesederhanaan ini tidak menghalangi pembeli dari kalangan berduit untuk ikut menikmati. Camry berbaris di depan Audi dan Mercy. Penumpangnya necis, itu yang kulihat saat mereka keluar dari mobil.

Aku berjalan mendekat, semakin tergoda dengan wangi rempah-rempah dari wajan kecil di atas tungku tanah liat. Mas-mas tukang masak itu memasukkan potongan tomat dan kol bergabung dengan kuah gule dan daging kambing.

Meja di dalam sangat penuh. Beberapa tamu yang baru datang tidak kebagian tempat duduk, termasuk aku. Terpaksalah aku menunggu meskipun hasrat menjajal kuliner terkenal ini kian memuncak.

Contoh 2:

Warung tongseng Yu Siti terkenal sekali karena rasanya enak. Meskipun sederhana, tetapi orang kaya banyak yang makan di sana. Jam segini saja sudah ramai. Aku tidak kebagian meja.

👆 Dari 2 contoh di atas apa yang dapat teman-teman simpulkan? Jujur deh, pas baca contoh 1 bosan nggak sih? Kan panjang tuh dibandingkan contoh 2. Kalau bosan kenapa, kalau nggak bosan kenapa? Share jawabanmu di kolom komentar ya.

BUAT OUTLINE

Outline penting banget biar Temans nggak nyasar. Nulis 200K words itu berpotensi bikin bingung, mau nulis apa lagi nih? Outline ini memandu kita biar nggak tersesat dan tidak tahu jalan pulang.

Kalau mau menulis 200 ribu kata, kira-kira berapa bab yang harus ada? Saran saya minimal 100. Satu babnya berisi 2000 kata.

Kalau sudah menentukan konflik, penokohan, dan setting, mudah-mudahan menulis 100 bab tidak sulit kok.

💵 💵 💵

Sekian dulu tips dari saya. Mari menambang cuan di platform.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Write Without FearWhere stories live. Discover now