KONFLIK ANTI BASI

386 61 9
                                    

Di sebuah akun Facebook, ada yang tanya, intinya begini:

1. Bagaimana mengangkat konflik anti mainstream dalam fiksi seperti pemanasan global? Kalau dijadikan non fiksi jadi garing. Kalau digabung romance jadinya tempelen.

2. Bagaimana menghindari konflik klise yang sudah basi misalnya pelakor?

Saya tergelitik untuk menjawab masalah ini karena saya yakin banget ini pertanyaan Temans, terutama yang nggak nulis genre Romance.

Jawaban saya murni pendapat pribadi. Kalau ada yang mau berpendapat lain, silakan tulis di kolom komentar.

Here we go.

1. MENGANGKAT KONFLIK ANTI MAINSTREAM BIAR NGGAK GARING

Pernahkah kamu membaca To Kill a Mockingbird karya Harper Lee? Topiknya mengenai rasisme yang menurut saya pribadi nggak garing. Topik rasisme sebenarnya cukup populer. Bahkan Pramoedya Ananta Toer mengangkat dalam novel-novelnya. Sebutlah Bumi Manusia atau Anak Semua Bangsa. Terbukti buku-buku tersebut masih dicari sampai hari ini.

Atau sebutlah yang anti mainstream seperti Animal Farm karya George Orwell yang menceritakan pemberontakan para hewan ternak. Toh laris juga di seluruh dunia.

Jadi gimana dong biar ceritamu yang anti mainstream ada yang baca dan nggak garing?

Sebelum Menulis Tentukan Siapa Kira-kira yang Akan Membaca Karyamu.

Apakah kamu pernah mendengar merek jam tangan Richard Mille? Ada yang dijual seharga USD 175 ribu. Kira-kira apakah kalau dijual ke karyawan yang gajinya sebulan Rp. 5 juta bakal beli? Tentu nggak dong.

Tapi apakah ada yang membeli jam itu? Ada banyak. Salah satunya Deddy Corbuzier.

Balik lagi ke soal karya, apakah tema pemanasan global bakal dibaca? Ya tentu saja, tetapi siapa yang akan membaca? Berapa orang yang akan membaca? Kan itu yang kamu mau tahu.

Maka tugasmu sebagai Penulis adalah mencari siapa kira-kira yang tertarik membaca cerita seperti itu. Kalau kamu yakin nggak ada yang tertarik, kamu wajib mengedukasi pasar. Istilahnya babat alas.

Caranya gimana? Bikin postingan terkait global warming. Apa penyebabnya, apa dampaknya, dll. Sebar di setiap medsos yang kamu punya. Berapa lama edukasi pasar ini? Ya tergantung apakah edukasi yang kamu berikan menarik.

Mulailah dengan Topik yang Disukai Pembaca

Pada dasarnya, novel adalah produk. Maka sebagaimana produk lain, wajib menjawab pertanyaan pembaca. So, gimana dong biar nggak garing?

Mulailah dari hal yang dijumpai sehari-hari. Contohnya, jabarkan banjir di sebuah daerah misalnya. Yang tadinya nggak pernah banjir, jadi langganan banjir. Baru pelan-pelan maju sampai pada kesimpulan penyebabnya adalah pemanasan global.

Takut garing kalau dijadikan non fiksi?

Fiksi maupun non fiksi nggak bakal garing kalau bisa meramu ceritanya dari narasi, deskripsi, dan dialog.

Digabung dengan Romance Bukan Berarti Tempelan

Saya menulis Tyet of Georgia yang berkisah mengenai mitologi Mesir dan juga ada romance-nya. Puji Tuhan sampai hari ini belum ada yang bilang setting Mesir atau konflik sibling rivalry hanya tempelan.

Saya menulis Devils Inside mengenai romance pengacara, Puji Tuhan belum ada yang bilang profesi pengacaranya cuma tempelan. Silakan baca di Cabaca.

Kenapa bisa begitu? Baca aja dulu, terus simpulkan sendiri. 🙂

2. MENGHINDARI KONFLIK KLISE YANG SUDAH BASI

Tidak ada konflik klise yang basi. Cerita pelakor pun asik-asik aja dinikmati. Contohnya: World of Married.

Kita khawatir basi karena penyampaian ceritanya gitu-gitu doang. Menurut saya sih nggak perlu dihindari, tapi diolah aja biar menarik. Tambahkan detail-detail misalnya pasangan suami istri sama suku cekcok terus. Di kantor si suami tertarik cewek lain dari luar sukunya karena sifatnya berbanding terbalik dari istri di rumah. Adat istiadatnya pun unik. Dari sana si cowok jatuh cinta terus selingkuh deh.

Penulis bisa banget tuh eksplorasi adat istiadat suku-suku. Cara hidupnya gimana, cara bicara, bahkan cara makan.

So biar konflik klise nggak basi, caranya adalah riset dan open minded.

Segitu dulu, Temans. Semoga membantu.

Write Without Fearحيث تعيش القصص. اكتشف الآن