MEMILIH GRUP

284 48 7
                                    

"Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Pernah baca atau dengar hadits di atas? Gimana menurut Temans?

Saya sih sepakat banget ya. Teman itu membawa pengaruh banget pada kehidupan kita. Kalau kita bergaul dengan orang miskin, maka pola pikir kita bakal ikut menjadi miskin. Kalau kita bergaul dengan pemalas, maka kita akan jadi pemalas.

Terkadang kalau melewati sebuah warung dekat rumah, saya melihat kumpulan tukang ojek nongkrong di sana sambil ketawa-ketawa, merokok, ada pula yang main kartu.

Temans, mereka membuang-buang waktu tanpa menyadari aset seseorang yang paling berharga adalah waktu karena nggak bisa balik. Nantinya orang-orang pemalas tersebut bakal menyusahkan orang di sekitar. Menyalahkan pemerintah atas kemiskinan mereka.

Kenapa waktu yang mereka pakai buat nongkrong dan main kartu itu nggak dimanfaatkan buat belajar? Banyak kursus murah cara investasi reksadana atau menabung saham yang kalau dipraktikkan bisa bikin mereka hidup layak.

Terkadang orang jadi miskin karena salah mereka sendiri yang malas belajar, nggak memilih teman bergaul dengan benar, dan telanjur nyaman dengan grup / perkumpulan / lingkungan yang buruk. Akhirnya, mereka jadi miskin selamanya.

So, kita sebagai penulis juga jangan sampai salah memilih grup. Di dalam grup ada anggota-anggota yang dapat membantu kamu menanjak atau menenggelamkan ke lumpur.

Gimana sih cara memilih grup yang bisa membantu kamu dalam dunia kepenulisan?

1. CARILAH GRUP YANG MEMILIKI VISI

Grup yang baik itu, bukan cuma ngobrol haha-hihi nggak jelas. Tanya sama ketuanya, visi grup itu mau apa? Mau membentuk anggotanya jadi apa?

Sesuaikan visi grup dengan visi kamu.

Kamu mau jadi penulis yang gimana sih?

Sekadar hobi?

Untuk terapi jiwa?

Untuk berkhayal?

Atau memang serius untuk menjadikannya pekerjaan?

Hidup itu wajib punya tujuan. Kamu tanya dirimu mau jadi apa. Air memang go with the flow. Makanya nggak protes mau mengalir ke sungai yang jernih atau ke comberan.

2. KALAU VISI BAGUS, MASUKLAH. LALU AMATI ADMINNYA

Saya kurang paham juga kenapa ada orang yang mau jadi admin grup tapi sering nggak nongol dengan alasan kesibukan dunia nyata.

Bagi sebagian orang, mungkin menjadi admin kelihatan keren, kelihatan punya power. Tapi bagi saya sendiri, tidak seperti itu.

Ketika saya dipilih menjadi Kepala Jurusan Romance The WWG, saya punya visi bahwa anggota harus punya karya yang tembus mayor? Kenapa? Karena itu penting buat portfolio dan karir seorang penulis. Dan Puji Tuhan terpenuhi. Cinta Androfobia terbit mayor di bawah bendera Bhuana Sastra yang merupakan imprint Gramedia Pustaka Utama.

Saya juga punya visi, setiap anggota Romance The WWG harus menerbitkan minimal satu karya cetak. Kamu cek deh Instagram Romance_thewwg apakah member Romance sudah memiliki karya cetak.

Menjadi admin itu bukan artinya sok bossy, memerintah sana-sini, main kick, dan gila hormat. Tetapi bagi saya, seorang admin harus mengesampingkan kepentingan dirinya. Nggak boleh egois bahkan rela berkorban demi kepentingan kelompok.

Kalau admin grup kamu masih egois, hobi ngedrama, nggak bisa bagi waktu antara dunia nyata dengan grup ya tinggalkan saja.

3. CEK PROGRAM-PROGRAMNYA

Jika sebuah grup kepenulisan cuma rajin membuat project antologi, tinggalkan. Itu nggak bagus buat perkembangan karirmu sebagai penulis. Kenapa? Karena kamu membutuhkan branding untuk dikenal. Project antologi hanya menenggelamkan namamu karena kontributornya banyak.

Jangan terkecoh dan keburu senang dengan namamu yang tercantum di buku cetak kalau namamu bergabung dengan kontributor lain. Pembaca nggak akan mengingat kamu.

Perhatikan program grup. Amati mau dibawa ke mana anggotanya jika menjalankan program?

Program yang dibuat cuma untuk seru-seruan atau rame-ramean tanpa target jelas, cuma merugikan penulis karena menghabiskan waktu tanpa hasil.

Waktu adalah aset paling berharga karena nggak bisa balik lagi.

4. AMATI PERKEMBANGAN MEMBER

Apakah anggota sudah mengalami kemajuan dengan gabung ke grup itu? Apakah berprestasi? Apakah menghasilkan uang? Atau yang paling kelihatan, apakah tulisannya sudah membaik?

Kalau ada anggota grup yang sudah bergabung setahun tapi keadaannya tetap sama atau cuma gitu-gitu doang, pertanyakan pada dirimu. Siapa yang salah? Apakah grupnya atau member itu yang nggak jelas tujuan hidupnya.

5. AMATI JARINGAN GRUP

Zaman dulu, banyak anak memang banyak rezeki karena anak bisa dipekerjakan menggarap sawah dengan upah cuma makan seadanya. Zaman sekarang, banyak relasi banyak rezeki.

Amati founder dan adminnya. Apakah mereka memperluas jaringan grup? Apakah mereka bekerja sama dengan pihak luar untuk memajukan kelompok?

💕💕💕💕💕

Kesuksesan memang tergantung dari diri kita sendiri. Tetapi akan lebih mudah jika memiliki lingkungan yang supportive.




Write Without FearWhere stories live. Discover now