JUMLAH KATA ATAU JUMLAH FANS?

193 32 15
                                    

Kalau disuruh memilih menulis di dua tipe platform, mana yang akan Temans pilih?

A. Platform yang membayar penulis seharga jumlah kata misalnya Rp. 5 juta untuk 150 ribu kata.

B. Platform yang membayar penulis berdasarkan royalti misalnya Rp. 1000 / pembaca / bab.

Mana yang teman-teman pilih? Jawab dulu, setelah itu kita bahas bareng.

Well,

Oke, saya sudah pernah menjalani keduanya dan saya akan berbagi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ingat ya, keputusan ada di tangan teman-teman mau pilih yang mana.

A. DIBAYAR BERDASARKAN JUMLAH KATA

Ada banyak platform yang menerapkan metode ini. Penulis diwajibkan menulis sesuai jumlah kata yang ditargetkan. Biasanya sih minimal 100 ribu kata.

Platform ini tidak melihat kualitas naskah, pokoknya asal panjang aja.

😈 DAMPAK NEGATIF

♥ CERITA BERPOTENSI AMBURADUL

Yah, saya bacalah cerita yang ditulis berdasarkan jumlah kata tanpa memperhatikan kualitas karena hanya mengejar cuan semata. Ini ibaratnya seperti sinetron 1000 episode ya. Alur ceritanya ngalor ngidul nggak jelas. Dialog dipanjangkan. Narasi bertele-tele.

♥ BRANDING PENULIS RUSAK

Semua merek yang bertahan lama, memiliki satu persamaan: Menjaga kualitas.

Rolex didirikan tahun 1905.

Audemars Piguet didirikan tahun 1875

Aqua didirikan tahun 1973.

Tahu kenapa mereka bertahan? Karena kualitas.

Demikian pula seorang penulis akan dikenang karena kualitas ceritanya. Sebutlah George Orwell, Pramoedya Ananta Toer, bahkan Shakespeare dikenal karena cerita mereka berkualitas.

Okelah, nggak perlu muluk-muluk mau jadi sastrawan besar. Kita juga butuh duit kan? Tetapi setidaknya seorang Penulis harus memiliki ciri khas dalam tulisannya agar pembaca mau balik lagi atau merekomendasikan karyanya. Penulis yang menulis hanya memenuhi target kata biasanya tidak memikirkan ini.

Apa akibatnya? Pembaca jadi tidak mengenal penulis itu.

KEHILANGAN POTENSI PENGHASILAN YANG LEBIH BESAR

Penulis yang menghasilkan tulisan sesuai target kata, biasanya hanya dibayar segitu saja. Misalnya dijanjikan akan mendapat Rp. 5 juta untuk menulis 100K kata, maka Penulis hanya akan mendapat segini. Tidak mungkin mendapatkan sampai Rp. 50 juta atau lebih.

Ingatlah, Temans, kemampuan dan waktu kita terbatas. Menulis sampai 100K kata itu sungguh time consuming. Sangat sulit menulis di banyak tempat jika sudah memiliki beban harus memproduksi kata sekian setiap bulan.

Belum lagi kita tidak punya waktu untuk membaca. Padahal bacaan adalah asupan penting agar ide mengalir dan diksi bertambah. Lalu dengan mampetnya ide serta diksi yang begitu-begitu saja, mungkinkah pembaca suka membaca karya kita? Kalau pembaca tidak suka dengan karya kita, mungkinkah mereka merekomendasikan karya kita untuk dibaca orang lain?

Jika tulisan kita nggak bagus, pembaca nggak menyebarkan karya kita, pendapatan kita ya mentok di situ aja.

PENGHASILAN HANYA DAPAT SEKALI

Tergantung kebijakan platform sih kalau ini. Ada platform yang beli putus di depan. Ibaratkan naskah kita ditawar Rp. 5 juta untuk 150k kata, maka kita hanya akan dapat sekali. Meskipun nanti banyak yang baca, Penulis tidak akan mendapatkan uang apapun lagi.

Write Without FearWhere stories live. Discover now