MEMANCING CUAN DI PLATFORM BERBAYAR

345 54 20
                                    

⚠ CHAPTER INI CUMA BUAT YANG NULIS DEMI CUAN. YANG NULIS BUAT HOBI, ISENG, DAN BILANG, "NULIS ITU JANGAN DEMI UANG." SILAKAN TINGGALKAN LAPAK TANPA DRAMA ⚠

Banyaknya platform menulis yang menawarkan royalty sampai 50% ke penulis tentu bikin kita ngiler dong. Terus, gimana biar kita bisa dapat penghasilan setara gaji orang kantoran hanya dengan ngetik dari rumah?

1. PERHATIKAN SELERA PASAR

Setiap platform punya target pasar tersendiri loh. Misalnya Cabaca menyasar orang-orang yang mencari bacaan fresh, Dreame menyasar pembaca penyuka ena-ena atau adegan baper, KBM menyasar emak-emak, Storial menyasar usia 18-35 tahun.

Kalau kamu penulis teenfic dan nekat masukin naskah ke KBM, ya jangan harap panen cuan di sana.

Kalau nulis teenfic enaknya ke platform mana? Gini, Temans. Pembaca remaja tuh kebanyakan belum punya uang sendiri, masih mengandalkan orang tua. Makanya mereka agak sayang ngeluarin duit buat beli koin. Ceritamu harus luar biasa menarik biar dedek emesh mau merogoh kocek. So, bukan masalah platformnya, tapi masalah ceritamu menarik remaja atau nggak buat beli koin.

2. BRANDING YANG BAGUS

Personal Branding:

Kegiatan kita bilang pada dunia kita siapa, supaya kita mendapatkan peluang yang kita inginkan.

(Pandji Pragiwaksono)

Saya ikut kelas personal branding yang ditutori oleh Pandji Pragiwaksono. Kalau kamu mau membaca mengintili kamu ke mana saja seperti Kak Honeydee, maka kamu perlu melakukan personal branding.

Ikut kelas yang mengajarkan personal branding. Jangan sayang mengeluarkan uang untuk investasi ilmu. Percaya deh, nanti akan kembali kalau ilmu itu kita amalkan sungguh-sungguh.

Kenapa sih penulis perlu mem-branding diri?

Singkatnya, branding adalah janji. Contohnya gini, setiap kali kita mendengar nama Agatha Christie maka yang muncul di benak kita adalah misteri bukan teenfic. Jadi kita tahu, kalau mau mencari novel misteri maka carilah novel beliau. Pembaca tahu Agatha Christie memberikan janji untuk menyuguhkan genre misteri, bukan romansa menye-menye. Dan memang itulah yang diberikan.

Di dalam negeri, kita punya Risa Saraswati yang menjanjikan tulisan horor pada pembaca. Maka, pecinta genre horror nggak bakal bertanya genre jika Risa jika meluncurkan karya. Sudah pasti isinya mengenai makhluk halus. Mau terbit di penerbit mana pun, dijual di toko buku apa pun, pembeli yang mencari.

Apa jadinya kalau tiba-tiba Risa Saraswati menulis fantasi ala Harry Potter?

Penulis platform yang bagus dalam hal personal branding adalah Kak Honey. Di mana pun berada, karyanya selalu mengalirkan cuan ke rekening.

3. PROMOSI

Kadang saya nggak paham, kenapa orang males, ogah-ogahan, atau malu promosi karyanya? Apa karena profesi penulis tuh dianggap nggak keren? Takut diketawain orang? Takut dilarang nulis sama keluarga?

Kalau Temans masih punya pikiran begitu, ya mendingan berhenti nulis aja. Cari profesi yang keren lalu jalani sepenuh hati. Ya, meskipun saya pernah bahas kan profesi dokter yang dianggap keren pun nggak menjamin hidup makmur.

Promo yang baik tuh gimana sih?

Apakah dengan ngemis, Baca karyaku, like, dan komen?

Inget ini:
TIDAK ADA ORANG YANG SUKA DIPAKSA.

Saya sendiri sudah sering banget menghapus pesan semacam itu di wall Wattpad. Bahkan beberapa saya blokir karena udah tau promo di wall saya hapus, malah nekat kirim pesan. Gimana ya, sorry to say, kebanyakan penulis pemula yang ngemis-ngemis kayak gitu memang tulisannya belum menarik antara lain disebabkan karena:

Diksi monoton.
Tokohnya nggak jelas.
Adegan membosankan.
Nggak ada feel alias datar.
Plot hole akibat malas riset.

So kalau mau promo, pertama kali yang harus Temans perbaiki adalah kualitas tulisan.

Kalau sudah, barulah promo di media sosial. Promonya juga usahakan kreatif, kadang mencantumkan adegan, kadang quotes, kadang membahas tokohnya, kadang bahas setting, kadang bahas kerjaan tokoh.

Ajak penulis lain saling baca dan saling promo. Kalau tulisan kita 'ngena' di hati pembaca, niscaya mereka bakal sukarela mempromosikan karya kita kok.

Bisa juga adakan giveaway. Kita jualan produk, Temans. Iya, novel adalah produk. Makanya jangan pelit memberi dulu hitung-hitung promosi. Kita nggak mungkin mendapatkan sesuatu kalau nggak memberi duluan. Sama kayak orang kalau mau makan apel ya caranya cuma beli atau menanam pohon apel. Dua-duanya ngeluarin modal.

Bisa aja sih minta atau nyuri. Tapi minta kan ada risiko ditolak bahkan diomongin sebagai tukang minta-minta. Nyuri apalagi, bisa digebukin.

Makanya kalau mau sesuatu yang bagus tuh ya butuh pengorbanan dulu.

Give, give, give, then get.

4. BERKUMPUL DENGAN SESAMA PECINTA CUAN

Saya ikut berbagai macam grup menulis. Ternyata nggak semua orang nulis demi duit. Ada yang bilang, "Nulis jangan demi uang. Kita harus punya idealisme bla bla bla...."

Ya udahlah ya. Capek ngomong sama orang semacam itu. Idealisme bolehlah dijaga. Masalahnya, platform adalah bisnis. Saya sudah jelaskan, seorang investor dan pengusaha ingin bisnisnya profit. Makanya mau nggak mau kita perlu menyesuaikan diri dengan pemilik platform. Kecuali kita sudah sultan banget, mau bikin platform sendiri yang nggak mentingin duit, ya silakan aja sih.

Oleh karena itu, kita perlu bergaul dengan orang-orang yang mencari duit juga biar nggak dihakimi. Bikin grup tersendiri. Dari sesama teman, akan beredar informasi seputar platform menulis dan gimana cara menghasilkan cuan di sana. Nggak usah ajak temanmu yang kelewat idealis. Nanti mereka malah jadi toxic. Biarkan yang idealis berkumpul dengan sesama idealis. Yang realistis berkumpul dengan sesama realistis.

💕💕💕💕💕

Gimana, gampang banget kan menjalakannya? Yang penting konsisten dan disiplin. Banyak penulis yang terlalu mudah menyerah karena misalnya setahun posting karya di Wattpad, nggak menghasilkan apa-apa. Mereka cenderung nyalahin selera pembaca ketimbang introspeksi diri. Mencari kambing hitam memang lebih mudah kan daripada menunjuk diri sendiri?



Write Without FearWhere stories live. Discover now