Part 12: Terkutuk lah Dirimu!!!

3.2K 125 31
                                    

Song : Unbreak My Heart (Jangan Sakiti Hatiku) by Tony Braxton.
Hello guys..... Makasih ya sudah membaca cerita dan memberikan vote!!! Maaf juga kalao ceritanya berantakan!


************************************************



Kini sudah memasuki hari ketiga Zhi er yang terluka parah tidak sadarkan diri dan terus terbaring lemas di kasur ruangan pengobatan ditangani khusus oleh beberapa tentara yang merupakan pakar pengobatan  atau dalam istilah Chinese disebut dengan tabib.
Mereka ini adalah tabib-tabib handal yang dimiliki oleh militer Kerajaan Chu untuk merawat para tentara yang terluka saat berperang.
Selama Zhi er dalam kondisi yang gawat, Liu Bang sangat mengkhawatirkannya bahkan sampai tidak bisa tidur dengan baik dan makan pun tak kenyang, semua urusan pekerjaan tidak ada yang bisa dikerjakan lagi dengan benar-benar fokus.

Xiang Yu yang merasa bersalah  menyuruh para tabib untuk menjaga intensif Zhi er selama dua puluh empat jam secara bergiliran karena dirinya tidak mau terjadi apa-apa dengan gadis itu.
Dalam kurun waktu tsb, Xiang Yu lebih banyak mengurung diri di ruangannya, merutuki dirinya sendiri. Ia merasa begitu bodoh dan gegabah dengan tak berpikir panjang menusukkan ujung pedangnya pada Zhi er, ia juga merasa harus mengubah dan memperbaiki sikapnya yang temperamen itu. Perkataan Liu Bang yang mengatakan Xiang Yu terlalu belagak dan arogan menghantui isi kepalanya. Ia bertanya-tanya  selama ini begitu burukkah dirinya di mata rekan seperjuangannya itu? Dan mungkin ini saatnya untuk introspeksi diri untuk menjadi Xiang Yu yang lebih baik dan tenang.
Perasaannya tak karuan, risau dan bimbang dengan kondisi Zhi er yang disebabkan olehnya.

Xiang Yu juga menghabiskan seluruh waktunya untuk memikirkan tentang Zhi er yang sebenarnya sudah membuat dirinya jatuh hati dan tak kuasa untuk menahan perasaan itu lagi. Ia telah lama membohongi jiwanya untuk menghindar dari cinta yang sudah mulai bermekar.

Dalam tiga hari itu keadaan di barak militer Kerajaan Chu itu begitu tegang. Para Komandan tidak ada yang banyak bicara dan merasa bersalah telah menyebabkan seorang gadis muda untuk menanggung kesalahan mereka di ujung pedang Xiang Yu. Semua perhatian tertuju pada Zhi er, secara bergiliran para lelaki perkasa itu menengoknya satu per satu yang masih tergolek tak sadarkan diri. Siang malam mereka bersujud dan berdoa di altar penyembahan Dewa di halaman depan meminta Dewa Dewi untuk memberkati dan melindunginya agar cepat sembuh.

Yang paling kentara adalah hubungan yang merenggang antara Xiang Yu dan Liu Bang. Kedua Panglima Perang Chu itu bahkan tidak saling menyapa apalagi berbicara seperti dulu.
Liu Bang sampai sekarang masih tidak habis mikir mengapa Xiang Yu begitu tega menusukkan pedangnya pada seorang gadis yang hanya berniat menyelamatkan para Komandan dari hukuman?

Pria muda yang umurnya sudah menginjak kepala tiga itu kini merasa Xiang Yu bukan lagi seseorang yang pantas untuk menjadi panutannya. Dia tak lain adalah seseorang yang mudah dikuasai iblis lalu menjelma menjadi monster saat sudah murka dan dia yang memiliki ego yang begitu besar tak pantas untuk di sanjung dan di hormati siapapun.

Menurutnya juga Xiang Yu adalah seseorang yang sangat bengis dan tak mengenal bulu untuk menghukum bawahannya, padahal para Komandan adalah saudara senasip seperjuangannya selama ini. Dia benar-benar sudah gila dan tak lain adalah seorang psikopat yang tak layak hidup karena mencemar keindahan dan ketenteraman bumi. Liu Bang terus saja mengumpat-umpat Xiang Yu dalam batinnya tanpa berhenti. Tidak ada lagi penilaian yang baik dari dirinya tentang Xiang Yu.

Dengan seorang perempuan lemah saja Xiang Yu berani menusukkan pedang, tidak menutup kemungkinan suatu hari Liu Bang dan rekannya yang lain lah yang akan menjadi sasaran selanjutnya saat Xiang Yu mengamuk tidak jelas seperti seekor banteng yang di adu dengan kain merah di arena yang terus saja menyeruduk dengan ganas membutakan sisi hati nuraninya.
Liu Bang masih merasakan kesal dan marah serta terus mengutuk Xiang Yu dalam batinnya.
Tak ingin lagi Liu Bang banyak bicara dengannya bahkan menatapnya pun enggan.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now