Part 59 : Dua Titah Itu.....

1.6K 122 102
                                    








Malam itu Zhi er tidur dalam keadaan menyiksa raga dan batinnya, begitu ia memejamkan mata dan terlelap sejumlah mimpi buruk menghantui dirinya.

Akibatnya Zhi er terus meracau tidak jelas memekikkan kata-kata histeris seperti meminta tolong dan meringis kesakitan merasakan kepalanya berdenyut nyeri tiada banding di dalam tidurnya.

Kejadian di sungai dan hutan pinus itu seolah telah merampas separuh jiwanya, membawakan seberkas trauma dan rasa syok yang menjadi sebuah teman mengerikan baginya bahkan ketika Zhi er sudah sangat letih membutuhkan istirahat tetapi keadaan tidak membiarkannya untuk tenang sedikit pun.

Bayang-bayang pembunuh misterius itu seolah mengelilingi dirinya di kamar itu dan rasa takut untuk melangkah sendiri di lingkaran setan kehidupan istana menggerogoti batinnya setelah sikap Liu Bang yang sama sekali tidak berpihak kepadanya meninggalkan sejumlah perasaan pilu dan kehilangan akan sosok yang sangat dicintainya bahkan ketika Zhi er merasa dirinya telah keliru menafsir cinta sebagai benci terhadap Liu Bang.

Berbagai perjuangan telah dirinya kerahkan demi merebut perhatian, cinta dan pengakuan kekuasaannya sebagai Ratu dari Liu Bang ternyata sia-sia belaka.

Bermain drama, sandiwara dan mengadu domba Qi Yi di hadapan Liu Bang.... Apapun yang belum pernah dirinya lakukan selama hidupnya telah menjadi sebuah kewajaran baginya sejak kehadiran Qi Yi di istana.

Dan kini yang Zhi er rasakan adalah sebuah kelelahan, keputusasaan dan kekecewaan yang perihnya berlipat ganda dari segala kesakitan yang pernah mendera dirinya. 

Hatinya benar-benar hancur berkeping-keping kali ini memikirkan betapa salahnya ia terjatuh ke dalam
perasaan yang tidak seharusnya ada kepada Liu Bang, seseorang dengan hati bercabang bagai akar ubi.

Seluruh tubuhnya basah dengan peluh dan rambutnya acak-acakan tidur menggeliat kesana kemari di ranjang memegang kepalanya. Sesekali meraung-raung kesakitan dengan napas yang megap-megap tak karuan.

Bersamaan dengan saat itu Liu Bang masih duduk di balik meja kerjanya, membubuhi cap penguasa kerajaan di atas dua perkamen yang berisi huruf-huruf Zhongwen ortodoks tulisan tangannya.

Dua perkamen dengan dua titah yang berbeda....... Isinya misterius dan hanya Liu Bang sendiri yang tahu........

Kemudian, Liu Bang menggulung satu per satu perkamen itu dan bersuara memanggil para prajurit yang berjaga di luar. Lekas, beberapa prajurit pun bergegas memasuki ruangan kerja Liu Bang.

Begitu urusan dua titah itu selesai sampai di tangan para prajurit, dengan mengenakan pakaiannya yang sederhana itu, Liu Bang bergeming melangkah tersuruk-suruk menghampiri kamar tempat Zhi er berada. Mungkin masih ada kesempatan baginya untuk memperbaiki keadaan yang sudah menemui titik buntu, mungkin..........

Walau hanya sebuah kemungkinan tetapi itu sangat berarti bagi Liu Bang.....

Saat sudah mendekati kamar itu, Liu Bang terkejut melihat para tim medis berhamburan lari terburu-buru ke arah yang sama.
Ada apa ini??? Ada apa ini?? Dewa... Buddha....!!!
Batin Liu Bang gemetaran berseru-seru panik.

Dalam hitungan detik, jantung Liu Bang seperti sudah tidak mampu lagi berdegup. Seluruh tubuhnya melemas seolah kehilangan daya topang memikirkan segala kemungkin buruk yang terjadi pada Zhi er.

Love, Tears & DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang