Part 72 : Siapa sebenarnya Kaisar Han Gaozu???

1K 114 52
                                    

Sore hari itu suasana di lingkungan tempat tinggal Zhi er yang kini menjelma menjadi Yuan Yuan menjadi sangat sepi. Semua orang meninggalkan rumah pergi ke alun-alun ibukota untuk meramaikan festival Zhong Qiu Jie yang jatuh pada pertengahan musim gugur.

Kabar kedatangan Pangeran Ning menarik perhatian seantero warga ibukota berbondong-bondong membanjiri lokasi diadakannya festival yang tak kalah semarak dengan festival perayaan hari besar lainnya.

Yuan Yuan yang selalu ingin tahu dengan hal yang menarik minatnya pun tak tinggal diam. Karena rasa penasarannya terhadap perayaan Zhong Qiu Jie di negeri Silla Bersatu yang menuntut untuk diobati, Yuan Yuan pun menitipkan Jian Ying kepada Mei Ting.

Namun Yuan Yuan tidak pergi ke festival yang diramaikan oleh Pangeran Ning di alun-alun ibukota melainkan ke area keramaian dekat pasar dimana sekelompok penduduk juga mengadakan seremonial kecil-kecilan seperti melepas lampion ke langit di malam hari.

Kebetulan Mei Ting memang bukan gadis yang suka keluyuran seperti dirinya ditambah lagi Mei Ting sangat menyukai Jian Ying dan terlebih bukan kali pertamanya juga Yuan Yuan menitipkan putera gembulnya pada gadis kepo yang serba bisa itu.


Selesai berpakaian rapi, mengikat indah rambutnya yang sudah memanjang kembali dan tak lupa memakai cadar penutup wajah, Yuan Yuan pun tergesa-gesa melanggeng pergi ke lokasi festival di sekitar rumahnya.

Sesampainya di pasar, suasana sangat ramai bahkan jauh dari ekspektasi Yuan Yuan sebelumnya mengira festival di pasar ini hanyalah festival kecil-kecilan.

Senyum simpul mencetak di wajah cantik Yuan Yuan menambah kejelitaan parasnya di balik cadar tipis yang ia kenakan.

Seperti sebuah peribahasa mengatakan, senyum adalah bentuk terkecil dari kedamaian.
Dan kita tidak menemukan kedamaian dengan menata ulang hidup kita tetapi dengan menyadari siapa kita di tingkat terdalam kehidupan ini.

Tampak pedagang kali lima sibuk menawarkan dagangannya kepada orang-orang yang lalu lalang di jalan raya memboyong beraneka ragam pernak-pernik berbau Zhong Qiu Jie yang ada di sepanjang jalan seperti kue bulan, lampion merah berbentuk tabung yang sudah dipasangi lilin dengan berbagai ukuran dan bunga teratai yang terbuat dari kertas warna-warni.

Suara seruan anak-anak yang sudah antusias diiringi tawa ceria orang dewasa di sekitar membuat Yuan Yuan terkesima menatap haru.

Zhong Qiu Jie di negeri Silla Bersatu ternyata tak jauh berbeda dengan kenangan tentang festival pertengahan bulan delapan di wilayah Zhongyuan yang masih diingat baik olehnya.

Yuan Yuan kegirangan sendiri berjalan menelusuri area pasar. Rasanya sudah sekali lama dirinya tidak merasakan suka cita seperti ini.

Ketika hidup memberi kata TIDAK atas apa yang kau inginkan, percayalah, Sang Pencipta selalu memberi kata YA atas apa yang kau butuhkan.

"Lampion cantiknya boleh??? Ayo beli lah satu atau dua untuk dilepaskan ke langit agar Dewa mendengarkan permohonan anda....... Ayo mari, Nona-nona dan Tuan-tuan,"
Seruan seorang kakek-kakek tua yang merupakan salah satu pedagang lampion di sisi jalan menarik perhatian Yuan Yuan.

Dengan sendirinya, Yuan Yuan berlari mendekat sembari menatap penuh minat lampion-lampion merah yang digantung berderet-deret di atas platform kayu.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now