Part 112 : Musuh Misterius

754 64 40
                                    

Song : Nightmare


"Jian Ying... Kembalikan Jian Ying kepadaku!!!"

Di atas tempat tidur kayu yang di selimuti kelambu merah menerawang, Zhi er mengigau dalam tidurnya yang tampak bermasalah.

Di tengah teror yang melingkupi dirinya, Zhi er membuka matanya. Jantungnya bersenandung kencang dan keringat membanjiri wajahnya. Ia bermimpi buruk bergelut dengan penjahat yang melarikan Jian Ying.

Tidak! Itu bukan hanya mimpi. Itu nyata.

Zhi er menggeliat duduk dan menyadari dirinya berada di dalam sebuah kamar yang asing.

Dimana ini???

Ia mengarahkan tangan meraba keningnya yang terasa berdenyut-denyut perih dan menyadari ada perban di sana.

Zhi er tidak tahu berapa lama ia tertidur tetapi momen di saat ia melihat Jian Ying di tangkap seseorang berpakaian serba hitam masih segar dalam ingatannya. Karena itu, Zhi er pun panik. Ia bergeming dari tempat tidur.

Baru saja menggerakkan kaki, ia meringis merasakan rasa sakit yang menusuk-nusuk. Ia menyingkapkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya dan tak sengaja melihat kekurangan yang ada pada tangan kanannya. Jari manis dan kelingkingnya juga di perban. Bentuknya tak lagi sempurna. Ia kehilangan setengah bagian dari jemarinya itu karena kenekadannya menyelamatkan Kaisar Gaozu dari maut.

Sedih....

Namun ini bukan waktunya untuk meratapi diri. Apapun yang telah terjadi padanya adalah pilihan yang tidak akan Zhi er sesali. Untuk sekarang ini, Jian Ying adalah prioritas. Ia sangat berharap ada yang mendatanginya dan membawakan Jian Ying kepadanya.

"Jian Ying...."
serunya kalang kabut memanggil dengan lirihan kecil tak bertenaga.

SRITTT!!!

Berderit kencang jendela di salah satu sisi ruangan kamar karena terpaan angin yang lumayan kencang.

"Padukaaaa... Apakah itu anda???"
Zhi er menjengit kaget saat melihat punggung sesosok pria berpostur jangkung berdiri di depan jendela yang kini terbuka. Pria itu mengenakan pakaian hitam. Rambutnya yang di ikat setengah dengan sebuah jepitan giok hijau melambai-lambai tertiup angin. Tangannya yang terlipat ke belakang memegang sebuah kipas sehingga secara spontan Zhi er berpikir itu adalah Kaisar Gaozu.

Pria itu diam tak bergerak, tak juga menyahuti Zhi er yang terus menatap penuh minat. Angin yang berhembus masuk meremangkan kulit halusnya, membuatnya menggigil seketika.

"P-paduka!!!"
Sekali lagi, Zhi er berseru memanggil tetapi kemudian ia mengernyit aneh.

Tunggu dulu!

Pria itu bukan Kaisar Gaozu. Dia jauh lebih tinggi meskipun sekilas terlihat mirip dari belakang. Lagipula Kaisar Gaozu tidak mungkin tidak langsung menghampirinya begitu menyadari Zhi er telah sadar.

Jadi siapa dia?

Karena penasaran, Zhi er pun bergerak. Ia beringsut menyentuh kelambu tembus pandang.

BLAAAAAK!!!

Hembusan angin tiba-tiba mengganas dan membanting daun jendela hingga tertutup rapat dengan kencang.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now