Part 56 : Drama Sang Ratu

1.7K 132 60
                                    


Kalau ada anjing liar menggigitku sekali, aku harus balas menggigitnya dua kali




Di istana Han bagian lain, tepatnya di paviliun tenggara yang meskipun luasnya tidak kalah besar dari kediaman pribadi Zhi er namun paviliun ini jauh lebih sederhana, kalah mewah dan meriah jika dibandingkan dengan paviliun timur.

Tidak ada permadani indah, korden berwarna, tanpa cat tembok cerah seperti tembok kamar Zhi er, dan yang paling kentara adalah jumlah dayang yang melayani pun jauh lebih sedikit dari dayang yang di khususkan untuk Wang Hou.

Hanya ada dua dayang yang sedang duduk bersama tepatnya di sebelah kiri dan kanan seorang wanita cantik berpostur tubuh bahenol nan menggoda.

Di atas kursi lesehan berbentuk persegi itu, wanita cantik yang tak lain adalah Qi Yi sedang di kompres wajahnya oleh dua dayang pribadinya.

Setelah menerima tamparan sebanyak sepuluh kali_sebenarnya tiga belas kali karena Zhi er sengaja mempermainkannya ketika Kasim Zheng menamparnya tiga kali tetapi Zhi er berkilah dayang itu tidak menghitungnya dengan benar_ kini wajah Qi Yi berakhir tragis.

Kedua sisi pipinya bengkak memerah, bahkan ada luka memar di tengah-tengah wajahnya yang mencetak telapak tangan dan sudut bibirnya berdarah. Keadaan luka wajah Qi Yi sepertinya tidak lah ringan, rasa sakit yang di deritanya menyiksa.

Qi Yi marah sekali atas perlakuan biadap yang di dapatkannya dari Zhi er, wajahnya mengeras dan matanya mendelik tajam setiap kali dua dayang itu mengoleskan herbal untuk mengkompres pipinya. Jelas dirinya tidak rela sama sekali.

"Dimana Yang Mulia Raja saat ini?" Tanya Qi Yi bersuara lemas.

Salah satu dayang menghentikan kegiatannya dan melirik junjungannya, "Di long feng dian bersama Wang Hou niang niang......." jawabnya lugas.

PLAAAAAAAAAAAAK
Tiba-tiba saja Qi Yi berang tanpa alasan dan merampus dengan menampar dayang keras dayang itu. Tak hanya itu Qi Yi mendorongnya kencang sampai jatuh tersungkur, "ENYAH KALIAN!!!" Giliran mendelik dayang satunya yang membatu di hadapannya ketakutan dengan amarah Qi Yi yang dadakan itu, "Gara-gara kalian tidak menghitung dengan baik sampai aku harus menerima tiga belas tamparan....." bentaknya memberangsang, penuh amarah.

Dua dayang itu pun tidak berani menimpali atau membela diri sama sekali. Hanya mampu membungkam mulut serapat mungkin walau kudu menahan emosi tidak jelas sang selir. Tetapi kemudian keduanya mengundurkan diri begitu saja meninggalkan Qi Yi yang masih di kuasai angkara murka.

Qi Yi tidak sama sekali menghiraukan kedua dayang yang berjalan pergi ke arah pintu kamar. Melirik pun tidak malah bibirnya komat kamit mencaci maki dua gadis tak berdosa itu. Nasib para hamba istana...... tidak melakukan kesalahan tetapi selalu harus menerima hukuman membabi buta.

Sambil meraba-raba sisi pipinya yang merah membengkak, Qi Yi terus menggerutu dan meraih sebuah cermin kecil, "Lü Zhi....... Bocah sialaaaan berani-beraninya membuat wajahku menjadi seperti ini......"
Begitu melihat pantulan wajah dirinya sendiri di cermin, rahang halus Qi Yi mengeras sempurna menyadari pipinya bengkak parah sekali, merah padam mukanya. Dan........

TRAAAAAAAAAANG
Qi Yi melemparkan cermin itu asal sampai pecah berantakan di lantai demi melampiaskan kemarahannya yang membeludak. Jujur saja wanita mana yang bisa menerima di perlakukan barbar sedemikian rupa tanpa melakukan dosa apapun juga yang setimpal dengan hukuman sepuluh tamparan??? Apalagi wanita itu adalah seorang Qi Yi.
"Tunggu saja!!!! Wanita dari klan Qi bukan orang yang bisa kau tindassssss!!!" Ucapnya menggeram kesal.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now