Part 63 : Gadis Cantik Menawan itu Bukan Gadis Biasa!!!

1.8K 151 131
                                    

Pagi-pagi Liu Bang bangun dari tidur panjangnya menyadari Zhi er sudah tidak ada lagi di sampingnya. Kasim Zheng bersama dua orang kasim memasuki kamar membawa baskom besar berisi air hangat bagi Liu Bang untuk mencuci muka.

Liu Bang duduk tegak di ranjang mengernyit melihat kehadiran para pelayannya, "Kapan Wang Hou bangun dan dimana dia sekarang???" Ucap Liu Bang bertanya kepada Kasim Zheng.

Dua orang kasim menaruh baskom di meja yang berhadapan dengan ranjang dan mulai merendam sapu tangan di dalam air hangat.
Kasim Zheng berjalan mendekati Liu Bang menebar senyum hangat memberi sambutan hari baru bagi sang Raja, "Wang Hou niang niang sudah bangun sejak sejam lalu dan pergi melaksanakan upacara sembahyang di menara penyembahan, Yang Mulia Raja."

Menara penyembahan adalah sebuah gedung tempat ibadah yang bagian bawahnya berbentuk tabung dan bagian atasnya berbentuk kerucut. Gedung ini masih dalam proses pembangunan tetapi sekitar tujuh puluh persen sudah selesai.

Demi menunjukkan cintanya yang besar kepada Zhi er, Liu Bang sengaja memanggil para arsitek handal untuk merancang dan membangun tempat ibadah di dalam istana agar memudahkan Zhi er melaksanakan kegiatan keagamaan.

Wajah segar Liu Bang mengernyit lagi mendengarkan laporan dari Kasim Zheng. Raut keheranan yang tergurat itu segera menjelaskan kalau Liu Bang tidak mengerti apa maksudnya.

"Hari ini hari pertama bulan dua belas, Yang Mulia Raja." Jelas Kasim Zheng sembari menyambut sapu tangan yang diberikan oleh seorang kasim lalu memberikannya pada Liu Bang.

Liu Bang meraih sapu tangan itu dan lekas melapkannya di wajah. Tidak disangka penghujung tahun kini menyambut. Waktu sungguh cepat berlalu seperti air mengalir tanpa diselingi dengan jedaan. Setelah selesai melap wajah, Kasim Zheng memberikan secangkir air kepada Liu Bang untuk membasuh mulut. Kemudian berlanjut mempersilahkan Liu Bang pergi mandi pagi.

Usai bersih-bersih dan mengenakan pakaian yang rapi, Liu Bang segera ditodong oleh Perdana Menteri Zhao dengan berbagai laporan dari seantero Kerajaan Han yang musti melalui pengamatannya. Tadinya Liu Bang masih berpikir menyamperi Zhi er di menara penyembahan bersama-sama melaksanakan ibadah tetapi belum apa-apa urusan kenegaraan sudah menunggu untuk dibereskan.

Dengan sedikit terpaksa, Liu Bang mengurungkan niatnya itu dan menuruti Perdana Menteri Zhao untuk segera menuju ruangan kerjanya. Kasim Zheng membuntuti dari belakang sambil memegang pedang emas Liu Bang yang selalu setia menemani keberadaan sang Raja.

Di menara penyembahan itu, sudah sejam lebih Zhi er bersujud membaca kitab Tripitaka di hadapan patung Buddha Maitreya. Para pengawal mengawasi di beberapa sudut ruangan itu. Kekhusyukan dan kekhidmatan membuat Zhi er tak merasakan efek kebas ataupun kesemutan bertekuk lutut sekian lama. Tak ada yang tahu sebenarnya Zhi er sedang bersusah hati mendoakan arwah para prajurit yang tewas sia-sia di pertempuran Kota Luoyang tempo hari melawan pasukan militer Kerajaan Silla Bersatu.

Tidak ada yang bisa Zhi er lakukan kecuali rutin membacakan ayat kitab suci memohon kepada Buddha dan Dewa agar memberikan ketentraman kepada prajurit serta warga sipil korban kekejaman perang yang tidak sepatutnya terjadi. Meski Zhi er bukan lagi Zhi er yang dulu, yang penuh kebaikan hati tetapi tetap saja rasa bersalah terus menghantui dirinya. Biar bagaimanapun juga keikutsertaan Kerajaan Silla Bersatu di tengah perang Chu-Han memang karena permohonan Zhi er kepada Pangeran Ning.

Setiapkali meratapi dosanya itu di hadapan sang Buddha, Zhi er terus diliputi kegundahan memikirkan bagaimana reaksi Liu Bang andaikata rahasia besar itu terbongkar? Susah payah Zhi er bersandiwara menarik Liu Bang berpihak padanya secara total sampai berhasil menguasai pria tampan itu bahkan Liu Bang sudah memberikan sebuah plat kekuasaan kepada Zhi er. Jelas lah Liu Bang memang sangat menghargainya, mencintainya dengan segala ketulusan dan memberikan kepercayaan besar kepada Zhi er sebagai sebuah bentuk penebusan kesalahan Liu Bang telah menyakiti Zhi er namun kebencian dalam diri Zhi er tidak pernah lenyap setelah terlanjur berakar di dalam dirinya.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now