Part 109 : Siasat Adu Domba Permaisuri

811 71 15
                                    





Keesokan harinya.....

Saat sang mentari baru merangkak bangun dari peraduannya, sesuatu yang menggemparkan kembali terjadi di istana. Seorang dayang yang bertugas menaruh wewangian di ruangan pribadi Bo Ji ditemukan mati tergeletak di kamarnya dengan keadaan yang mencurigakan. Matanya membelalak merah, bibir dan kukunya menghitam.

Waktu itu Bo Ji sedang siap-siap menunggu para hamba menyajikan sarapan untuknya. Bo Ji duduk di balik meja makan yang sudah penuh dengan berbagai makanan ringan sebelum informasi mengejutkan itu sampai ke telinganya. Bersama dengan beberapa dayang, Bo Ji langsung pergi melihat dayang yang dimaksudkan itu.

Sebelumnya, Bo Ji memerintah seorang hamba memanggil seorang tabib untuk memeriksa penyebab kematian dayang itu.

Awalnya tabib hanya menyimpulkan jika dayang itu mati karena mengalami keracunan akut. Penyebabnya masih belum diketahui. Bo Ji  ketakutan dan merasa terancam. Samar-samar Bo Ji mengendus niat jahat yang tertuju padanya lewat kematian seorang dayang miliknya dengan cara yang mengenaskan. Tentu saja, hal pertama yang terlintas dalam pikirannya adalah mengadu pada Kaisar Gaozu agar peristiwa ini segera di usut.

Namun sebelum itu terwujud, Bo Ji dikagetkan lagi dengan penemuan lain oleh sang tabib yang tak menyerah mencari penyebab kematian dayang itu. Sesuatu yang mencurigakan ditemukan menempel di pakaian yang dikenakan korban.

"Apa itu, Tuan?"

Bo Ji menatap ngeri sesuatu yang terlihat mirip seperti cacing yang berada dalam sebuah mangkok kecil yang di pegang oleh sang tabib. Cacing itu masih hidup dan menggeliat. Warnanya merah dan posturnya gemuk, ukuran panjangnya sekitar enam sentimeter.

"Lapor, Nyonya Bo. Setahu hamba, hewan ini disebut sebagai cacing kriptid,"

"Cacing Kriptid???"

Kening Bo Ji mengerut dalam menatap tak mengerti sang tabib yang nampak sangat serius mengamati isi mangkok di tangannya.

"Ini adalah sejenis cacing yang hampir tidak pernah ditemukan di daratan Zhongyuan. Hanya berasal dari daerah yang bergurun. Cacing ini di juluki sebagai cacing maut karena kemampuannya menyebar asam dan mengeluarkan sengatan yang bisa membunuh manusia. Hanya sekali menyengat saja, cacing ini bisa melumpuhkan sistem tubuh manusia hingga seperti ini lah kondisi korban yang kita lihat,"

Kengerian yang melanda Bo Ji membuncah. Bo Ji yang minim pengetahuan tidak habis pikir, bagaimana bisa di dunia ini terdapat binatang yang ukurannya sangat kecil namun bisa membunuh seorang manusia dewasa hanya dengan sekali sengatan?

Jahanam.

Jelas sudah ini adalah kejahatan terselubung yang dilakukan oleh seseorang. Astaga!!! Beruntung cacing kriptid itu tidak sampai menempel padanya mengingat dayang itu adalah dayang yang keluar masuk ruangan pribadinya sepanjang malam mengganti lilin dan wewangian.

Sejumlah kesangsian dalam benak Bo Ji terjurus pada Kerajaan Persia yang memang terkenal dengan wilayah bergurun. Sedangkan semua orang tahu Kerajaan Persia adalah negeri asal Qi Yi.

Mungkin kah Qi Yi yang menaruh cacing maut ini untuk mencelakakan dirinya?

"Maksudmu daerah bergurun?"

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now