Part 98 : Drama di Istana Kekaisaran Han

965 89 19
                                    

Song : Beauty and The Beast Chinese version by Jing Bao ft. Hebe Tian



Musim dingin akan segera berakhir berganti musim semi yang menyambut. Pergantian tahun kini tinggal menghitung hari. Rakyat bergembira, istana pun turut bersuka cita. Karena itu pula, Pangeran Ning dan Xiang Yu dijadwalkan untuk segera kembali pulang ke kerajaan masing-masing sebelum hari tahun baru tiba. Menurut tradisi orang-orang saat itu, tahun baru adalah perayaan akbar yang wajib di lewati bersama keluarga. Jadi sudah tentu Pangeran Ning dan Xiang Yu tidak boleh kehilangan momentum berarti tersebut di tanah air mereka.

Kaisar Gaozu berjalan masuk ke dalam ruangan pribadi milik Zhi er dan menyadari Zhi er tidak berada di sana. Kaisar berdecak saat melihat meja rias Zhi er dalam keadaan berantakan. Sisir, jepitan rambut serta ada beberapa perhiasan berhamburan di atas meja. Diantara merasa geli dan heran, Zhi er selalu saja serampangan seperti ini. Tidak pernah berubah dari dulu.

Para dayang tidak akan berani masuk dan membantu merapikan tanpa adanya perintah dari yang bersangkutan. Akhirnya Kaisar pun berinisiatif merapikannya, menaruh semua barang-barang pribadi Zhi er ke dalam sebuah kotak perhiasan.

Saat ingin menutup kembali kotak tersebut, kening Kaisar Gaozu tertekuk dalam melihat sebuah perhiasan yang tampak asing, tusuk konde berbentuk naga. Tanpa babibu, Kaisar Gaozu mengambil tusuk konde itu dan menelitinya dengan seksama.

Wajah Kaisar Gaozu mengerut memperhatikan karakteristik ukiran, warna serta tekstur giok yang kontras berbeda. Jelas benda berharga tersebut bukan berasal dari Kekaisaran Han. Tak usah jauh-jauh menebak pun Kaisar Gaozu sudah tahu darimana asalnya tusuk konde itu.

Pangeran Ning.....

Sorot benci tergurat di wajah Kaisar Gaozu saat dirinya menatap dan mengepal erat benda tersebut. Patah tumbuh, hilang berganti. Satu hilang, seribu terbilang. Baru saja Kaisar Gaozu melegakan hatinya setelah Zhi er sudah mengikhlaskan Xiang Yu dan ternyata kini muncul lagi jurang pembatas yang lain.
Jahanam!!!

Kaisar Gaozu menaruh kembali tusuk konde naga itu ke dalam kotak perhiasan, dan....

DUPPP
Kotak perhiasan itu dihentakkannya dengan keras di atas meja.

Setelah menetralisir perasaannya yang bergejolak, Kaisar Gaozu berjalan keluar dan para dayang yang berjaga di sekitar teras memberitahunya jika Zhi er baru saja pergi mengantar makanan ke istana sayap tengah, tempat tinggal Jian Ying di dalam istana Kekaisaran Han.

Tentu saja Kaisar Gaozu senang mendengarkannya. Di saat dirinya tidak bisa memantau perkembangan Jian Ying dalam segala hal akibat sibuk tak berkesudahan, Zhi er bisa melaksanakan tugasnya sebagai seorang ibu dengan baik, memberi perhatian penuh pada putra kecil mereka.

Kaisar Gaozu pun menyusul, penuh semangat di temani Kasim Zheng pergi menemui Jian Ying dan Zhi er.

Sesampainya di sana, semua suka cita itu lenyap. Wajah Kaisar Gaozu kembali mengerut. Kali ini lebih kentara bahkan tatapannya pun seakan membara. Suara ringkikan kuda terdengar jelas namun bukan itu yang membuat Kaisar Gaozu jengkel melainkan pemandangan di hadapannya.

CIAAAAAAA

Di halaman besar itu, Zhi er, Jian Ying dan Pangeran Ning menunggangi kuda bersama. Jian Ying berseru-seru kegirangan di tengah keasyikannya duduk di atas kuda yang sama dengan Zhi er mengitari halaman. Pangeran Ning menyusul di belakang, tak kalah bergembira dibandingkan dengan Jian Ying yang suka sekali menunggangi kuda.

Dengan langkah penuh wibawa tak lupa raut dinginnya, Kaisar Gaozu berjalan mendekat dan berhenti tepat di hadapan sebuah gazebo yang letaknya di tengah-tengah halaman.
Dengan perasaan yang lagi-lagi bergejolak, Kaisar Gaozu berdiri tegak menyaksikan keasyikan ketiganya sedangkan Kasim Zheng berdiam diri di ujung koridor, mangut-mangut memperhatikan ketenangan Kaisar Gaozu yang mengagumkan.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now