Part 94 : Tenggelam dalam Dendam

1.1K 130 13
                                    

Song : I will go to you like the first snow by Ailee

"Hormat pada Paduka Kaisar,"
Mei Ting terlebih dahulu menyambut Kaisar Gaozu di bagian depan ruangan itu. Bersujud, Mei Ting terlihat santai namun tak juga mengurangi rasa hormat pada sang kaisar, tidak sedikitpun mencurigakan.

"Bagaimana kondisi Permaisuriku?"
Kaisar Gaozu berhenti sejenak menanyai Mei Ting. Namun sebelum Mei Ting menjawab, Kaisar Gaozu sudah terburu-buru memasuki ruangan.

"Paduka, Permaisuri sedang ganti pakaian...."

Kaisar Gaozu tak menggubris seruan Mei Ting malah semakin mempercepat langkah kakinya menuju ruangan kedua tempat Zhi er berada. Dirinya sudah terlalu merindukan wanitanya itu. Lagipula rasanya tidak ada yang perlu disegani, toh Kaisar Gaozu bahkan sudah biasa melihat "kepolosan" gadisnya itu.

Ketika sudah sampai di pintu penyambung ruangan kedua, Kaisar Gaozu menyapu pandangannya ke sekeliling. Rapi dan wangi seperti biasa. Ajaibnya, semua peralatan latihan kungfu menghilang bak di telan bumi dalam sekejap mata. Papan target panah yang berdiri tegak di hadapan jendela beserta busur dan anak panahnya termasuk pedang antik milik Zhi er pun ikut lenyap.

Pandangan Kaisar Gaozu berakhir pada sosok punggung Zhi er yang sedang mengambil helaian pakaian pertama untuk menutup tubuhnya yang terekspose seluruhnya. Sial, Kaisar Gaozu langsung terusik dengan pemandangan asyik tersebut.

Suara langkah kaki mendekat segera membuat Zhi er tahu kalau Kaisar Gaozu telah tiba, ia membalikkan badan,
"Yang Mulia, maaf saya tidak membuat persiapan untuk menyambut kedatangan anda," kata Zhi er menyapa lembut Kaisar Gaozu dengan wajah terkejut seolah dirinya tidak menduga kedatangan pria itu sebelumnya.

Seraya menyibukkan diri tergesa-gesa mengenakan pakaian, Zhi er berdecak merasakan tatapan "lapar" Kaisar Gaozu. Ada-ada saja Mei Ting, tak seharusnya dia memikirkan ide seburuk ini untuk mengalihkan perhatian Kaisar Gaozu. Dia bukannya tidak tahu Kaisar Gaozu itu pria yang mudah tergoda?

Kaisar Gaozu meneruskan pergerakannya menghampiri Zhi er. Matanya yang genit itu jelalatan melirik lekuk tubuh Zhi er yang selalu mampu memancing keluar sosok jantan laki-lakinya. Dia berdebat dengan sosok tersebut bahwa ini bukan saat yang tepat untuk "naik gila menyerang" gadis itu.

"Tadinya aku sudah cemas saat mereka bilang kau jatuh sakit karena syok dengan kebakaran di istana pengasingan. Tapi ternyata.... hmmmmm....." Kaisar Gaozu bergumam dengan kening mengernyit menilai kondisi fisik Zhi er yang tak terlihat sedang sakit.

Kaisar Gaozu menarik dagu Zhi er agar bertatapan dengannya, "Ada apa denganmu?" Kaisar Gaozu menelisik wajah Zhi er dengan seksama sambil mengarahkan sebelah tangan merapikan beberapa helai surai gadis itu yang sedikit basah menempel di wajah, "Mengapa berkeringat seperti ini? Seperti habis berkelahi saja," katanya heran.

Zhi er menegang padahal ia sudah mengelap keringat di wajahnya sampai bersih tetapi tetap saja tak bisa luput dari perhatian Kaisar Gaozu. Bahaya!!! Hal sekecil inipun bahkan tercium,"Saya juga tidak tahu. Setelah minum obat dari tabib, saya terus merasa gerah. Kalau tidak minum, saya malah tidak bisa tidur sampai pagi. Tiga hari anda pergi, tiga hari juga saya tidak pernah bisa terlelap," jawab Zhi er berkeluh-kesah mengelak dengan nada merana.

Diam, hening, Kaisar Gaozu tak menyahut lagi malah terus memperhatikan Zhi er dengan tatapan menerawang seakan-akan tengah berusaha mencari kebenaran akan kata-kata Zhi er.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now