Part 13: Misteri Permaisuri Li......

3K 131 4
                                    

Song : 为什么受伤的总是我 (Wei Shen Me Shou Shang de Zong Shi Wo = Mengapa yang terluka itu selalu aku adalah aku) by Jimmy Lin.

Hello guys... Vota ya kalo kalian menyukai cerita ini.... Thanks.

Note: Di part ini mengandung kiasan kata-kata yang sedikit mengerikan untuk disimak.......

******************************************


Beberapa minggu kemudian..............



Dengan kembali bangkitnya kekuatan militer Qin setelah Negeri Persia bersekutu, "naga ganas" kembali mengeluarkan api dari mulutnya yang siap membumi hanguskan siapa saja yang masih berani melawan.
Penguasa Kerajaan kecil memilih menyerah dan menghentikan pertempuran setelah mengalami sederetan serbuan mematikan dari pasuian Qin.

Raja Kerajaan Chu wafat sesaat setelah menuliskan wasiat terakhirnya dan Raja Kerajaan Qi juga telah memutuskan untuk mengangkat tangan serta beberapa negeri kecil lainnya kompak tidak mau melanjutkan perang dahsyat yang merobek-robek militer mereka hari demi hari tetapi masih belum mengambil keputusan mutlak untuk menarik para pasukannya dari wilayah kekuasaan Qin.

Masih dilema....... dan juga gemetaran memikirkan hukuman apa yang akan diberikan Kaisar Qin kalau mereka sudah menyerah kalah?

Yang pasti Kaisar  Qin tidak akan melepaskan dan memberi ampun pada mereka begitu saja karena telah membuat negri besar yang damai menjadi hancur tak karuan di serang kiri kanan bertubi-tubi.

Pada era Kekaisaran Qin sebelum masehi para kasim yang merupakan lelaki yang sudah dikebiri menguasai seluruh istana Qin dengan dukungan para petinggi negara yang hanya mementingkan diri sendiri sehingga membuat seorang Kaisar pun tak bisa berkutik.
Kaisar Qin berada dalam pengaruh dan genggaman tangan para kasim yang haus kekuasaan.

Gao Li Si yang merupakan kasim kepercayaan Kaisar Qin selama ini mempengaruhi Kaisar dengan hasutan kejam untuk menghukum mati para penguasa kerajaan kecil yang memberontak beserta sembilan keturunannya untuk menjadi contoh dan akibat dari seorang pengkhianat.

Kasim Gao yang jahat itu menyebut hukum mati itu dengan "ling chi" atau mengiris pelan-pelan.

Hukuman mati itu pun dilakukan dengan cara yang teramat sangat keji hingga terlalu menjijikkan untuk di ceritakan, mengerikan bagi telinga untuk mendengarnya, yaitu dengan mengikat seorang terpidana mati khusus lelaki di sebuah tiang dan menjeratnya dengan keras dengan tali di hadapan umum, dibiarkan menjadi tontonan angker khalayak ramai.

Terpidana akan meraung-raung kesakitan disana selama beberapa hari hingga pingsan kehabisan energi, lalu kemudian disiram dengan air untuk membuatnya siuman kembali lalu datanglah seorang algojo yang memulai mengiris bagian dada, lutut, kaki dan tangannya secara perlahan-lahan dengan sebuah pisau tajam namun juga tidak mematikannya dalam sekejap, algojo harus terus membiarkan terpidana tetap bernapas merasakan penyiksaan luar biasa di seluruh tubuhnya menjerit-jerit kesakitan tetapi juga tidak kunjung mati-mati.

Terus sampai berhari-hari saat terpidana tsb sudah lemas dan sudah tak bisa lagi bersuara baru algojo akan mulai memotong bagian pinggangnya pelan-pelan sehingga terputus dari bagian bawah badannya membuat terpidana ada yang mati seketika namun ada juga yang masih hidup melihat dengan mata kepala sendiri tubuhnya di iris-iris, dimutilasi secara hidup-hidup bak menyembelih seekor sapi.

Sampai akhirnya tubuh terpidana mati tsb berakhir di tangan algojo menjadi tak berbentuk, semua bagian tubuh dan organ dalam di pisahkan dari kesatuan tubuh yang awalnya sempurna menjadi seonggok potongan daging dan tulang dengan darah yang mengalir deras.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now