Part 42 : Liu Bang vs Xiao He

1.4K 117 79
                                    




************************************************






Setelah keluar dari ruangan itu, Zhi er berjalan gontai menelusuri teras penghubung gedung ruangan kerja Liu Bang dengan gedung lainnya.
Zhi er linglung, seluruh tubuhnya gemetaran, langkah kakinya begitu berat untuk bergerak berjalan sejauh mungkin dari posisi pria yang barusan mengamuk-amuk itu.
Jelas Zhi er sangat terpukul dengan semua perlakuan Liu Bang, ia memukul-mukul kecil pipinya mencoba untuk menanyakan dirinya sendiri, apakah ini hanya sebatas mimpi buruk?!?

Ya... Zhi er dengan segala kesadarannya berharap ini semua memang hanya mimpi saja, mimpi tak terduga.
Sesekali Zhi er menginjak ekor pakaiannya yang sedikit menjuntai di tanah menyebabkannya terhuyung-huyung seperti orang mabuk yang tak mampu berjalan dengan baik.

Berderai air mata, langkah kaki membawa dirinya ke halaman luas itu. Hanya mampu celingak celinguk berjalan seperti orang linglung yang tersesat di tengah jalan yang terasing.
Untuk pertama kali dalam seumur hidup, Zhi er merasakan betapa sesak dirinya, serasa seperti tertancap pedang tajam milik Liu Bang yang telah bersimbah darah itu.
Dirinya tidak tahu perasaan apa itu, namun yang jelas seakan kehilangan daya topang tubuh, seluruh tulangnya berasa melemas dan hatinya ngilu, nafasnya berasa pendek dan tertahan-tahan di lehernya.

Kali ini perasaan menyakitkan di sekujur tubuhnya ternyata jauh lebih mendera daripada rasa sakit saat pertama kali di gagahi oleh Liu Bang, suami yang dicintainya itu.
Tadinya Zhi er dengan polosnya berpikir rasa sakit itu-saat diperawani- adalah penderitaan tak terbandingkan oleh rasa apapun juga namun kali ini Zhi er merasakan rasa sakit yang jauh berkali-kali lipat, jauh menusuk-nusuk sampai membuat jiwanya serasa terbelah menjadi beberapa bagian. Kepedihan ini merebak bagai air mendidih yang merebus tubuhnya hidup-hidup.

Dirinya tidak mengerti sesungguhnya apa dosa mematikan yang telah diperbuat olehnya?
Zhi er bahkan hanya mempertanyakan keadaannya yang terkekang tanpa bisa menghirup bebas, tidak lebih dan ya walaupun Zhi er tahu betul dirinya memang bersalah terlebih dahulu karena meninggikan suara demi mendesak penjelasan tetapi perlukah Liu ge ge sampai mengancam begitu keras? Mengapa semuanya seakan Zhi er yang salah? Mengapa Liu Bang begitu tega? Tidakkah Liu Bang mengerti dirinya telah menyakiti perasaan Zhi er sampai ke relung hati bagian terdalam? Dan satu lagi hilang kemana Liu ge ge yang penuh kelemah lembutan itu selama ini? Hilang kemana juga janji-janji manisnya? Janji yang mengatakan dia tidak akan membiarkan Zhi er mengalirkan air mata. Janji tulus bahwa dirinya akan membahagiakan Zhi er tanpa membuatnya bersedih. Tetapi buktinya? Tidak ada satupun yang di laksanakannya.... Tidak ada!!!

Seketika Zhi er menjerit dalam hatinya menanyakan itu semua, menginginkan sebuah penjelasan logis untuk semua ini.

"Isteri tidak tahu diri.... Kau tidak pantas menjadi seorang Wang Hou dengan sikapmu yang tidak tahu sopan santun dalam berbicara dengan seorang Raja seperti diriku.....Sekali lagi kau berani bertingkah sembrono, aku akan menyeretmu masuk ke leng gong* dan mengangkat wanita lain menjadi Wang Hou menggantikanmu yang masih bocah tapi sudah lupa diri ini...."

Air matanya bercucuran semakin deras mengingat kata-kata yang bagai anak panah tertancap di jantungnya itu.
Napasnya menjadi tersangkut-sangkut begitu setiap kata mengerikan itu terngiang-ngiang begitu jelas di kepalanya.
Dari awal Zhi er sudah menduga perasaan tulus Liu Bang kepadanya memang tidak akan bertahan lama, karena sudah pasti akan ada kehadiran wanita lain di antara mereka.
Liu Bang adalah seorang Raja, dia berhak memiliki banyak wanita di sampingnya untuk melahirkan keturunannya.
Zhi er tahu dirinya tidak boleh egois sedikit pun juga, dirinya juga tidak menuntut untuk menjadi wanita satu-satunya bagi Liu Bang tetapi Zhi er tak menyangka ternyata segitu cepat kah Liu Bang membahas kehadiran wanita lain di saat dirinya bahkan hanya sedang mempersoalkan keadaan yang terkekang ini? Demi Dewa, hanya itu saja. Tidak lebih.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now