Part 44 : Biarkan Pedang Yang Berbicara

2K 118 19
                                    

Song : 天使的翅膀 ( Pinyin ; Tian Shi de Chi Bang= Sayap Malaikat )

**********************************************

Hello guys part 44 is coming!!
Part ini panjang sekali... berisi 17.000 kata-kata
Author bikin satu part sepanjang mungkin agar cerita cepat tamat!!! Sorry ya guys....

************************************************

"Aku percaya kau masih berada di sini
Tidak pernah pergi
Cintaku seperti malaikat yang melindungimu"

-Zhi er-

************************************************

Di aula utama Istana Han......

Pertemuan Raja beserta seluruh menterinya di adakan.

Seperti biasa Liu Bang dihadapkan dengan wajah-wajah manyun yang sudah sekian lama membuatnya gerah terutama ketiga pejabat senior yang selalu menantang dirinya.

Mereka sudah tidak lagi menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap Liu Bang sejak kasus hubungan Zhi er dan Miao Yi terungkap ke publik apalagi Raja terkesan sangat melindungi Ratu Lü mengambil banyak
kebijakan sendiri tanpa berembuk dengan dewan petinggi untuk mengatasi masalah yang menjerat Ratu saat itu, memberangus semua orang yang berani memprovokasi dan mengharamkan seluruh rakyat jelata untuk mencibir sang Ratu di tempat umum.

Ini membuat Ketua dewan Zhang, Menteri Li Xian dan Sekretaris Jenderal Wang Wei berang. Setelah itu mereka bertiga sudah terang-terangan menunjukkan sikap nyolotnya tanpa sungkan di setiap pertemuan.

Dan kali ini Han Xin tidak ikut serta karena masih berjaga-jaga di daerah perbatasan Kerajaan Han dengan Kekaisaran Qin.
Han Jiang Jun sama sekali tidak bisa meninggalkan tugasnya walau hanya sehari pun juga karena ketegangan yang tercipta di antara gajah perkasa dengan seekor lalat semakin mencekam. Kekaisaran Qin mengancam akan memerangi Kerajaan Han.

Seperti biasa Liu Bang sangat rapi, bergaya, kewibawaannya sebagai seorang Raja tidak perlu diragukan lagi. Ia mengenakan seragam dinasnya dengan jubah besar berwarna kuning menyala, rambut di ikat setengah dengan sebuah pita berwarna senada dengan jubahnya, duduk di kursi kebesarannya menatap datar dingin lurus ke hadapan, dirinya sudah tahu apa sebetulnya yang mereka ingin bahas.

Tak lupa kipas kesayangan miliknya di kibas-kibaskan perlahan-lahan ke dadanya sendiri. Sudah lama Liu Bang tak melakukan kebiasaan yang sudah lama ditinggalkannya.
Sebuah keanehan seolah Liu Bang hendak mendinginkan aura panas yang menyelimuti dirinya selama ini.

Kasim Zheng berdiri di sebelah kanannya, suasana begitu kaku dan tegang baginya karena ada yang janggal dengan pemandangan di pertemuan kali ini. Langka....

Sebuah pedang emas yang terlihat sangat tajam menjulur rapi di meja singgasana Raja. Dari saat pertama berdiri di sana, Kasim Zheng terus saja melirik-lirik penuh kewaspadaan terhadap Liu Bang.

Para menteri yang berdiri rapi berjajar dalam beberapa formasi melirik-lirik satu sama lain kebingungan dengan sesuatu yang menyilaukan mata, menggentarkan jantung.

Beberapa dari mereka cengar-cengir tertanya-tanya untuk apa Raja mengeluarkan pedang miliknya.

Ya ampun ini sungguh menegangkan!!

Begitu sesi penghormatan selesai, Liu Bang menegakkan badan dan mengangkat mata menatap tanpa minat terhadap segerombolan pria-pria bermuka masam di hadapannya, "Ada urusan apa kalian meminta untuk bertemu?" Suara rendahnya begitu lantang mengumandang menggema di aula besar itu. Sesungguhnya Liu Bang memang sudah tahu jelas apa maunya mereka? Hanya saja Liu Bang merasa perlu ada sedikit basa-basi tidak penting dulu sebelum mereka berbuka suara.

Love, Tears & DesireOnde histórias criam vida. Descubra agora