Part 85 : Di Balik Turnamen "wu shu"

1.1K 125 52
                                    

Song : Trouble Maker


Waktu jam pasir sudah memasuki akhir "Ci Shi" atau sudah jam 11.00 am. Semua orang yang duduk di tenda sebagai penonton turnamen "wu shu" mulai gelisah menantikan Kaisar Gaozu yang sudah terlambat hampir dua jam.

Han Xin dan Xiao He sudah dua kali memerintahkan beberapa prajurit untuk memeriksa keberadaan Kaisar Gaozu dan memanggilnya datang secepat mungkin namun bukan hanya Kaisar Gaozu yang tak kunjung menampakkan batang hidung bahkan prajurit-prajurit itu pun tak kembali seolah ditelan bumi saja.

Li Yue er dan Qi Yi sudah dalam keadaan kesal setengah mati menahan amarah memikirkan Kaisar Gaozu yang sepertinya mengetepikan urusannya sendiri untuk bersama Zhi er di pagi hari ini.

Segitu pentingkah Permaisuri Lü bagi Kaisar Gaozu?
Mereka geram dan tidak habis pikir. Kalaupun Kaisar Gaozu memang tidak mau berpisah dengannya, seharusnya Zhi er sebagai seorang ibu negara dapat menasehati Kaisar Gaozu agar tidak melupakan kewajibannya. Menurut Qi Yi dan Li Yue er, Permaisuri Lü sungguh tidak tahu diri.

Suara derap kaki terdengar memunculkan gerombolan Kaisar Gaozu yang berjalan menggandeng Zhi er bersama. Mei Ting yang menggendong Jian Ying serta Kasim Zheng dan para pengawal menguntit dari belakang.

Dua pasang mata meruncing tajam memancarkan kedengkian dan kebencian melihat penampakan sosok Zhi er yang ternyata ikut dibawa oleh Kaisar Gaozu kemari.

Wajah Kaisar Gaozu tampak segar dan bersinar namun berbeda dengan Zhi er yang jelas sekali kelelahan dengan mata sayu dan wajah kusut. Tetapi yang paling mencolok adalah pakaian mereka yang sama-sama berwarna kuning bahkan pakaian Pangeran Mahkota Jian Ying pun sama. Bedanya, pakaian milik Kaisar Gaozu dan Jian Ying lebih cerah warnanya dengan sulaman naga. Bebatuan safir hanya ada di pakaian milik Kaisar Gaozu sehingga penampilan Kaisar Gaozu tampak lebih mewah.

Baik Li Yue er dan Qi Yi gerah sekali dengan penampilan ketiganya yang persis mirip seperti keluarga kecil yang bahagia bahkan mengenakan pakaian pasangan seperti ini. Berlebihan sekali menurut keduanya.

Bo Ji diam-diam menjeling dua wanita yang duduk sejajar dibagian kirinya. Senyum miring wanita sederhana itu terulas melihat keduanya terpaku menatap Kaisar Gaozu sedang mendekat dari arah di balik panggung bersama Permaisuri Lü. Senyum itu seperti mengejek tetapi juga membersitkan arti lain yang sulit dijelaskan.

Semua orang bangkit dari kursi dan membungkukkan badan empat puluh derajat menyambut kedatangan Kaisar Gaozu.

"Hormat Paduka Kaisar"

"Hormat Permaisuri Lü,"

Seruan penghormatan itu dialunkan serentak oleh semua orang yang berada di halaman besar istana.

Kaisar Gaozu mendaratkan bokongnya di atas kursi miliknya dan langsung menyapu pandangannya ke sekeliling memperhatikan persiapan turnamen.

Sedangkan Zhi er kebingungan sendiri melirik kiri kanan mencari-cari kursi yang masih kosong. Semua kursi sepertinya sudah diduduki oleh penonton yang berdiri di hadapan tempat duduk masing-masing.
Mei Ting pun turut merasa canggung melihat Zhi er celingukan sendiri mencari tempat duduk.

Li Yue er dan Qi Yi tahu Zhi er bingung sendiri tak mendapatkan kursi karena memang sebelumnya tidak ada yang menyiapkan kursi untuk sang Permaisuri yang tak disangka akan hadir bersama menyaksikan turnamen. Hal ini bukannya tanpa alasan.

Semenjak peristiwa kasus kematian Meng Jie, Zhi er diperlakukan bak burung dalam sangkar emas oleh Kaisar Gaozu. Tidak pernah sekali pun Zhi er diperkenankan untuk mengikuti acara yang dihadiri banyak orang seperti turnamen "wu shu" ini.

Love, Tears & DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang