Part 115 : Penghujung Jalan Sang Melankolis

1.7K 61 79
                                    

Song : Angel of the Darkness



**************

Seorang diri di temani seekor kuda, Zhi er melanjutkan perjalanannya menuju Kota Chang'an. Sampai di area kota, Zhi er melambankan kudanya. Ia sangat berwaspada terhadap sekeliling. Keadaan sedang tidak bagus jadi Zhi er perlu ekstra hati-hati.

Isu perang saudara geger dimana-mana. Keramaian alun-alun terasa berkurang. Orang-orang tidak lagi terlihat aktif lalu lalang di jalan raya. Hanya ada beberapa pedagang asongan yang masih optimis menawarkan dagangannya.

Suasana sangat tenang sampai tiba-tiba muncul suara derap dari arah berlawanan diiringi ringkikan kuda. Sekelompok prajurit kavaleri nampak di seberang mata memacu tunggangannya dengan cepat. Jumlahnya hampir ada ratusan.

Semua orang beringsut ke pinggir membuka jalur untuk prajurit itu selain Zhi er yang terpaku melebarkan mata ketika melihat seseorang yang familiar dengan penampilan sedikit berbeda di antara formasi prajurit-prajurit itu. Pria tersebut mengenakan jubah besar serta topi baja yang hanya dimiliki oleh pejabat militer berjabatan tinggi.

"Xiao gege...."
Serunya memanggil pria tersebut. Zhi er senang bukan main bisa bertemu dengan Xiao He sebelum sampai ke gerbang ibukota.

Beberapa prajurit yang berada di barisan paling depan menghentikan tunggangan mereka. Otomatis Xiao He pun ikut berhenti.

"Tuan Jendral, wanita itu terlihat mirip dengan Permaisuri Lü,"
Seorang prajurit berseru kepada Xiao He yang tidak menyadari keberadaan Zhi er di hadapan mereka.

Pelan-pelan, Xiao He maju dengan kudanya sambil menghamburkan tatapan antusias kepada seorang wanita yang memblok jalan mereka.

"Yang Mulia Permaisuri...."
Xiao He tersenyum simpul setelah yakin bahwa wanita itu ternyata adalah Zhi er.

Xiao He pun menggerakkan kudanya lebih cepat merapat kepada sang permaisuri dan melompat dalam jarak yang dekat. Para prajurit pun ikut maju dan turun dari kuda mengerumuni Zhi er.

Zhi er pun ikut turun dan bergeming ke arah Xiao He. Ia mendesah prihatin melihat Xiao He berjalan terjingkat-jingkat ke arahnya. Kaki kanan sang jendral yang terluka akibat proyektil bom sepertinya masih belum pulih sepenuhnya. Ia tidak kuat hati membayangkan hal mengerikan apa lagi yang akan terjadi jika kekisruhan terus berlanjut.

"Hormat Yang Mulia Permaisuri....."

Orang-orang yang berdiri di sisi jalan cengar-cengir menonton aksi para prajurit. Mereka hampir tidak berani percaya Permaisuri Kekaisaran Han ada di sekitar mereka dengan penampilan layaknya warga jelata.

"Yang Mulia... Benar, ini adalah Yang Mulia Permaisuri. Bagaimana anda bisa berada di sini? Sejak anda dilaporkan hilang dari penginapan, kami semua sangat mengkhawatirkan anda,"
Ujar Xiao He dengan gurat haru di wajahnya. Xiao He melangkah lebih cepat lagi mempersingkat jarak dengan Zhi er. Sungguh sebuah kejutan dapat berjumpa dengan sang permaisuri di tengah kota ini.

"Apakah anda baik-baik saja, Yang Mulia? Para penculik itu tidak melukai anda, kan?"
Belum juga Zhi er menjawab, Xiao He bertubi-tubi  melayangkan pertanyaan. Xiao He terlalu khawatir pada Zhi er.

"Xiao gege..." Panggil Zhi er berhenti di jarak beberapa langkah dari posisi Xiao He, "Yang menyergap rombongan kita dan menculik Jian Ying bukan Xiang Yu gege, melainkan pemberontak Kerajaan Wei. Hari itu yang menyerang penginapan dan menculik aku juga adalah pemberontak Kerajaan Wei yang menyamar jadi prajurit Kekaisaran Han. Salah satunya adalah Li Yang, putra bungsu Menteri Li. Xiang Yu gege lah yang menyelamatkan aku darinya,"
Tergesa-gesa, Zhi er menjawab. Ia tidak mempedulikan pertanyaan-pertanyaan Xiao He. Satu-satunya yang ingin ia lakukan adalah mengungkapkan kebenaran.

Love, Tears & DesireWhere stories live. Discover now