Part 91 : Kekeliruan Kaisar Gaozu yang Berbahaya

1.1K 111 61
                                    

Song : I Know I Am Not The Only One by Sam Smith

Tepat pada hari perayaan "Dong Zhi" di tengah hujan salju lebat, Jian Ying berlari keluar dari sebuah gedung di paviliun utama istana agung Kekaisaran Han.

Jian Ying mengenakan seragam berwarna merah kombinasi hitam, warna kostum pelajar menurut ketentuan era kala itu.

Dua minggu sudah, Jian Ying yang kini berusia tiga tahun memulai sekolah dasar dalam lingkungan istana. Sebagai seorang pangeran, hukum kekaisaran tak memperbolehkan Jian Ying untuk mengenyam pendidikan di sekolah biasa, yang berarti Jian Ying tidak bisa berbaur dengan kanak-kanak lain seusianya.

Jadi dari jenjang pendidikan dasar sampai ke jenjang paling tinggi - sarjana -, Jian Ying akan tetap sekolah tanpa seorang pun teman di istana.

Kasim Zheng yang berdiri di koridor tepat di hadapan pintu tersenyum lebar menyambut Jian Ying, "Pangeran Mahkota, bagaimana dengan sekolahnya?"
Sapa Kasim Zheng dengan senang hati begitu Jian Ying sudah berdiri di hadapannya.

Han Xin, guru Jian Ying berjalan keluar menyusul dan bertegur sapa dengan Kasim Zheng melalui senyuman hangat.

"Zheng gong gong, buat apa kau datang ke sini? Jian Ying bisa kembali ke tempat ibunda dengan Paman Han," sahut Jian Ying keheranan merasa sedikit aneh dengan kehadiran Kasim Zheng yang tak biasanya. Jian Ying bahkan lupa menjawab pertanyaan sang kasim.

Kasim Zheng membungkuk sedikit lalu meraih Jian Ying, menggendongnya, "Hari ini adalah hari perayaan "Dong Zhi", Pangeran Mahkota. Sesuai protokol istana, anda harus menemani Paduka Kaisar makan siang di ruang makan utama," jelasnya, hangat dan sopan.

"Apa itu perayaan "Dong Zhi"?"
Tanya Jian Ying menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Betapa tidak, istilah itu sangat asing dalam pendengarannya.

Kasim Zheng tersenyum gemas pada Jian Ying yang memasang raut penasaran, "Perayaan "Dong Zhi" adalah hari raya yang kita peringati setiap musim dingin ekstrem seperti saat ini. Sejak dahulu kala "Dong Zhi" adalah lambang dari reuni atau ikatan kebersamaan antar anggota keluarga jadi kita semua harus meluangkan waktu memakan ondel-ondel yang menjadi khas "Dong Zhi" bersama keluarga," terangnya.

"Ooooooh......"
Jian Ying bergumam mengerjapkan mata isyarat dirinya sudah mengerti. Sebentar Jian Ying kembali merengutkan wajah, "Mengapa ibunda tidak pernah menyebut "Dong Zhi" pada Jian Ying selama ini ya? Ibunda juga tidak pernah membuat ondel-ondel untuk Jian Ying,"

Kasim Zheng dan Han Xin saling melirik kikuk dengan wajah mengernyit. Rupanya Permaisuri Lü tidak pernah merayakan "Dong Zhi" bersama putranya selama tinggal di negeri orang. Oh astaga!!! Padahal "Dong Zhi" adalah hari raya yang seharusnya tak terlewatkan oleh siapapun juga.

"Itu karena perayaan "Dong Zhi" hanya dikenal oleh bangsa kita makanya ibunda Pangeran tidak merayakannya di negeri orang," sambung Han Xin seraya berjalan mendekat lalu menepuk bahu Jian Ying yang seketika mengangguk-angguk paham dalam gendongan Kasim Zheng.

"Jadi sekarang hamba akan membawa Pangeran Mahkota untuk pergi makan bersama dengan Paduka Kaisar. Pangeran akan merayakan "Dong Zhi" dan memakan ondel-ondel untuk pertama kalinya,"
Seru Kasim Zheng seraya mengayun-ayunkan Jian Ying dengan pelan-pelan. Jian Ying paling suka bermain ayun-ayunan seperti itu.

"Tidaaaak... Tidak mau!!!" Tanpa butuh waktu, Jian Ying mengelak tegas dengan wajah merengut, "Belakangan ibunda sepertinya sedang sakit, Jian Ying mau langsung pulang menemui ibunda lagipula Jian Ying sudah sangat sangat merindukan ibunda," kata Jian Ying polos. Suara kanak-kanaknya begitu gemas dan naif.

Love, Tears & DesireNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ