Chapter 1. Bukan Kriminal Biasa

36.4K 1.4K 15
                                    

note : cerita ini tidak menggambarkan suasana lapas/penjara yang sesungguhnya dan hanya berdasarkan karangan author, mohon kebijakannya readers 🙏🏻

***

"Selamat datang mbak Tania, selamat bekerja dan semoga lancar semuanya."

"Terima kasih pak."

Saat ini, beberapa orang laki-laki sedang berkumpul di sebuah ruangan khusus. Mereka adalah pekerja di sebuah lapas yang cukup terkenal di daerah kota Jakarta. Tugas mereka menjaga, menertibkan, serta menjalankan sistem dan dinamika yang berlaku.

Pekerjaan mereka ini biasa disebut dengan istilah 'sipir.'

Diantara para sipir laki-laki itu, ada seorang perempuan yang juga berdiri. Ia mengenakan seragam yang sama, menandakan dirinya berada di posisi yang sama.

Nama lengkapnya adalah Tania Aurellie. Gadis berusia dua puluh tiga tahun yang baru hari ini mulai bekerja.

Bagaimana ia bisa sampai disini dan menjadi satu-satunya sipir berjenis kelamin perempuan di sel tahanan khusus laki-laki?? ceritanya panjang, tapi akar utamanya adalah uang.

Tania adalah korban PHK. Sudah hampir dua tahun ia menganggur. Hidup bergantung pada orangtuanya yang juga pas-pasan.

Suatu hari, sang ayah datang dan mengatakan bahwa ia mendapatkan lowongan kerja untuk Tania. Gadis itu hampir terjungkal saat tahu lowongan tersebut adalah menjadi sipir di lapas khusus laki-laki.

Namun karena lamaran yang ia berikan pada berbagai perusahaan tak kunjung mendapat keajaiban, akhirnya Tania tak punya pilihan lain selain bekerja disini.

Tania adalah gadis yang menawan. Rambutnya hitam dan lurus hingga ke bahu. Tubuh semampai, serta kulitnya yang bersinar membuatnya tak berhenti jadi pusat perhatian. Bahkan para penjaga disini terlihat kesulitan untuk tidak menatapnya dari atas ke bawah.

Kadang Tania berpikir, ia dikaruniai fisik yang mengagumkan dan menarik perhatian. Lalu kenapa tidak ia gunakan saja untuk mencari uang??

Alasannya adalah karena Tania memiliki seorang pacar bernama Fernando. Pacarnya tidak mungkin mengizinkannya mencari uang dengan cara seperti itu.

Dan juga tak lupa, kedua orangtua Tania yang super oldschool. Mereka pasti akan menggantungnya jika Tania memutuskan untuk open BO atau mencari sugar daddy di luar sana.

Eh? apa yang ia pikirkan barusan?

"Mbak Tania."

Tania menengok pada seorang penjaga.

"Mbak Tania ditugaskan menjaga sel nomor 18 dan 19, udah tau lokasinya dimana?"

"Belum pak."

"Mari saya antar."

Tania mengangguk. Akhirnya ia dan semua penjaga yang berkumpul mulai kembali ke tempat dimana mereka harus berjaga.

Tania mendapatkan posisi jaga di dua sel sekaligus, yaitu nomor 18 dan 19. Jika dilihat dari kertas jadwal dan penempatan, Tania tidak sendirian. Akan ada dua sipir lainnya yang berjaga bersamanya. Untung saja, batinnya.

Kini Tania sudah memasuki jejeran sel yang ada di lapas itu. Sel-selnya tidak terbuka bebas melainkan berada di dalam ruangan. Tiap ruangan terdiri dari dua sel, dan tiap sel, diisi 4-5 orang napi di dalamnya.

Tania melihat pintu bertuliskan sel 18 & 19. Iapun masuk ke dalam.

Di dalam, ada dua sel yang posisinya menghadap ke arahnya. Ukurannya cukup besar, namun tidak terlalu besar untuk diisi empat sampai lima orang.

I'm in Love with a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang