Chapter 28. A Very Long Kiss

11.7K 1K 56
                                    

"M-Marcel?"

Marcel yang mengenakan pakaian serba hitam, serta masker hitam yang menutupi mulut dan hidungnya, tak menatap Tania.

Pandangan Marcel tertuju ke arah kasur, dimana ibunya berada.

Setelah itu, Marcel menurunkan pandangannya. Ia akhirnya menatap Tania yang juga menatapnya.

"Nyokap gua udah tidur?"

"Udah," jawab Tania. Ia kini menutup pintu kamar Naomi dan kembali menatap Marcel.

"Kamu kok kesini? kan aku udah bilang jangan keluyuran dari lapas," ucap Tania.

Marcel tak menanggapi. Ia kini memperhatikan Tania dalam diam.

"K-kenapa?" tanya Tania yang gugup.

Marcel melihat gelas kosong yang dipegang Tania. Apa gadis ini merawat dan menemani ibunya sedari tadi?

"Udah ah, aku mau pulang." Tania bergegas karena Marcel tak kunjung berucap.

Kini gadis itu berjalan menuju dapur, ia akan mencuci gelas kotor itu dan pulang ke panti asuhan tempat ia menginap.

Ketika sedang mencuci gelasnya, Tania melihat Marcel yang mengikuti ke dapur. Marcel membuka tudung saji di meja makan.

"Kamu laper?" tanya Tania.

Marcel mengangguk, membuat Tania berdecak kesal. Tania mengeringkan tangannya sambil berucap.

"Kamu ngapain dateng kesini pas lagi laper? kenapa gak makan dulu di jalan?"

Tania kini membuka kulkas. Ia melihat bahan masakan yang bisa ia olah untuk makan malam Marcel.

"Kalo gak ada aku gimana? kamu bakal nyuruh mama kamu masak gitu?" lanjut Tania kesal.

Marcel hanya terdiam mendengarkan Tania yang mengomel. Ia mengambil minum di meja.

Kini Tania akan membuat telur dadar untuk Marcel. Ia sudah mengambil dua butir telur ayam, terigu dan sedikit daun bawang sebagai pelengkapnya.

Tania mulai memotong daun bawang tersebut, sementara Marcel bejalan mendekat.

"Kurang."

Tania mengernyit. "Kurang? apanya??"

"Telornya, biasanya nyokap gua bikinnya empat."

"Empat??" Tania membelalak, sementara Marcel hanya mengangguk sambil berjalan ke arah meja makan.

Tania menelan ludahnya. Laki-laki ini membutuhkan empat telur ayam untuk sekali makan??

Tania sempat bingung. Namun akhirnya ia merasa itu masuk akal, mengingat tubuh Marcel yang besar dan kekar. Akhirnya Taniapun mengambil dua butir lagi. Ia melanjutkan masaknya dengan penuh emosi.

Padahal Tania kesini hanya untuk merawat Naomi, kenapa ia jadi harus mengurusi Marcel juga??

***

Saat ini, Tania sudah selesai masak. Ia sudah duduk di sofa ruang tengah, sambil menonton tv yang volumenya ia buat kecil agar tak mengganggu Naomi.

Tania sudah berniat pulang, namun laki-laki yang sedang makan malam di meja makan itu melarangnya pergi sebelum ia selesai makan. Akhirnya Tania terpaksa menunggu.

Tania mengganti channel TV kabel tersebut. Ia kini disuguhi sebuah series romantis yang belum penah ia tonton sebelumnya.

Tania menelan ludahnya. Series ini terlihat menarik. Akan tetapi..

Tania melirik Marcel yang duduk membelakanginya di meja makan. Sepertinya ini bukan saat yang tepat.

Tania tersentak ketika melihat Marcel yang tiba-tiba berdiri. Apa laki-laki itu sudah selesai makan?? cepat sekali??

I'm in Love with a VillainDonde viven las historias. Descúbrelo ahora