Chapter 39. Demi Kita Berdua (17+)

12.1K 981 42
                                    

Tania membuka kedua mata dan melihat langit-langit kamarnya. Ia mengerjap, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam sebelum akhirnya ia pulang ke rumah.

Senyuman kecil tersungging di bibir Tania. Kedua matanya sampai terasa perih karena semalam, ia menangis sejadi-jadinya.

Kini Taniapun bangkit. Ia melihat jam dinding. Meskipun lelah, ia harus segera bersiap untuk berangkat kerja. Ia harus melanjutkan hidupnya sembari berjuang melewati rintangan yang ia ketahui tak akan mudah di masa depan nanti.

Tania segera mandi dan bersiap. Untung saja besok sudah weekend, Tania jadi bisa beristirahat dari pekerjaannya.

***

Setelah selesai sarapan, kini Tania hendak berangkat kerja. "Bu, nanti Tania pulang telat ya," ucap Tania.

"Oh? mau main? atau lembur?" tanya Rani.

"Main bu, kalo kemaleman mungkin nginep," jawab gadis itu.

"Yaudah gakpapa, kamu juga keliatan lemes banget, butuh refreshing ya?"

Tania tersenyum dan mengangguk. Kini iapun menyalami ibunya dan berjalan menuju motor.

Sepanjang perjalanan menuju lapas, Tania banyak merenung dan berpikir.

Sering kali, Tania memikirkan tentang takdir. Tania penasaran bagaimana sesungguhnya takdir yang ia miliki di masa depan nanti.

Tania ingin segera mengetahui takdir itu, tapi disaat yang sama, ia juga takut. Tania takut mengetahuinya.

Ada pepatah yang mengatakan, 'sebuah usaha tidak akan mengkhianati hasil.' Tapi bagaimana jika takdir tetap mengatakan yang lain? siapa yang bisa melawan takdir? apakah perjuangan? dan apakah perjuangan saja cukup?

***

Motor Tania akhirnya tiba di parkiran lapas. Setelah Tania turun dan hendak menuju gedung lapas, ia melihat seorang laki-laki yang berjalan mendekatinya.

Kedua mata Tania seketika membulat. Tak menyangka laki-laki ini ada di hadapannya sekarang.

"Tania," ucap Fernando.

"Kak Nando..? ngapain disini??" tanya Tania.

"Mata kamu kenapa Tania? kamu habis nangis?" tanya Fernando, tak menjawab pertanyaan Tania.

Tania benar-benar tak mengerti. Laki-laki ini sampai datang ke tempat ia bekerja. Untuk apa??

"Gimana? kamu udah ambil keputusan?"

"Keputusan apa??" tanya Tania.

"Soal yang waktu itu," jawab Fernando, membuat Tanua ingat akan ancaman yang Fernando berikan padanya beberapa waktu lalu.

Tania tersenyum. "Ah.. yang waktu kak Nando ngancem buat pecat ayah aku dari kerjaannya?"

"Aku gak pernah bilang gitu, aku cuma bilang aku pengen balikan sama kamu, dan memperbaiki hubungan kita lagi," tutur Fernnado.

"Iya, dan kalo aku nolak, kerjaan ayahku bakal terancam, ya kan??" ucap Tania kesal.

"Tania, aku cuma minta kamu kasih aku kesempatan sekali lagi."

Tania mengepal tangannya kencang. Laki-laki ini sudah mengancamnya dengan kejam, namun tetap tak mau mengakui dan berlagak seperti orang baik-baik.

"Aku.. gak sudi balikan sama kak Nando," ucap Tania, menatap laki-laki itu dengan serius.

"Aku gak mau meperbaiki apapun sama laki-laki yang udah selingkuh."

Fernando membulatkan kedua matanya, tak percaya Tania akan berkata seperti itu padanya.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now