Chapter 19. Pasar Malam

10.2K 1.1K 71
                                    

Malam itu, motor Tania yang dikendarai Marcel tiba di parkiran pasar malam yang mereka datangi.

Tania turun. Kedua matanya berbinar melihat begitu banyak wahana permainan, serta lampu-lampu yang bersinar terang.

"Wah, udah lama banget gak kesini," ucap Tania, begitu semangat.

Marcel yang juga sudah turun dari motor kini memperhatikan gadis itu dari samping. Ini hanya pasar malam yang kumuh dan ramai orang, kenapa ia begitu semangat?

"Di deket rumahku ada pasar malem, mau main kesana?"

Marcel mengernyit. Kenapa gadis ini tiba-tiba mengajaknya pergi duluan? apa ia kesurupan?

"Marcel? ayo?" Tania berucap, membuat Marcel tersadar dari lamunannya.

Marcel dan Tania kini berjalan ke arah keramaian dimana banyak warga yang datang untuk menghabiskan waktu mereka disini.

Tania tersenyum menatap sekeliling. Beberapa wahana permainan, serta pedagang-pedagang kecil yang berjualan membuat pasar malam ini jadi menarik perhatian banyak orang yang melewatinya.

"Lo gakpapa?"

Tania mengerjap. Ia menengok pada Marcel disampingnya.

"Maksudnya?" tanya Tania.

Marcel menghela nafasnya pelan. "Lo kan habis dibegal," ucapnya.

"Ah.." Tania kembali teringat.

Benar juga. Tania baru saja mengalami pembegalan, matanya saja masih sembab karena menangis. Rasa takut begitu menyelimutinya tadi.

Tapi entah kenapa..

Tania menengok pada Marcel yang berjalan bersamanya di samping.

Entah kenapa, sekarang Tania merasa aman.

"Mau naik yang mana dulu?"

Tania mengerjap, menyadari mereka sudah tiba di area wahana pasar malam.

"Hmm.." Tania berpikir sambil melihat-lihat.

"Merry go round," ucap Tania menunjuk.

"Alias komidi puter, hahaha ayo," Tania tertawa geli. Ia mengajak Marcel mendekat ke arah wahana tersebut.

"Bang, berapaan sekali naik?" tanya Tania pada penjaga disana.

"Murah neng, dewasa lima ribu aja."

"Oke, dua orang ya bang," ucap Tania menunjuk dirinya dan Marcel. Ia hendak membayar.

"Maaf nih neng."

Tania mengernyit. "Kenapa?"

"Yang naik neng aja ya, mas ini gak bisa," ucap penjaga tersebut menunjuk Marcel.

"Kenapa??"

"Badannya kegedean, saya takut roboh kalo dia yang naik."

Tania tersentak. Ia menatap Marcel.

"Pftt hahaha!" Tania tertawa geli, sementara Marcel tak terima. Laki-laki itu tiba-tiba menarik kerah penjaga yang berucap tadi.

"Ngomong apa lo?" ucap Marcel menatap dengan tajam, membuat penjaga tersebut ketakutan.

"Hehh!! jangan!!" Tania segera melepaskan tangan Marcel dan mendorong lengan laki-laki itu sekuat tenaga.

Marcelpun mundur dan melepaskan penjaga tersebut.

"Kamu mah! emosian banget!" ucap Tania kesal. Ia kini menatap ke arah penjaga tersebut yang sepertinya kena mental.

"Maaf ya mas," ucap Tania. "Nih." Tania memberikan uang lima ribu.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now