Chapter 63. Siap Menikahi

4.4K 557 26
                                    

Pagi hari di kantor, Tania sudah duduk di kursi kerjanya, melakukan aktivitasnya seperti biasa. Ia mendapat beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan dari atasannya. Ia berusaha keras agar bisa fokus dan memberikan performa terbaiknya di kantor.

Namun sejak semalam, Tania banyak merenung. Renungan penuh kesedihan yang menyelimutinya.

Ucapan Fernando masih terngiang di telinga Tania. Meskipun Tania tahu bahwa apa yang dikatakan Fernando tidaklah benar, namun tetap saja Tania kepikir.

Memang, tidak ada banyak orang yang mengetahui soal hubungan Tania dengan kekasihnya sekarang, namun jika ada yang tahu, dan melihat Tania seperti ini, semua orang juga pasti akan menganggap Tania sudah ditinggalkan oleh Marcel, dan hal tersebut membuatnya kepikiran.

Tania tidak ditinggalkan oleh Marcel. Ia terus berusaha mempercayai itu, meskipun hingga sekarang, tak ada tanda-tanda laki-laki itu akan datang padanya, atau sekedar melihat keadaannya.

Tania tidak ditinggalkan oleh Marcel, meskipun rasanya memang seperti ditinggalkan.

Kedua tangan Tania masih berada di atas papan ketik komputer, kedua matanya juga tertuju ke layar. Namun sesungguhnya Tania tidak fokus pada pekerjaan, ia hanya merenung memikirkan banyak hal.

Hingga tiba-tiba, Tania melihat satu cup kopi hangat, yang tergeletak di meja kerjanya.

Tania sontak menengok ke samping. Kedua matanya membulat, melihat seniornya, Angga yang sudah berdiri di samping. Sejak kapan laki-laki ini ada disini??

"Di luar lagi ujan, dingin, kamu gak usah keluar beli kopi, ini udah saya beliin," ucap Angga.

Ucapan Angga membuat Tania tersentak. Ia melihat ke arah cup kopi tersebut, kemudian kembali menatap Angga.

"Ciyee Angga! udah terang-terangan sekarang!"

Celetukan itu kini terdengar, Tania tak tahu siapa yang berucap, namun itu sudah pasti salah satu rekan karyawannya di divisi ini.

"Gas terus Ngga!"

"Angga gua juga mau kopi gratis dong! masa Tania doang??"

"Etdah itu dia lagi berjuang itu, bukan lagi bagi-bagi kopi gratis!"

Angga yang berdiri di dekat meja Tania hanya tersenyum geli mendengarkan ocehan para karyawan di ruangan ini. Ia tak bisa menyalahkan mereka, sebab ini memang pertama kalinya Angga secara terang-terangan menunjukkan bahwa ia sedang berusaha mendekati Tania.

"Kalo gitu saya balik ya, Tania," ucap Angga.

Tania yang sedari tadi terdiam bingung kini akhirnya mengangguk. "M-makasih mas Angga," ucapnya.

Angga akhirnya berjalan pergi, meninggalkan Tania serta segelas kopi yang ia belikan. Tania mendekatkan kopi itu ke arahnya.

Kopi ini memang hangat dan sangat pas untuk cuaca yang sedang dingin, namun Tania tadinya berharap ia saja yang membeli kopi itu sendiri.

"Tan?"

Tania menengok ke samping, ke arah senior di divisinya. Gita menggeser kursi kerjanya ke arah meja Tania.

Perempuan itu tak berhenti tersenyum pada Tania. Pandangannya kini tertuju pada segela kopi yang Tania pegang.

"Kok bisa?" tanya Gita.

"Kok bisa?" ulang Tania.

"Iya, kok bisa dia tau-tau ngasih kamu kopi? terus Angga keliatan santai banget tadi, kaya udah pernah ngobrol deket sama kamu?" tanya Gita lagi, membuat Tania menelan ludahnya.

"Oh itu, kemarin motorku mogok mbak, terus gak sengaja mas Angga lewat, akhirnya dia bantuin nelfon montir, habis itu nganter aku pulang ke rumah," jelas Tania.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now