Chapter 83. Mother or Freedom?

4.3K 513 55
                                    

info : cerita ini akan berakhir di chapter 86 ☺️

***

Malam hari di parkiran pusat perbelanjaan, sepasang suami istri baru saja keluar dari gedung mall dan menuju ke mobil mereka.

"Udah lewat jam sepuluh ternyata," ucap Rashila, seorang ibu hamil yang berpegangan tangan dengan suaminya, Geovano.

"Kamu sih betah banget di mall sampe jam segini," sahut Geovano.

"Aku kan belanja buat kebutuhan bayi kita nanti," ucap Rashila cemberut, membuat Geovano tersenyum.

Kini keduanya sudah berdiri di samping mobil mereka. Geovano memegang pipi Rashila dan menatap istrinya dengan lembut.

"Udah ya?m, ini terakhir kamu keluar buat belanja, besok-besok beli online aja," ucap Geovano, menyadari istrinya sudah hamil besar dan tak boleh sering keluar dan berjalan-jalan lagi di dalam mall seperti ini.

Rashila mengangguk. "Iya," jawabnya. Geovanopun mendekat dan mengecup kening Rashila, kemudian ia membukakan pintu untuk istrinya.

Rashila masuk ke dalam mobil dibantu suaminya. Ia mengatur posisi duduknya, serta memasang sabuk pengaman dengan benar agar tidak menekan perutnya yang sudah besar.

Geovano kini menutup pintu dan hendak berjalan memutar untuk duduk di kursi kemudi.

Namun baru saja ia melangkah, pandangannya langsung bertemu dengan seseorang yang entah bagaimana, sudah berdiri satu meter di hadapannya sekarang.

Kedua mata Geovano membulat. Tatapannya penuh ketersentakan. Ia tak mendengarkan langkah kaki sedari tadi, namun laki-laki ini sudah berada disini sekarang.

Rashila di dalam mobil seketika menurunkan kaca mobil dan menatap Geovano di sampingnya. Rashila panik, sebab ia juga melihat laki-laki yang berdiri di depan mobil mereka sekarang.

Perempuan hamil itu hendak turun, namun Geovano segera menghalanginya dan menutup kembali pintu yang sudah sempat dibuka.

Geovano menurunkan sedikit tubuhnya, agar bisa menatap wajah Rashila dari pintu mobil yang kacanya sudah diturunkan.

"Rashila, nyalain AC nya, naikin kaca dan kunci mobilnya dari dalem," ucap Geovano.

"T-tapi.."

"Rashila," ucap Geovano, tak mengizinkan istrinya mengelak ucapannya. Kini ia tersenyum kecil, menyadari Rashila yang terlihat panik.

"Gakpapa, kalo kamu nurut sama aku, gak bakal kenapa-napa," ucap Geovano.

Rashila seketika menelan ludahnya. Ia berusaha mengatur nafasnya, sebab trauma dan bayangan masa lalu sempat menyelimutinya sesaat.

Namun kemudian Rashila ingat pada Tania. Ia ingat pada gadis yang begitu ia percaya.

Akhirnya Rashilapun mengangguk. Kaca mobil itu ia naikkan. Ia juga menyalakan AC mobil serta mengunci mobil tersebut dari dalam.

Rashila menghela nafasnya pelan dan bersandar di dudukan, sembari memperhatikan laki-laki yang berdiri di depan mobilnya sekarang.

Sementara Geovano berjalan mendekati laki-laki itu. Ia tak dapat melihat wajahnya karena tertutupi masker, namun ia bisa melihat kedua matanya yang menatap dengan serius.

Geovano tak percaya bahwa saat ini, ia benar-benar berhadapan dengan musuh terbesar dalam hidupnya. Ia tak menyangka setelah bertahun-tahun waktu terlewat, ia dan Marcel akhirnya kembali berhadapan.

"Ada apa? kenapa lo munculin diri di depan gua?" tanya Geovano.

"Gua mau lunasin janjinya Tania ke lo."

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now