Chapter 66. Sweetest Gift (17+)

7.4K 545 13
                                    

baca versi eksplisit (18+) hanya di karyakarsa.com/finecinnamon

***

Tania memastikan pintu kamar kostnya sudah terkunci. Ia juga menutup gordennya dan tak membiarkan sedikitpun bagian dalam kamarnya bisa terlihat dari luar.

Kostan ini adalah kostan khusus perempuan yang cukup ketat, tak boleh ada tamu yang masuk ke kamar tanpa izin terlebih dahulu, apalagi tamu laki-laki.

Namun kini, di hari pertamanya tinggal disini, Tania sudah melanggar keras peraturan tersebut. Ia tak hanya membawa tamu, tapi seorang laki-laki ke dalam kamarnya, laki-laki yang entah bagaimana bisa berada di depan jendela kamarnya yang berada du lantai tiga, dan mengetuk seolah dirinya tak takut tertangkap oleh warga sekitar.

Keduanya saling berhadapan dan saling memandang. Marcel sudah melepas masker hitamnya, sehingga wajahnya terlihat sepenuhnya.

"Kamu ngapain kesini? kalo ketauan ibu kost gimana? aku baru banget masuk," ucap Tania.

Marcel tersenyum kecil mendengarnya. Gadis ini menunjukkan wajah seperti sedang marah, namun disaat yang sama ia juga yang sudah membuka jendela dan membiarkan Marcel masuk ke dalam.

"Aku kangen sama kamu."

Ucapan Marcel langsung membuat Tania berbalik. Gadis itu melangkah menjauh dan menghela nafasnya kasar.

"Jangan bohong, kamu pasti kesini mau nyuruh aku pulang ke rumah, kamu pasti mau mempertanyakan kenapa aku kabur dari rumah," ucap Tania, sambil menahan dirinya agar tidak terlalu emosional.

"Enggak, aku udah tau alasannya," jawab Marcel, membuat Tania kembali menengok.

"Ah, iya juga, aku lupa kamu punya banyak anak buah yang bisa kamu suruh buntutin aku kemana-mana, bahkan di rumahpun aku tetep dibuntutin tiap malem."

"Mereka bukan buntutin kamu, mereka jagain kamu, Tania."

"Aku gak mau dijagain mereka!"

Tania mulai menaikkan nada suaranya. Ia kembali mendekat pada Marcel dan menatap laki-laki itu dengan kedua mata yang mulai basah.

"Aku maunya dijagain kamu! kenapa bukan kamu yang jagain aku?? kenapa harus mereka??"

Tok tok!

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Tania. Gadi itu tersentak. Kedua matanya melotot dengan panik.

"Mbak Tania?"

Tania langsung bergerak. Ia melihat sekeliling, mencari tempat untuk Marcel bersembunyi.

Marcel juga ikut berpikir keras. Sepertinya ia tidak akan muat masuk ke dalam lemari pakaian. Akhirnya Marcel berjalan ke arah samping pintu kamar Tania, seperti memberitahu Tania bahwa dirinya akan bersembunyi di balik pintu.

Tania mengangguk dan menelan ludahnya. Iapun mengambil ponselnya di atas kasur kemudian membuka pintu tersebut.

Tania hanya membuka pintunya setengah. Ia tersenyum pada ibu kost di depan kamarnya.

"Ada apa bu?" tanya Tania.

"Ini ibu mau masang sarung bantal sama guling, tadi lupa belum dipasang," ucap ibu kost tersebut.

Tania langsung mendekatkan tangannya untuk menerima sarung bantal tersebut. "Gakpapa bu, biar saya pasang sendiri aja," jawabnya.

"Yaudah kalo gitu." Ibu kost tersebut memberikannya pada Tania. Tak langsung pergi, kini ia malah menatap Tania dengan seksama.

"Tadi ibu denger mbak Tania ngomong ya? kaya lagi ngobrol gitu?" tanya ibu kost tersebut, sambil kedua matanya melihat ke arah dalam kamar kost.

"Oh, iya bu, saya lagi telfonan," ucap Tania, tersenyum canggung dan menunjukkan ponsel di tangannya.

I'm in Love with a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang