Chapter 50. Kamu Ragu?

5K 573 22
                                    

Beberapa hari sudah berlalu semenjak kejadian di kediaman keluarga Emerald. Saat ini, seorang perempuan yang sedang hamil, mengobrol santai dengan seorang ibu muda yang menyusui bayinya.

"Jadi Tania nyamar jadi orang catering?"

Madelyn bertanya pada Rashila, sepupunya yang menyaksikan tentang kejadian malam itu.

"Iya, dia sempet ketangkep dan ditahan sama keluargaku, tapi habis itu kabur."

Madelyn yang mendengar itu mengernyit. Kenapa? kenapa Tania melakukan semua itu? batin Madelyn tak mengerti.

"Shil, terserah lo mau percaya apa enggak, tapi gua kenal sama Tania, dan kalo dugaan keluarga lo Tania itu orang suruhannya Marcel, gua yakin kalian keliru."

"Gua emang gak tau tujuan Tania ngelakuin semua itu untuk apa, tapi gua yakin seratus persen Tania gak berniat jahat sama kalian."

Rashila yang mendengarkan semua itu kini menelan ludahnya. Sesungguhnya, iapun merasa bahwa perempuan bernama Tania itu tidak memiliki niat jahat. Ia juga kabur hanya karena ketakutan.

Namun keluarganya sudah sangat membenci Marcel, dan apapun yang berhubungan dengan laki-laki itu, termasuk Tania.

"Jadi mereka pacaran?" tanya Rashila.

"Gua juga gak tau pacaran apa enggak, tapi yang pasti mereka saling peduli satu sama lain, mereka juga berjuang buat bikin hubungan mereka berjalan meskipun Tania kadang keliatan terpukul banget sama fakta kalo dia jatuh cintanya sama napi kaya Marcel."

Rashila mengangguk-angguk mendengarnya. Jika dipikir-pikir, posisi Tania memang sangat tidak menyenangkan. Bagaimana rasanya jatuh cinta pada seorang yang akan menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara?

"Lo mau gak gua temuin sama Tania?"

Pertanyaan Madelyn membuat Rashila tersentak. Ia menatap perempuan itu sambil mengerjap.

"Ketemuan?"

"Iya, lo gua atur ketemuan sama Tania, berduaan aja, biar kalian bisa ngobrol, biar lo bisa sedikit ngenal dia, lo juga bisa minta penjelasan ke dia kenapa sampe nyamar buat masuk ke rumah keluarga lo."

Rashila menelan ludahnya. "T-tapi gak bakalan boleh sama kak Geo," ucapnya.

"Ya jangan bilang suami lo lah, atau bilang aja mau mom time berduaan sama gua," ucap Madelyn, tersenyum dan meyakinkan sepupunya.

Rashila yang melihat itu ikut tersenyum geli. Ia mendekat sedikit dan melihat ke arah Christopher, bayi laki-laki yang tidur sambil menyusu di gendongan Madelyn.

"Si gemes ini gak diajak?" tanya Rashila, mengusap pelan pipi Christopher.

"Oh iya, lupa gua udah punya anak," jawab Madelyn.

Rashila menutup mulut agar suara tawanya tak membangunkan bayi itu. Ia mendorong pelan lengan Madelyn yang membuatnya begitu geli. Keduanya sama-sama menahan tawa mereka.

"Gimana Shil? mau gak?" tanya Madelyn setelah keduanya terdiam.

Rashila menghela nafasnya pelan. Ia akhirnya mengangguk, mengiyakan penawaran Madelyn.

"Yaudah, nanti gua kabarin Tania dan gua atur waktunya," ucap Madelyn yang diangguki Rashila.

***

Sementara itu di ruang jaga sebuah lapas penjara, seorang sipir perempuan sedang berkutat dengan pekerjaannya. Meskipun tugasnya disini seharusnya menjaga para tahanan, namun ia lebih banyak menghabiskan waktunya mengurusi data mereka.

Tania melihat jam dinding. Masih pukul sepuluh pagi, padahal ia merasa sudah berjam-jam berada disini.

Kini Taniapun menyandarkan punggungnya di kursi, dan menghela nafasnya panjang. Tania sangat ingin istirahat, beberapa hari terakhir entah kenapa pekerjaannya terasa menumpuk. Tania butuh healing.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now