Chapter 18. Kencan Terakhir

11.4K 1K 61
                                    

Tania masuk ke dalam kamarnya. Ia baru saja sampai di rumah dan hendak beristirahat sebentar sebelum membantu ibunya masak.

Setelah melepas tasnya, Tania duduk di tepi kasur. Ia menghela nafasnya panjang. Ia sudah mengatakan pada Marcel bahwa dirinya akan resign dari lapas.

Ekspresi laki-laki itu terlihat tersentak sekaligus kecewa, namun Tania berusaha untuk tidak memepedulikan.

Bagaimanapun, Marcel hanyalah orang asing dalam hidupnya. Terlebih lagi Tania sudah memiliki calon suami yang akan melamarnya minggu depan.

Tania sudah tidak sabar Fernando segera pulang dari luar kota dan melamarnya. Ia ingin menyudahi segala kegundahan ini dan memulai hidup baru sebagai seorang istri.

***

Keesokan harinya.

Pagi ini Tania datang dengan perasaan berdebar. Mungkin karena ia baru saja menyerahkan surat resign nya ke pusat.

Staff disana mengatakan jika tidak ada halangan, surat resign Tania akan di approve esok hari, yang artinya Tania bisa mulai berhenti bekerja lusa.

Tania kini memasuki ruang jaga. Pandangannya refleks tertuju pada Marcel yang berada di sel tahanannya.

Marcel duduk bersama napi lain di dalam. Ia melihat ke arah Tania dengan tatapan yang tenang.

Tania menelan ludahnya. Ia berusaha untuk tidak memikirkan hal itu dan langsung menuju meja kerjanya. Tania akan menyelesaikan kerjaannya sebelum dirinya resign.

Semoga saja Marcel tidak menyuruhnya ini itu hari ini.

***

Jam makan siang telah selesai. Kini para tahanan sedang menunggu giliran mereka dituntun menuju luar sel untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal masing-masing.

Marcel yang berdiri di depan jeruji besi, memanggil Tania.

Taniapun berjalan mendekat. "Kenapa?" tanyanya, menatap Marcel.

"Kalo kamu mau nyuruh-nyuruh, tolong hari ini jangan terlalu banyak ya, soalnya aku mau nyelesaiin kerjaan aku," ucap Tania.

"Emang siapa yang mau nyuruh?" ucap Marcel.

Tania menelan ludahnya. "Terus..?"

"Nanti jam tujuh malem, ketemuan di samping," ucap Marcel pelan.

Tania membelalak. Marcel mengajaknya bertemu lagi di pintu tempat ia biasa kabur?

"Ngapain??" tanya Tania.

"Kencan."

Kedua mata Tania membulat. Ia menatap laki-laki itu tersentak.

"Kan lo bilang, kita gak bakal ketemu lagi setelah ini, jadi sebelum berpisah, kencan dulu."

Tania mengerjap tak percaya. "Marcel kamu tuh ngerti gak sih? aku ini udah punya pacar, calon suami bahkan, masa kamu masih ngajak aku kencan??" ucap Tania.

"Ck, lo gak kasian apa sama gua? gua ini mau ditinggal nikah sama cewek yang gua suka, nurut aja ngapa?"

Tania menelan ludahnya. Apa ini? kenapa laki-laki ini playing victim??

Marcel tersenyum geli menyadari Tania yang terlihat luluh karena ucapannya barusan.

"Pokoknya nanti malem jam tujuh, selama lo masih kerja disini, lo masih budak gua, nurut."

"Kalo aku gak dateng, kamu mau apa??" ucap Tania.

Marcel tersenyum kecil, menatap Tania yang menantangnya, berusaha tidak terlihat takut padanya.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now