Chapter 32. You Taste Good (17+)

16.1K 1K 74
                                    

chapter 18+ nya tersedia di karyakarsa.com/finecinnamon

***

***

"Mulut kamu bau rokok."

Kedua mata Marcel membulat. Tania melepaskan ciumannya, bukan karena alasan yang Marcel pikirkan? bukan karena dirinya adalah seorang kriminal?

Tania menelan ludah. Jantungnya berdebar kencang hingga ia tak sanggup menatap wajah Marcel. Kedua tangan Tania juga masih menahan bahu Marcel di atasnya.

"Aku gakmau ciuman sama kamu, kalo mulut kamu bau rokok."

Marcel tak menyangka. Ia tak menyangka Tania akan mengatakannya. Ia pikir Tania membencinya bukan karena alasan itu.

Kini keduanya sama-sama terdiam. Marcel terdiam karena tersentak, sementara Tania menahan rasa malu.

Apa? apa yang baru saja ia katakan? kenapa ia memberikan lampu hijau pada laki-laki ini?? batin Tania merutuki dirinya sendiri.

Tiba-tiba Tania melihat Marcel yang turun dari kasur. Taniapun bangkit dan memperhatikan laki-laki itu. Marcel masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya.

"Ngapain..?" gumam Tania bingung.

Tania mendengar suara dari kamar mandi. Suara seperti seseorang yang sedang menggosok gigi.

Tania tersentak. Marcel buru-buru menggosok giginya karena ucapan Tania tadi??

Setelah beberapa lama, Marcel keluar. Laki-laki itu langsung berjalan kembali ke arah kasur sambil mengusap mulutnya.

Tania yang melihat itu tak kuasa menahan senyumnya. Ia melihat Marcel yang kembali naik dan berusaha menindihnya.

"Kamu habis gosok gigi?" tanya Tania.

Marcel terdiam sesaat seperti orang bingung. Iapun mengangguk.

"Pftt.. hahaha!"

"Gak usah ketawa."

Tania berusaha keras menahan tawanya. Tapi entah kenapa, ini benar-benar lucu.

Sementara Marcel tak mempedulikan dan segera menarik tengkuk Tania. Ia memiringkan kepalanya dan kembali mencium bibir gadis itu.

Tania tersenyum di sela ciumannya. Aroma rokok itu sudah tidak terlalu menyengat, karena digantikan dengan aroma mint yang segar.

Laki-laki ini lucu juga, batin Tania. Kini Tania sudah kembali berbaring dan Marcel menindihnya di atas.

Entah apa yang membuat pendiriannya runtuh, namun Tania sudah terlanjur terbuai. Ia terbuai karena ciuman ini, ciuman yang begitu ia nikmati hingga rasanya akal sehat tak lagi berfungsi.

Tania mungkin akan merasa bersalah setelah ini, bukan pada Marcel, bukan pada Fernando, tapi pada dirinya sendiri. Tania seharusnya menolaknya. Ia seharusnya menampar laki-laki ini.

Tapi entah kenapa..

"Engh.."

Tania merasakan tangan Marcel yang mulai bergerak dengan liar.

Benar juga, sejak awal, laki-laki ini memang punya masalah dalam urusan mengontrol diri. Tania hampir lupa akan hal tersebut.

Marcel sudah mulai membuka satu persatu kancing kemeja Tania, menampilkan bra berenda yang Tania kenakan tanpa melepas ciuman mereka.

Tangan Marcel begitu lihai, terlalu lihai hingga ia bisa melepaskan bra tersebut tanpa perlu melepas kemeja yang Tania kenakan.

Akhirnya untuk pertama kalinya, Marcel dapat melihatnya. Kedua payudara Tania tanpa terhalangi apapun.

I'm in Love with a VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang