Chapter 15. Marcel's Ex-Girlfriend

12.3K 1K 29
                                    

Saat ini, Tania sedang bersiap untuk pulang. Gadis itu sudah menghabiskan waktu cukup lama di apartemen Marcel. Mulai dari menyiapkan makanan, mengipasi, memijat kaki Marcel, dan lain sebagainya. Ia benar-benar merasa seperti seorang budak.

Tapi satu hal paling kejam yang Marcel paksa Tania lakukan adalah menyuapi Marcel, sebab kegiatan itu berujung pada Tania yang melakukan hal paling memalukan seumur hidupnya.

Tania melirik ke arah laki-laki yang sudah berpakaian lengkap, dan duduk di sofa ruang tamu apartemennya. Ia bersantai menonton televisi sambil memakan potongan buah stroberi yang masih tersisa.

"A-aku pulang," ucap Tania, entah kenapa pamit pada Marcel.

"Hm," sahut Marcel, laki-laki itu tak menengok dan hanya menatap layar televisi.

Tania berdecak kesal. Apakah Marcel tidak ada keinginan untuk berterima kasih, atas jasa yang Tania berikan padanya sedari tadi?

Tentu saja tidak. Tania kan hanya budak, dan Marcel adalah tuannya.

Kini Tania teringat sesuatu. Ia melihat cincin berwarna perak yang berkilauan melingkar di jari manisnya. Ia tersenyum.

"Marcel, liat."

Tania menunjukkan jemarinya pada Marcel. Marcel sontak menengok. Pandangannya langsung tertuju pada cincin tersebut.

"Aku udah tunangan sama pacarku," ucap Tania, tersenyum bangga.

Marcel yang melihat itu terdiam sesaat. Ia masih memperhatikan cincin itu.

"Terus?" ucap Marcel, membuat Tania menelan ludahnya.

Marcel kembali memakan buah stroberi dan menatap layar TV. Laki-laki itu terlihat tidak peduli.

Tania yang melihat itu mengernyit bingung. Ia menurunkan kembali tangannya ke bawah.

Apa ini? Tania pikir, laki-laki ini akan kesal dan cemburu. Marcel terlihat tidak peduli sama sekali.

Apa laki-laki ini tidak cemburu?? apa ia memang berbohong soal perasaannya pada Tania? Semoga saja.

Kini Taniapun bergegas pergi. Ia hendak meninggalkan Marcel di apartemen ini. Namun setelah beberapa langkah, Tania kembali berhenti. Gadis itu menelan ludahnya.

Perlukah dirinya menanyakan tentang hal tersebut? tapi bukankah itu memalukan??

Tania berbalik dan menengok pada Marcel. Ia mengepal tanganya kencang, berusaha meyakinkan dirinya untuk bertanya.

"Marcel," panggil Tania, membuat Marcel kembali menengok padanya.

Keduanya saling menatap. Marcel menatap Tania dengan tenang, sementara Tania menatapnya dengan ragu dan penuh kekhawatiran.

"Apa kamu.. masih suka.. sama aku?"

Tania menelan ludahnya dengan susah payah setelah melontarkan pertanyaan tersebut. Ia menatap Marcel dengan panik.

Sementara Marcel, laki-laki itu sedikit tersentak karena pertanyaan Tania barusan. Ia terdiam sesaat, dan menciptakan suasana hening diantara mereka berdua.

Tania terdiam berpikir. Apa ini? kenapa jadi hening?? Apakah pertanyaan barusan terdengar bodoh??

Tania merutuki dirinya sendiri. Apa yang sesungguhnya ia pikirkan?!

"Masih."

Seketika, kedua mata Tania membilat. Ia menatap Marcel yang baru saja mengucapkan satu kata itu.

Tania mengerjap sesaat. "Masih..?" gumamnya. "T-tapi kan aku udah tunangan," ucap Tania, tak mengerti.

Marcel menghela nafasnya pelan, kemudian ia mengalihkan pandangannya dan menatap ke layar TV. Marcel melanjutkan kegiatannya, sementara Tania masih terdiam di tempatnya.

I'm in Love with a VillainKde žijí příběhy. Začni objevovat