Chapter 67. I Don't Belong to Her

5K 509 27
                                    

Malam hari di dalam sebuah kamar apertemen yang begitu mewah, seorang laki-laki berdiri di depan jendela, dan memandang ke arah kota yang terlihat indah.

Laki-laki itu adalah Marcel. Ia merenung, sembari meminum sebotol kecil bir yang sedari tadi ia pegang ditangannya.

Pikiran Marcel melayang kemana-mana. Beberapa saat yang lalu, salah satu anak buahnya yaitu Damian, mengabari sesuatu yang membuat Marcel tercengang.

Tania, dan Selena ada di dalam satu tempat yang sama, yaitu panti asuhan. Kedua perempuan yang seharusnya tak pernah bertemu apalagi berdekatan itu, berada di dalam lokasi yang sama.

Marcel benar-benar tak mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi. Ia sudah memperingatkan Selena untuk tidak melangkahkan kaki ke panti asuhan. Ia juga sudah meminta Tania untuk lebih berhati-hati ketika bepergian. Namun kenapa keduanya tetap saja bertemu?

Tak punya pilihan lain, Marcel akhirnya menghubungi Selena agar segera menghampirinya. Dan benar saja, tak butuh waktu lama, kini bel apartmennya sudah berbunyi, menandakan Selena sudah sampai disini.

Marcel menghela nafasnya, kemudian meletakkan bir yang ia pegang di atas nakas. Ia berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

Senyuman lebar dan wajah sumringah seorang perempuan langsung jadi pemandangan. Selena terlihat begitu senang, dan bahkan langsung berjalan maju untuk memeluk Marcel dengan erat.

"I miss you Marcel, I miss you so much," ucap Selena, setelah beberapa hari tak berhasil menemukan keberadaan Marcel.

Selena begitu senang karena Marcel lah yang menelfonnya dan bahkan memintanya untuk datang. Tanpa melepaskan pelukannya, ia mendongak menatap laki-laki itu.

"Kamu kangen juga kan sama aku, sampe nelfon aku kesini?" tanya Selena, dengan senyuman di bibirnya.

Marcel tak menjawab. Ia malah melepaskan pelukan Selena dari tubuhnya kemudian berbalik dan berjalan ke arah kamar.

Selena yang melihat itu masih tetap tersenyum. Ia yakin Marcel hanya gengsi untuk mengakuinya. Kini Selenapun menutup pintu kamar apartemen baru ini kemudian mengikuti Marcel masuk.

Selena melihat suasana kamar yang cukup luas dan begitu mewah. Ia langsung melempar tasnya ke atas kasur, kemudian dirinya sendiri.

"Ahh.. ternyata kamu selama ini ada disini, aku udah cari kemana-mana padahal," ucap Selena, yang sudah berbaring di atas kasur berukuran king itu.

Sementara Marcel sudah kembali berdiri di depan jendela kaca. Marcel mendengarnya. Selena sedari tadi berucap padanya dengan panggilan aku-kamu, yang artinya gadis ini sedang dalam mood yang baik, dan menunjukkan sikap manjanya pada Marcel.

"Tadi aku habis dari panti, nyariin kamu, kirain kamu disana, eh adanya malah anak buah kamu yang songong-songong itu, sama cewek-cewek gak jelas," tutur Selena, yang sudah bangkit dan duduk di tepi kasur.

Marcelpun menengok pada gadis itu. "Ngapain lo ke panti? bukannya gua udah bilang gak boleh dateng kesana?" ucapnya.

Selena mengedikkan bahunya kemudian berjalan mendekati Marcel. "Habis kamu susah banget dicari, jadi mau gakmau aku harus kesana mastiin," tuturnya, sembari melingkarkan tangannya di lengan Marcel.

"Hah.. pemandangannya indah banget ya dari sini," ucap Selena, menatap ke arah pemandangan kota di malam hari.

Selena kembali menatap Marcel di samping yang masih memperhatikannya.

"Pasti enak banget ng*we disini, a good sex with good view," ucap Selena, tersenyum miring kemudian menjilat bibirnya sendiri.

Marcel tak menanggapi itu dan hanya menatap ke depan, sementara Selena tiba-tiba mengubah posisinya.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now