Chapter 82. Enough Sacrifice

4.2K 577 61
                                    

Sore hari di atas motor ojek online yang melaju, seorang gadis sedari tadi merenung. Ia baru saja pulang dari kantornya.

Meskipun kedua matanya begitu sembab dan tubuhnya terasa lemas, namun gadis itu tetap menjalankan aktivitasnya, sebab ia sadar dirinya punya tanggung jawab yang harus diselesaikan.

Setelah seharian berusaha keras untuk fokus pada pekerjaannya, kini gadis itu sudah kembali memikirkan permasalahan terbesar dalam hidupnya, permasalahan menyangkut kebahagiaan dan cita-cita yang sejak dulu ia miliki.

Renungan demi renungan tak berhasil membuatnya menemukan jalan keluar. Ia hampir putus asa setelah kekasihnya secara tidak langsung memintanya untuk pergi dan melanjutkan hidup.

Akhirnya, ojek online yang ia naiki sampai di tujuan. Tania segera turun, dan memandang ke arah sebuah rumah yang sudah beberapa lama tak ia datangi.

Tania memencet bel yang ada di gerbang rumah tersebut, dan tak lama, seorang perempuan paruh baya muncul untuk menyambutnya.

"Tania??"

Perempuan itu, Naomi, terlihat tersentak melihat wajah Tania yang pucat dan kedua matanya yang sedikit membengkak.

"Tante Naomi," sahut Tania, memaksakan senyuman di bibirnya, sembari memberikan buah tangan yang sudah ia beli di jalan.

"Makasih ya, ayo masuk," ajak Naomi. Taniapun masuk dan Naomi segera menutup gerbang.

Keduanya bergegas ke dalam rumah, Naomi yakin ada sesuatu hal terjadi yang membuat Tania datang ke rumahnya dengan keadaan seperti ini.

***

"Marcel ngajak putus??"

Saat ini, Naomi dan Tania sudah berada di ruang tengah. Naomi duduk di samping Tania, dan mendengarkan gadis yang sedari tadi bercerita padanya.

Tania sudah berjanji tidak akan menangis di depan Naomi. Ia hanya ingin bercerita dan memberitahu Naomi apa yang sudah terjadi, namun ternyata dirinya malah tak bisa menahan diri sama sekali.

Tania jadi terlihat seperti anak kecil yang sedang mengadu pada orangtuanya. Marcel pasti akan membencinya jika ia tahu Tania sudah melibatkan orangtua mereka dalam permasalahan ini.

"Dia emang gak bilang secara langsung tante, tapi aku tau maksud dia buat ngajak putus, dia bilang dia mau liat aku menikah sama orang lain dan hidup bahagia, padahal aku cuma mau nikahnya sama dia," tutur Tania dengan airmatanya yang mengalir deras.

"Aku sama dia udah berjuang sejauh ini, nyesek banget kalo Marcel tiba-tiba nyerah, tante," lanjut gadis itu, menatap Naomi.

"K-kalo Marcel ada dateng kesini, tolong bilangin ke dia supaya gak nyerah ya tante, tolong kasih semangat Marcel biar dia mau berjuang lagi sama aku."

Naomi yang mendengar itu masih terdiam. Jantungnya berdebar kencang. Ia memperhatikan gadis malang yang datang padanya ini, bersama dengan ketidakmengertian serta keputusasaan akan apa yang bisa ia lakukan untuk mempertahankan hubungannya.

Kini Naomipun segera mendekat dan memeluk Tania dengan erat. Ia membiarkan gadis itu menangis di pelukannya.

Meskipun Tania datang padanya membawa berita buruk dan memilukan, tapi Naomi begitu senang Tania memilin datang kesini. Ia begitu senang sebab dirinya sudah dilibatkan dalam semua ini.

Naomi tidak yakin apakah dirinya dapat meyakinkan Marcel seperti apa yang diinginkan Tania padanya, namun Naomi akan berusaha, demi kebahagiaan gadis ini, serta kebahagiaan puteranya juga.

***

"Maaf, tapi gak ada yang bisa saya lakukan, Tania."

Ketika malam hari tiba, Tania sudah berada di tempat yang berbeda.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now