Chapter 20. Not-so-happy Ending

11.2K 1.1K 59
                                    

Pagi hari di lapas, para napi sedang sarapan di dalam sel masing-masing.

Marcel sudah selesai makan. Ia kini duduk terdiam memikirkan cara untuk keluar sebentar demi merokok, sembari menatap seorang sipir perempuan yang sudah duduk di meja kerjanya dan berkutat dengan pekerjaan.

Ketiga tahanan yang berada di sel yang sama kini memperhatikan Marcel.

"Katanya mbak Tania mau resign ya bos?" tanya Adi.

"Hm," jawab Marcel tanpa melepas pandangannya.

"Trus gimana? bos gak sedih?"

"Iya, bos tuh sebenernya naksir kan sama mbak Tania?" tanya Cahyo.

"Hm," jawab Marcel lagi.

"Trus kok bos diem aja, gak ditahan biar gak resign? atau diapain gitu biar gak kemana-mana?"

Marcel tersenyum mendengarnya. Ia menghela nafasnya pelan.

"Biarin aja, itu pilihan dia, terserah dia," ucap Marcel.

Adi, Bani dan Cahyo terlihat tersentak. Mereka tidak menyangka Marcel akan mengatakan hal tersebut.

"Bos aja jadiin mbak Tania budaknya, masa giliran dia mau resign dibiarin gitu aja??"

"Dia kan budak gua krena dia kerja disini, kalo dia mau keluar kerjaan, yaudah, gua bisa apa?" ucap Marcel.

"Emang alesan dia resign kenapa? gak kuat sama bos?" tanya Cahyo penasaran.

Marcel tersenyum. "Bukan," jawabnya. "Dia bilang mau nikah."

Ketiga napi yang mendengarkan Marcel kini tercengang. Mereka begitu tersentak, sekaligus panik mendengarnya.

Ketiganya saling menatap. Mereka tak percaya, bahwa Marcel akan melepaskan gadis yang ia sukai pada laki-laki lain.

Marcel yang melihat itu paham. Ia tersenyum.

"Gua emang naksir sama dia, tapi gua ini kriminal, gua hidup di lingkungan buruk yang dikelilingin orang-orang gak bener, sedangkan dia cewek baik-baik," ucap Marcel sambil memandangi Tania yang masih fokus dengan pekerjaannya.

"Hidup dia bisa ikutan ancur kalo sama gua, jadi lebih baik dia sama cowok pilihannya."

Adi, Bani dan Cahyo terdiam mendengarnya. Mereka tidak menyangka Marcel akan merelakan gadis yang ia sukai dengan alasan seperti itu, namun kini mereka jadi sadar betapa sukanya Marcel pada Tania.

"Kalo mbak Tania gak punya pacar, bos gas terus gak sampe dapet?" tanya Adi.

Marcel yang mendengar itu terdiam sesaat. Ia kini menatap ke arah Tania.

Sesungguhnya, Marcel tak pernah kepikiran hal tersebut.

Sejak menyadari bahwa dirinya menyukai Tania, Marcel sudah tahu bahwa Tania telah memiliki pasangan.

Marcel juga tak pernah kepikiran untuk benar-benar memiliki gadis itu, mengingat kondisi hidupnya yang berantakan.

Tapi jika sejak awal Tania tak memiliki pasangan, apakah Marcel akan berusaha mendapatkannya?

"Saudara Marcel."

Marcel menengok. Ia melihat seorang penjaga yang memanggil namanya.

"Anda kedatangan tamu."

Marcel mengernyit. Tamu? siapa?

Kini Marcelpun berjalan keluar dari pintu jeruji sel yang sudah dibuka. Kedua tangannya diborgol terlebih dahulu sebelum dituntun keluar dari ruang jaga.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now