Chapter 30. Move On

8.7K 996 98
                                    

Saat ini di dalam ruang tamu, Tania duduk dengan tenang. Di depannya, seorang laki-laki juga duduk dan menatap ke arahnya.

"Kak Nando, udah ada bukti nyata kalo kamu selingkuh, mau jelasin apa lagi?"

Tania menunjukkan sebuah foto. Ini adalah foto yang diberikan Novi pada Tania beberapa hari lalu.

Novi baru memeritahu Tania bahwa ia sempat memotret kejadian di cafe, saat Fernando sedang berpegangan tangan dengan seorang perempuan.

Fernando yang melihat foto itu menelan ludahnya. Ia tak tahu lagi harus berkata apa. Laki-laki di foto itu memang dirinya.

"Aku bener-bener gak paham kenapa kak Nando masih juga dateng kesini, apa yang mau dijelasin? alesan kak Nando selingkuh? atau emang kak Nando pengen bikin aku tersiksa aja?"

Fernando menggeleng. Ia memegang tangan Tania namun gadis itu langsung melepasnya.

"Jangan nyentuh aku, kita udah gak pacaran lagi sekarang," ucap Tania.

Fernando yang mendengar itu memejamkan mata dan memijat keningnya frustasi. Ia masih tak menyangka hubungannya dengan Tania sudah berakhir setelah begitu lama mereka jalin.

"Tania, perempuan itu namanya Nafa, dia-"

"Dia orang yang suka berduaan sama kak Nando di pantry kantor?" ucap Tania, memotong.

Fernando membelalak. Darimana Tania tahu soal itu? itu hanyalah hal yang diketahui oleh orang-orang kantor, batin Fernando.

"Yaudah sana sama dia aja, nikahin dia, seriusin dia, ngapain si masih kesini?" ucap Tania lelah.

Fernando menggeleng. "Dengefin aku dulu Tania," ucapnya.

Fernando tiba-tiba berpindah. Ia berlutut di depan Tania dan menggeggam tangan Tania dengan erat.

"Oke aku bakal jujur sama kamu," ucap Fernando. "Nafa sama aku itu temenan, kita emang lumayan deket."

Tania menghela nafasnya kasar. Kedua mata Tania mulai basah. Laki-laki ini kejam. Ia tak sadar juga bahwa Tania begitu hancur menghadapi situasi ini. Ia seperti tak mengerti bagaimana posisi Tania saat ini.

"Karena Nafa orang baru di kantor, dia jadi bergantung terus ke aku, dan aku mungkin gak sadar kalo dia lama kelamaan punya rasa ke aku."

"Dan juga-" Fernando menelan ludahnya.

"Karena dia terus-terusan ngedeketin aku, akhirnya aku jadi kebawa suasana."

Tania yang mendengar itu tersenyum miris. Laki-laki ini melempar kesalahan pada perempuannya, seolah-olah dirinya tak bersalah dalam situasi ini.

Kini Tania benar-benar tak mengerti. Ia tak mengerti kenapa dirinya bisa jatuh cinta pada laki-laki seperti ini.

"Aku ngakuin itu Tania, tapi aku berani sumpah aku gak pernah punya rasa beneran sama dia, aku gak serius sama dia, aku cuma serius sama kamu Tania."

"Dan sekarang aku nyesel banget, aku harusnya gak kebawa suasana, aku harusnya lebih tegas ke Nafa, aku harusnya kasih tau dia kalo aku udah mau serius sama perempuan yang bener-bener aku sayang yaitu kamu."

Tania yang mendengar itu tak kuat lagi. Ia menggeleng. Ia benar-benar tak percaya ada laki-laki seperti Fernando di dunia ini.

Tania berdiri dan melepaskan tangan Fernando secara paksa.

Fernando pun ikut berdiri. "Tania, maafin aku, aku nyesel, aku janji yang kaya gini gak akan terjadi lagi."

Fernando memegang kedua pipi Tania agar gadis itu menatapnya.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now