Chapter 80. My Gentle Lover (18+)

7K 582 34
                                    

Di malam hari yang begitu sejak dan menenangkan, seorang perempuan dan laki-laki sedari tadi terdiam di atas motor yang membawa mereka bergerak maju menyusuri jalanan.

Suasana malam ini cukup ramai, namun tidak terlalu padat. Gadis yang sedari tadi memeluk kekasihnya dari belakang, tak memiliki keinginan untuk bertanya kemana laki-laki ini akan membawanya pergi. Ia akan mengikuti kemanapun, dan merasa senang dimanapun mereka sampai.

Asalkan bersama Marcel, Tania akan merasa aman. Asalkan bersama Marcel, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Setelah perjalanan cukup jauh, Tania mulai menyadari kemana Marcel membawanya pergi. Ini adalah sebuah cafe, cafe yang dulu pernah mereka datangi ketika Marcel baru memulai permainannya dengan Tania.

"Kamu inget gak tempat ini?" tanya Marcel ketika mereka memasuki area parkiran.

"Inget, yang dulu kamu bikin aku kelilit utang ciuman," ucap Tania.

Marcel di depan kini tertawa geli. Sepertinya Tania masih sangat ingat bagaimana dulu mereka memulai hubungan.

"Ehm, kalo gak salah ini pertama kali kita keluar bareng," sahut Marcel sembari memarkikran motornya.

Taniapun turun dan melihat ke arah cafe tersebut. Rasanya sudah begitu lama sejak hari itu, atau mungkin waktu yang berlalu begitu cepat?

"Disini juga kamu pertama kali tau kalo mantan pacarmu selingkuh."

Ucapan Marcel membuat Tania menengok. Laki-laki itu sudah turun juga dan berjalan menghampirinya. Marcel memegang tangannya dengan lembut.

"Iya, untung aja ketauan," ucap Tania akhirnya, mengingat bagaimana mantan kekasihnya yang bernama Fernando itu menjalin hubungan dengan wanita lain ketika mereka masih pacaran.

Kini Tania dan Marcel saling berhadapan. Tania mendongak menatap laki-laki yang berdiri menjulang di depannya. Marcel sudah melepaskan masker di wajahnya.

Melihat wajahnya, menatap kedua matanya yang juga menatapnya, langsung membuat jantung Tania berdebar kencang.

Kapan terakhir kali mereka bisa seperti ini? saling menatap tanpa mengkhawatirkan banyak hal, saling berpegangan tangan tanpa takut ada yang melihat.

"Kamu.. tumben pake rok?"

Seketika, ucapan Marcel membuat Tania tersentak. Gadis itu menunduk dan melihat pakaian yang ia kenakan.

Malam ini Tania mengenakan pakaian yang tidak biasa, yaitu atasan kaus lengan panjang beserta rok sepanjang lutut yang sudah lama tak ia kenakan.

Kini Tania merasakan wajahnya yang memerah. Ia mengenakannya sebab Marcel mengatakan bahwa mereka akan pergi kencan. Tania buru-buru memilih pakaian, dan entah kenapa perpaduan inilah yang ia pilih akhirnya.

"Gak bagus ya?" tanya Tania.

Marcel seketika tersenyum. "Bagus, bagus banget," ucap Marcel sambil mendekat dan menyentuh pipi Tania dengan lembut.

"Kamu cantik banget pake rok, Tania."

Tania yang mendengar itu sedikit membulatkan kedua matanya. Jantungnya semakin berdebar kencang. Wajahnya yang sudah merah karena menangis, kini jadi semakin memerah karena tersipu malu.

Kecupan lembut segera diberikan Marcel di pipi Tania yang memerah, kemudian laki-laki itu kembali mengeratkan pegangan tangan mereka.

"Ayo masuk," ajak Marcel.

Tania menelan ludahnya dan mengangguk. Ia berusaha keras menahan dirinya agar tidak terlalu emosional. Ini hanyalah kencan, kencan biasa yang ia lakukan bersama laki-laki yang begitu ia cinta.

I'm in Love with a VillainWhere stories live. Discover now