Chapter 14. ABS Marcel

11.7K 1K 27
                                    

Pagi hari yang cerah di depan rumah nomor tujuh, Tania turun dari motor yang ia kendarai

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Pagi hari yang cerah di depan rumah nomor tujuh, Tania turun dari motor yang ia kendarai. Ia mengambil sebuah kresek besar berisi rangkaian bunga yang ia beli ketika perjalanan kesini.

Tania memencet bel yang berada di samping pagar rumah itu. Ia melihat seorang perempuan paruh baya yang keluar dari pintu rumahnya.

Tanua tersenyum, ketika perempuan itu membuka pagar untuknya.

"Pagi bu, saya mau nganter bunga," ucap Tania, memberikan bouquet bunga segar tersebut.

Naomi tersenyum. Ia menerimanya dengan senang. "Makasih banyak ya nak Tania," ucapnya.

"Sama-sama bu," jawab Tania.

"Padahal kemarin Marcel dateng kesini, kenapa gak dia aja sekalian yang bawa bunga ya? masih aja nyuruh-nyuruh kamu," tutur Naomi.

Tania yeng mendengar itu mengernyit. "Kemarin Marcel kesini bu?" tanyanya.

"Iya, biasa, numpang makan sambil ngeluh," jawab Naomi tersenyum.

Tania mengerjap. Marcel benar-benar datang? kenapa? biasanya selama ini ia selalu terlihat menghindar?

Kini Tania teringat. Marcel sedang menjalani proses sidangnya yang baru, laki-laki itu pasti datang kesini untuk menenangkan dirinya.

"Kapan-kapan, mampir ke rumah tante, kita makan bareng," ajak Naomi.

Tania menelan ludahnya. Ia mengangguk. "Makasih tante, saya berangkat dulu," ucapnya.

"Iya hati-hati."

Tania kembali menaiki motornya. Ia melajukan motornya menuju ke tempat kerja.

Di jalan, Tania merenung. Padahal, ia sudah begitu semangat untuk memamerkan promise ring yang diberikan Fernando untuknya kepada Marcel.

Tapi sepertinya Tania harus menahan egonya, sebab Marcel sedang dalam kondisi yang tidak baik. Meskipun menyebalkan, Tania tetap saja tidak tega.

***

Tania menyesal. Ia seharusnya tidak merasa sedikitpun kasihan pada laki-laki bejat bernama Marcel.

Saat ini, Tania sedang berjalan keluar dari lapas. Ia hendak membelikan cemilan, untuk tuannya yang sedari tadi menyuruhnya ini itu.

Waktu baru menunjukkan pukul sepuluh pagi, tapi Tania rasanya sudah mulai kerja rodi.

Marcel memanggil Tania ke bangunan kosong. Ia menyuruh Tania membeli rokok, kemudian cemilan, kemudian minuman, kemudian cemilan lagi, dan membawakannya kesana.

Tania ngos-ngosan. Jarak warung dari lapas cukup jauh, apalagi lokasi bangunan kosong yang berada di ujung.

Tania masuk ke dalam membawakan pesanan ketiga Marcel hari ini, yaitu roti mesis dan permen karet. Ia meletakkannya di atas meja, dan menatap Marcel yang sedang bersantai di sofa.

I'm in Love with a VillainTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon